50 : Long Suffering

966 147 11
                                    

🎵War of heart - RUELLE
🎵 Beautiful - Emilia Ali

"Aku adalah Seorang inteljen dari perusahaan kesehatan. Sebelumnya kalian minumlah obat ini dulu sebelum mendengarkan apa yang terjadi pada kalian. Setidaknya ini meredakan beberapa jam." Tenma memberikan satu botol kapsul pada mereka.

"Untuk apa!? Kita gak sakit sama sekali!" Ucap Haechan meyakinkan dirinya kalau mereka sama sekali tidak sakit.

"Yakin? Kalian tidak sakit, huh?" Ucap Tenma meremehkan. Jihoon mengambil obat itu dari genggaman Tenma dengan cepat.

Dan dengan sekali teguk ia meminum kapsul berwarna putih tersebut.

"Jihoon! Lu ngapain minum obat itu!" Ucap Taehyung dengan sigap ia mengambil tempat kapsul itu.

"Teman anda percaya pada saya, kenapa kalian tidak percaya pada saya. Apa saya terlihat seperti orang bodoh yang akan meracuni kalian? Jelas-jelas saya yang akan membantu kalian dari sandiwara ini. Bisa saja kalian akan jadi tokoh yang keluar dari karekter sandiwara kalian masing-masing." Jelasnya. Ia berjalan mendekat kearah Taehyung berdiri.

Dan mendekat kearah telinga pria itu.

"Kalian akan bebas dari semua penghinaan dan kebohongan ini." Lanjut Tenma.

Taehyung menatap kearah mereka. Ia membuka tempat kapsul tersebut, dan mengambil satu kapsul ditangannya. Tempat itu akhirnya bergilir ditangan mereka masing-masing.

Hingga semua mendapatkan kapsul mereka masing-masing. Semuanya langsung meminum obat tersebut.

Terlihat jelas mata mereka begitu bingung, dimana mereka berada sekarang bukannya mereka sedang ada di kosan yang biasa mereka tempati.

Dan baju putih?

"Jelaskan apa yang terjadi?" Tanya Jaehyun yang sudah sadar sejak awal.

"Santai tak usah terburu-buru. Beginilah semuanya terlihat nyata. Tempat yang kalian tempati seperti rumah sakit jiwa, termasuk penghuninya hahahaha. Jujur saja Yunho adalah penipu yang bagus." Ucapnya diakhiri tawa jahatnya.

"Lalu, kalian tidak menyadarinya beberapa kalian keluar dari kurungan ini. Contohnya Hwall, dia sudah mengetahui semuanya kalau ini semua permainan yang dibuat oleh tuan Yunho, dan dia yang lebih cepat mengakhiri permainan ini. Dan perkenalkan, aku adalah Inteljen Perusahaan musuh yang akan membantu kalian keluar dari sini." Jelas pria tersebut. Jihoon hanya menundukkan kepalanya.

"Akan ku berikan kalian sobekan setiap halaman dalam buku ini. Setidaknya kalian mulai mengerti data diri kalian masing-masing."

"Bukan, kami hanya ingin tahu, sakit apa kami ini?" Tanya Jimin. Jihoon menatap mereka semua.

"Jika Jaehyun hyung ingat dan menceritakan apa yang terjadi pada kami sebelumnya saat itu. Mungkin dia mau menceritakannya kembali." Ucap Jihoon dengan tatapan kosong.

Jaehyun dirinya terkejut. Bagaimana Jihoon bisa tahu? Jika dirinya ingat kejadian pada waktu itu. Ia menggeser tubuhnya menghadap mereka.

"Akanku ceritakan beberapa bagian yang aku ingat saja. Pada saat itu aku berumur 25 berniat untuk menghindari sesuatu. Tapi aku tak ingat betul. Hingga aku memasuki sebuah ruangan gelap yang aku tak ketahui. Saklar lampuku nyalakan disana. Harum obat menyengat. Saat itu aku melihat jika obat itu, obat anti depresi. Mungkin karena obat itu masuk kehidungku terlalu banyak aku akhirnya pingsan. Tapi sekarang aku ingat jika aku sekarang ini berumur 25 dan bukan 22 tahun. Dan saat itu aku menghindari orang-orang yang ingin menyuntikan obat anti depresan itu kepadaku. Dan aku ingat jika aku memiliki seorang istri dengan tiga anak kembar yang menangis didepanku, tangisan itu seperti mereka takut padaku. Aku sering merasa depresi dan berhalusinasi yang terus menghancurkan barang dirumah. Sebagaimana sebenarnya aku adalah artis papan atas dibawah naungan agensi terkenal. Saat obat itu disuntikan aku hanya mengingat jika aku terbaring di kasur rumah sakit dan gerombolan orang-orang aneh yang memegang kaki tanganku." Jelas Jaehyun yang memegang secarik kertas data dirinya. Pria itu meneteskan air matanya tanpa sadar.

