29 : Until Dawn

2.2K 286 9
                                    

Keesokan harinya. Kamu udah bangun pagi banget buat lari pagi. Sekitar jam 05.30 am udah standby. Tapi bukan itu doang. Ternyata yang kamu kira kosan masih sepi dihari minggu ini, itu hanya mimpi. Nyatanya udah banyak yang bangun, sambil gedor-gedor pintu temen kosan sebelahnya. Contohnya aja ini sih Jin, bangunin seisi kamar Jungkook. Gedor-gedor pintu dengan membabi buta.

"Jungkook bangun oy! Sampe kapan lu mau ngebo terus?!" Teriak Jin berada didepan kamar Jungkook. Sudah sekian kalinya Jin bentak-bentak kagak jelas.

Dan akhirnya sang pemilik kamar membukakan pintu. Nah ternyata Jungkook. Dia habis mandi. Handuk yang masih melilit dipinggangnya, dan telanjang dada. Wajahnya datar menatap Hyung nya itu.

"Nape?" Tanya Jungkook.

Jin kini menatap sinis.
"Piket!" Ucap Jin.

"Hmmm.... yaaa..." Jawab Jungkook kini menggaruk-garuk tenguknya. Dan mencoba untuk keluar dari kamarnya.

Jin lalu menghalangi Jungkook. Cowok yang merasa terhalangi itu, memandangi heran. Salah apa lagi dia?. Tatapannya kini membuat Jin mengerti apa maksud Jungkook.

"Pake baju dulu! Lo mau buat (Y/n) Ilfeel, huh?!" Titah Jin. Jungkook lalu memandangi dirinya sendiri, melihat kakinya dan tubuh kekarnya itu.

Bentakan Jin memang bagaikan toa mamang tahu bulat keliling, menggelegar bagaikan terompet tahun baru, suaranya tidak kalah dengan Sri bersaudara penyanyi lagu Abdullah.

Semua mata tertuju kepada sang pemilik suara.

"Baiklah hyungku." Jawab Jungkook. Cowok itu langsung aja masuk dengan menekuk kepalanya.

Disisi lain, ada beberapa anak bocah, Haechan dan Woojin (W1) lagi pada kejar-kerjaran dipagi hari. Woojin terus menerus mengejek Haechan yang tak terima.

"Halo Ichan Sayang! Muach.... muaaaach..." ejek Woojin yang terus berlari dengan bibir yang menceng-mencengin (miring).

Haechan terus mengejar Woojin sampai ditaman belakang. Dan dia gak liat kalau didepannya ada selang air tergulung direrumputan disana. Dan hampir terselandung. Kerah bajunya kini tertarik kebelakang.

Selamat.....

Dan yang menarik kaos Haechan, Saat Haechan hampir terjatuh itu si Jaehyun. Wajah Jaehyun kini terlihat kesal. Memandangi Haechan yang sekarang lagi nyengir kuda.

"Kalau mau main lari-lari, sono dilapangan! Jangan dikosan!" Ucap Jaehyun. Jaehyun melepaskan salah satu tangannya yang menahan beban Haechan tadi.

Haechan kembali berdiri.
"Maaf hyung hehe. Tadi Woojin, bukan gue duluan." Bela Haechan.

"Yaudah lu bantuin yang lain aja. Jangan main kejar-kejaran, nyeruduk orang lu kagak mau tanggung jawab kan? Sono pergi." Titah Jaehyun. Haechan dan woojin mengangguk. Jaehyun kini melihat selang itu tak keluar air juga dari tadi. Dan menatap detail keran yang dia pegang sekarang tepat berada dimatanya.

Setelah Haechan dan Woojin pergi. Keran yang tadi tidak menyala kini, tersemprot kewajah Jaehyun. Jaehyun marah, Haechan dan woojin menatap sumber suara keran itu.

Melihat Jaehyun yang kini basah kuyup. Seluruh tubuhnya basah karenanya. Matanya berubah warna merah. Bajunya tiba-tiba mengering karena marahnya Jaehyun mengeluarkan percikan api dari punggungnya.

Dorm Life : Live With A Hundred PrincesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang