54 : Pria Misterius

965 130 21
                                    

Mereka menghela nafas. Bosan menunggu. Yah, bukan berarti mereka yang jahat toh. Lagipula mereka yang diperintahkan untuk tetap disini. "Lebih baik kita cari makanan, bagaimana?" Tanya Jungwoo.

"Ya sono, pergilah gue nitip!" Ucap Ten. Jungwoo menunjuk dirinya sendiri.

"Heh, Chittapon. Maksudnya, biar gue tetep disini, gitu loh. Gue juga nitip. Jastip, you know Jastip (jasa titip)? Lo ingetkan kata Suga atau Daniel hyung tadi?" Jelas Jungwoo dengan kesal. Ten mengangguk cepat dan menghela nafas. Pria terebut malah kembali duduk ditempatnya.

"Biar gue aja kalau gitu." Ucap Jaemin yang menurunkan teropongnya dari hadapannya.

"Aku ikut!" Ucapmu.

"Kalian mau kemana?" Tanya seseorang. Mereka lalu melihat ke arah sumber suara tersebut. Oh ternyata mereka sudah kembali.

Dan berlumuran darah jangan lupa.

"Kami mau beli makanan." Jawab Jaemin sembari merangkulmu. Jungkook menatap Jaemin dan melepaskan rangkulannya.

"Kalau gitu pake kartu gue aja." Ucap Daniel yang membuka dompetnya. Dan melempar kartu hitamnya.

Jaemin berhasil menangkapnya.

"Loh tumben..." Gerutu Jun.

"Nyokap baru ngirim uang saku gue, nih buktinya." Ucap Daniel yang menunjukan smartphonenya. Saldo yang dikirim ternyata 1 Milyar. "Padahal tabungan gue masih ada 5 M."

Taeil memutar bola matanya. Chenle? "Gitu aja udah sombongnya naudzubillah." Gumamnya. Chenle yang tabungannya udah 1 T aja santuy. Kenawhy? Karna dia emang hemat, saking hematnya dikira Yuta emang beneran kere.

"Oke gue berangkat dulu. Jihoon hyung? Masih kuat kan?" Tanya Jaemin ke Jihoon yang di bantu oleh Daniel.

"Yah masih kuat kok. Cuman kena peluru nyasar di betis." Ucap Jihoon yang masih bisa tersenyum.

Pelakunya hanya tersenyum dan menutup wajahnya dengan M16A4, atau singkatnya Shotgun yang dia pegang. Sebut saja dia Woozi.

Jaemin lalu pergi denganmu. Dengan cepat kamu sampailah di sebuah Minimarket yang tak jauh dari tempat kalian rehat. Tempat itu sepi dan hanya beberapa mobil yang berlalu-lalang.

Singkat cerita sebelum pembayaran, Jaemin berniat untuk menghitung belajaannya itu ke kasir. Tapi ia terfokus pada suatu objek yang cukup jarang ia lihat, ya itu adalah sebuah pembalut wanita. Tapi kamu hanya menatap Jaemin dengan tersenyum paksa sekaligus malu. Jaemin mengangguk mengerti.

Cukup lama untuk menghitung beberapa barang yang mereka beli. Kamu menatap Jaemin yang memasukan kartu kredit itu ke dompetnya.

"Aku berhutang banyak padanya." Ucapmu.

"Berhutang bagaimana?" Tanya Jaemin.

"Berhutang kepada kak Daniel, karena semua kebohonganku. Dan sekarang kartu kreditku benar-benar ditarik habis oleh ayah, maksudku oleh Tuan Yunho." Jelasmu dengan tatapan sedih.

"Aku turut prihatin. Mungkin Daniel hyung sudah melupakan masalah itu. Yang terpenting kita harus mencari jalan keluarnya dan menemukan kakakmu." Ucap Jaemin mencubit hidungmu pelan. Kamu tersenyum.

Seketika smartphonemu berdering, dan kamu merogoh smartphonemu. Disana tertera sebuah nama yaitu, Eomma.

Kamu langsung mematikannya dan menaruh kembali smartphonemu itu.

"Siapa? Kenapa gak dijawab?" Tanya Jaemin. Kamu hanya menggelengkan kepalamu.

"Bukan apa-apa. Mungkin aku harus segera mengganti nomerku dengan yang baru." Jawabmu dengan nada bercanda. Jaemin hanya tertawa renyah.

Dorm Life : Live With A Hundred PrincesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang