*Pict atas
Sungjae : Sabar Jae, kamera lagi auto fokus ke wajah tampan lu.
_____________________
"Maapin temen kita ya guys, emang rada2 dia." Ucap Hendery mencairkan suasana. Tanganya terus mendorong Xiaojun masuk kedalam kamar. Yangyang hanya membungkuk beberapa kali.
Anak kos auto fokus ke mereka bertiga. Menatap nanar. Padahal anak baru tapi udah nyolod duluan. Belum juga mereka usir dari kosan.
"Yaudah kalian lanjut masak. Yang lain kerjain PR-nya." Ucap Jimin setelah perang bibir sama Xiaojun. Ia terduduk dilantai berkarpet tebal. Kosan ramai orang, tapi tak ada yang bersuara sama sekali. Taeil merasa lega, tak perlu mengeluarkan urat lagi untuk memarahi mereka agar tetap diam dan tenang.
Sampai suara pintu saja terbuka mereka mendengarnya. Anak kos langsung melihat pintu kamar pertama yang muncul 2 orang cowok.
"Kenapa nih kok pada diem?" Tanya Taeyong kepada mereka.
"Habis perang bibir. Alias tubir." Jawab Vernon.
Respon mereka hanya mengangguk. Taeyong ber-oh-ria, dia ikut gabung dan duduk dikarpet tebal disamping Jimin. Sedangkan Jaehyun dia memilih berjalan memutar untuk kedapur.
Lalu, Taeyong melihat Johnny. Cowok itu mengisyaratkan sesuatu. Mempertanyakan ada apa yang terjadi dengan Jaehyun? Tapi Taeyong hanya menggidikkan bahunya saja.
"Hem ini hasilnya berapa coba? Kayaknya salah soal deh." Ujar anak kos Junior bernametag Mashiho.
"Coba Hyung liat." Ucap Juyeon. Mashiho memberikan bukunya kepada cowok itu. Juyeon langsung ngeliat soal-soalnya. Dan mencocokan jawaban Mashiho.
"Nggak. Kamu yang salah ngitung. Soalnya mah gak salah apa-apa." Jawab Juyeon sembari mengembalikan buku itu ke Mashiho. Pria kecil itu menggaruk tenguk kepalanya, sambil menatap bukunya.
"Juy, dicariin Jeonghan didapur." Panggil Yuta. Juyeon mengangguk, dia beranjak dari duduknya. Yuta terdiam dan tersenyum jahat. Dia lalu melangkah pergi.
Setelah Juyeon sampai didapur, Dia melihat Jeonghan sedang membersihkan alat-alat masaknya.
"Kenapa Hyung?" Tanya Juyeon. Jeonghan membalikkan tubuhnya, dia melihat Juyeon bingung.
"Lah gue ngapain?" Tanya Jeonghan.
"Tadi hyung manggil gue. Ya gue kesini. Kenapa?" Tanya Balik Juyeon.
"Sejak kapan gue manggil lu, Juy?" Tanya Jeonghan dengan heran.
Juyeon menggaruk tenguk kepalanya.
"Tadi kata Atuy gue dipanggil lu. Ish Atuy ini bercandanya." Juyeon geram, dan melangkah keluar dengan kesal. Jeonghan hanya menggelengkan kepalanya.
Juyeon mencari Yuta entah dimana, matanya terus mengelilingi seisi kosan. Dan menemukannya sedang ada di ruang kumpul bersama Haechan. Dia langsung mendekat.
"Woy hyung bercanda lu gak elite!" Ucap Juyeon.
Yuta langsung terlonjak kaget. Dan memutar kepalanya memandangi juyeon yang kini tengah berdiri menatapnya kesal. Haechan juga ikut melihat Juyeon.
"Eh? Maksudnya? Daritadi gue disini Juy, sama Haechan." Jelas Yuta. Ia melihat Mata Juyeon berubah menjadi mata ularnya.
Waduh kalau kayak gini serem banget dah. Apalagi Yuta sekarang ngegerutu gak jelas, siapa sih yang iseng bercandain Juyeon yang sekarang lagi sensian?! Apalagi dia titisan Medusa. Kalau udah bener-bener marah, kalau dia ngeliat matanya jadi batu si Yuya. Tapi ularnya bukan muncul dikepala, tapi dipunggungnya. Ularnya sekitar 9. Jangan tanya segede apa? Gedenya bisa segede Kyubinya Naruto.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dorm Life : Live With A Hundred Princes
Science FictionTerperangkap dalam satu lingkungan berisi orang aneh? Yakin gak mau? Kamu akan ditarik dalam bentuk kisah cinta rumit dalam satu asrama yang berisi lebih dari ratusan bahkan ribuan orang-orang ternama diseluruh penjuru Korea. Lalui kisah Cinta rum...