"Dan data diriku disini adalah namaku Jung Jaehyun, umurku 25, aku lahir di Medan, Indonesia. Aku memiliki seorang istri dan tiga orang anak. Istriku ternyata memiliki seorang suami bernama Kim Taehyung. Sebenarnya aku tak pernah dilahirkan di Korea, umurku bukan 22 melainkan 25. Orang tuaku tak merestui hubunganku dengan istriku karena dia hamil diluar nikah."  Ucapnya setelah membaca secarik kertas tersebut dan menatap Taehyung. Data mereka hampir sama.

"Dan kalian sudah tahu? Orang tua kalian memalsukan data diri kalian hanya demi keegoisan mereka saja. Kalian sempat membunuh 2 orang. Dan membuat kekacauan dikota.

Jaehyun aku akan mengungkapkan datamu kali ini. Orang tuamu memiliki perusahaan terbesar dinegaramu tinggal. Kau sempat mencekik istrimu, dan pada akhirnya dia terbaring lemas. Kau berbuat seperti itu karena tekanan emosimu yang tiba-tiba naik, dan depresimu yang tak kunjung hilang. Anak-anakmu pada saat itu menangis karena melihat istrimu jatuh pingsan. Dan pintarnya, salah satu anakmu menelfon polisi dan menangkapmu. Tapi orang tua memohon agar tidak memenjarakanmu di sel penjara. Hingga permohonan itu akhirnya diterima karena saat tes kesehatan kau memang benar-benar sedang sedikit gila. Pada akhirnya orang tuamu berniat membawamu kepada Yunho. Yunho adalah pemilik beberapa rumah sakit di Korea yang cukup terkenal di Korea karena pemilik rumah sakit tersebut memiliki peralatan yang lengkap dan dokternya yang ahli. Makanya Jaehyun dipindahkan disana."

"Jaehyun kau tak usah bersedih atas penyesalanmu. Kau dan yang lainnya sebenarnya pria baik dan pria yang dulunya menjalani hari-hari dengan baik. Namun sepertinya menuruku tempat ini memiliki sinyal radioaktif yang kuat, bisa-bisa kalian tetap menjadi gila ditempat ini."

"Sebenarnya inteljen kami disini ada 4. Termasuknya Yangyang, Xiaojun dan Hendery mereka adalah temanku. Dia yang akan membantu kalian. Ngomong-ngomong...." ucapnya terpotong dan mulai memandangi mereka sinis.

"Kekuatan kalian adalah nyata. Kalian bisa menggunakannya untuk bebas dari sini. Lagipula kalian semua adalah kelinci percobaan Tuan X." Jelasnya dan berlalu ingin pergi.

Mereka memandangi pria itu yang sudah membuka pintu utama untuk keluar.

"Hei kau mau kemana?" Tanya Taeyong yang menghentikan langkah kaki si inteljen tersebut. Dia lalu menatap Taeyong nanar.

"Ya pulanglah ketempatku lagipula ngapain juga aku disini bersama orang-orang gila seperti kalian. Lagipula sejak tadi kita mendongeng, seseorang memperhatikan kita dilantai dua disana." Ucap pria yang dipintu sembari menunjuk lantai 2. Dan ternyata disanalah kamu bersembunyi dengan memegang walkitalki di tanganmu. Kamu sudah bergetar hebat diujung sana.

"Dan obat itu aku sudah membawa satu dus, obat itu untuk masing-masing kalian miliki. Aku harap obat itu tidak dicuri oleh gadis itu nantinya. Karena obat itu penawar halusinasi dan depresi kalian." Jelas Orang itu senyumnya begitu lebar dan jahat mengarah lantai dua.

"Baiklah aku pulang. Baik-baiklah kalian disini dan semoga cepat sembuh." Ucap selamat tinggalnya. Pintu akhirnya tertutup rapat.

Mereka sibuk memandangi obat-obat itu dan selembar kertas yang ada ditangan mereka.

Sebaliknya ....

"Hiks.... ayah sepertinya kita ketahuan..."

To be continue

Hay guys! :)
Kembali dengan saya author
Maaf untuk sebelumnya lama apdet
Intinya author lumayan sibuk 😂
Tapi ya namanya readers intinya gamau tau harus apdet aja 😂

Tapi makasih yang udah setia nungguin author up
Luv luv untuk anda ❤

Karena hari ini emang bener-bener libur panjang karena satu bencana di negara kita. Semoga kalian tetep sehat ya! Dan author bisa lanjut lagi 😄

Sampai ketemu di eps selanjutnya!

Dorm Life : Live With A Hundred PrincesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang