38 : Sadness

1.3K 202 16
                                    

Mereka terdiam menunggu penjelasan dari Vin. Yang menjadi juru bicara mereka saat ini. Sedangkan Jaehyun selalu saja menghela nafas.

Jihoon membuka laptopnya. Vin langsung saja menutup Laptop itu dengan segera.

"Gak usah. Tutup aja. Laptop lu sama sekali gak penting, bahkan laptop ini yang buat mereka semua menjadi korban." Ucap Vin yang tangannya mencegah Jihoon untuk membuka laptopnya. Pria itu tersenyum jahat.

"Jadi soal buku itu. Awalnya hanya buku biasa, tapi pemilik bukunya sudah meninggal, seharusnya buku itu ditangan orang-orang kesayangannya saat ini. Tapi sayang, mungkin orang yang tersayangnya pada saat itu memang sedang marah dengan pemilik buku aslinya. Buku ini akhirnya jatuh ditangan orang yang salah. Buku ini diberi ritual selama bertahun-tahun lamanya. Si pemilik buku yang meninggal ini menjadi tumbal untuk para jin dan pelaksanaan ritual ini. Sang iblis Lucifer (iblis terbesar) menginginkan pengorbanan. Kalian sebagai titisan dewa sekaligus dewi seharusnya kalian cepatlah menemukan buku itu dan membantu Tania keluar dari buku itu." Jelas Vin dengan santainya.

"Sebenarnya kau ini siapa?" Tanya Lucas yang mulai kesal. Mata Vin kini tertuju pada Jaemin yang termenung menatapnya.

"Aku ini hanya Burung merpati putih yang harus mengantarkan pesan. Dan aku hanya anjing penjaga yang memperhatikan seluruh area yang kini menjadi tempat kekuasaannya." Jelas Vin. Tersenyum jahat, Prilaku yang sangat santai, Nada bicara yang mungkin saja menantang, itu adalah Vin.

Anak kos hanya terdiam, mereka sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.

"Kita gak lagi bercanda Vin. Kita cuman butuh penjelasan lo tentang Winwin, (Y/n) dan Tania! Kenapa kita gak boleh ninggalin mereka?!" Bentak Lucas yang sudah memuncak. Vin tersenyum, tangannya bergerak. Dan menggengam kuat.

Lucas tak bisa bergerak dan kaku. Dan lehernya merasakan tercengkram kuat. Semua mata terbelalak menatap Lucas dan Vin secara bergantian.

"Lepasin dia Vin!" Ucap Jaemin. Tangan Vin langsung mengehempas, dan membuat Lucas kini terjatuh dan terdorong membentur dinding dibelakangnya. Semua mata anak-anak dikantin tertuju pada Vin kali ini. Vin hanya menggidikan bahunya, kedua alisnya terangkat.

"Lagian buat gua kesal." Ucap Vin.

"Kayaknya kita harus hati-hati sama dia." Bisik Seongwoo kepada Jihoon.

"Gak usah was-was sama gue. Kalau kalian berprilaku baik ke gue, gue bakal baik sama kalian." Ucap Vin yang mendengar bisikan itu.

"Ehem, jadi gimana jawaban lu Vin? Maksud gue penjelasan kenapa (Y/n) gak boleh ditinggal dikosan?" Tanya Jihoon.

Pria itu mengangkat sebelah alisnya, "Penjelasan lebih lanjutnya soal buku itu hanya sepupuku yang bisa. Winwin kali ini sedang berada ditempat yang gelap. Gue kasih petunjuknya aja, sebuah kuda putih membawa pedang, sebuah pemotong rumput bertengger dipohon yang rindang. Dan penjelasan kenapa (Y/n) tidak boleh ditinggalkan di dalam kostan kalian itu karena....." Vin sengaja memotong kata-katanya. Wajahnya mendekat ke Jihoon yang ada didepannya.

"Seseorang telah menjadikannya boneka. Boneka tak boleh ditinggalkan bersama boneka Voodoo. Ingat, boneka Voodoo kali ini berubah lebih menyeramkan ketimbang kemarin. Kegelapan kali ini ada disekeliling kita." Ucapnya, ia lalu menjauhkan wajahnya. Kembali duduk.

Nafas Jaehyun kini memburu. Apa mungkin? Apa mungkin itu Tania? Dia menggelengkan kepalanya mengusir pikiran jahat itu.

"Jika kalian sudah tahu jawabannya, tolong tenanglah. Jangan gegabah. Kalian hanya butuh menyelamatkan boneka dan boneka voodoo itu. Jika tidak, bukan mereka berdua saja yang akan celaka. Tapi kalian juga yang akan menanggung akibatnya." Vin lalu beranjak dari duduknya.

Dorm Life : Live With A Hundred PrincesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang