Sebelum....
Karry melihat Jack sambil tersenyum. Roy yang melihat Karry seperti itu, langsung berpikiran sesuatu hal yang buruk akan terjadi. Melihat Jack yang terus menulis nama anak-anak kos Suho membuat dirinya tidak tahan. Dia lalu mengambil buku itu dengan cepat sambil berlari.
Kamu memperhatikan mereka dari Jauh.
"Hei buku gue!" Ucap Jack yang tak bisa mengejar buku yang direbut oleh Roy. Tatapanmu masih menatap Jack disana. Jack merasakan dirinya diperhatikan oleh seseorang, jadi dia lebih baik duduk terdiam.
Roy terus berlari. Tapi setelah berada dibelakang rumah dia terjatuh. Dadanya seperti ditahan oleh sesuatu. Rasanya sakit teramat sangat, sampai dia terpuruk disana dan buku itu akhirnya terlempar.
"Argh darah..." Dia melihat tangannya penuh darah, dia mengesot dibantu oleh tangannya saja. Mengambil buku itu dengan susah payah, bulir bening dimatanya terus mengalir deras. Mengucapkan beberapa permintaan maaf.
"Hiks ibu maaf, ibu maafkan aku hiks. Maafkan aku jika aku tidak bisa merawat kakak dengan baik......" Monolognya sambil menangis. Salah satu tangan kanannya mengam buku itu dengan sigap. Dan tangan kirinya masih memegang rongga dadanya.
Sebuah aliran darah dari mulutnya terus menerus keluar tanpa henti, membuat sebuah bekas dilantai kolam renang dan juga rerumputan. Mendengar langkah seseorang, membuatnya kini terburu-buru dan memaksakan diri untuk bangkit. Dia terjatuh lagi, dan melihat sebuah pohon rindang disana. Untuk sementara dia serahkan diri kepada tuhan, dan mempercayakannya agar dia tidak ketahuan kalau keadaannya seperti ini.
Dia memeluk buku itu sangat erat sekali didadanya, sambil menahan isakannya agar tidak terdengar oleh orang-orang itu.
"Lho ada darah?" Ucap petugas itu. Mendengar itu Roy menutup mulutnya agar aliran darah segar tak keluar dari mulutnya.
Dia langsung mengendap-ngendap setelah salah satu petugas itu berjalan mendekati pohon yang dia jadikan sebagai penyelamat hidupnya. Dia keluar dari rumah itu dengan cepat. Dan memanggil salah satu bus yang lewat.
Bus itu langsung berhenti dihadapannya dan membuka pintu secara otomatis. Dia lalu tergesah-gesah langsung masuk saja. Membuat semua orang yang disana melihat kearahnya. Dan khawatir, ketakutan dan lainnya.
Dia membungkuk sopan. Semua orang mengerubunginya dan merangkulnya. "Kamu kenapa nak?" Tanya Sang bapak-bapak yang merangkulnya.
Dia tertegun. "Aku.... maaf tadi ada orang yang sempat ingin mencelakaiku. Jadi jangan khawatir." Jawabnya sambil mengalihkan pandangannya.
"Kau mau kerumah sakit?" Tanya salah satu dari mereka. Ibu disana memberikannya sebuah sapu tangan untuk membersikan bekas darah yang mengalir dibibirnya, dan wajahnya yang banyak percikan darah.
Dia lalu berterimakasih dan mengambil sapu tangan itu. Dia menyembunyikan buku itu dibelakang punggungnya.
"Tidak usah paman, aku baik-baik saja." Tolaknya dengan halus. Wajahnya pucat karena kekurangan darah. Pakaian dan celananya kotor, baju yang dipakainnya juga banyak bekas darah, Membuat siapapun disana mengkhawatirkan keadaan pemuda itu.
🐺🐺🐺
Mereka semua sudah sampai dikosan. Gerbang masih bisa dibuka, artinya belum jam 12 mereka sampai dikosan. Jin memarkirkan mobilnya. Dia keluar dari mobilnya dan menggesek idcardnya disana, mobilnya lalu dibawa ke parkiran bawah tanah dengan otomatis seperti eskalator.
Inilah yang diperbarui oleh suho kemarin. Untung saja anak kos bisa langsung berdaptasi dari alat canggih suho.
"Sudah, ayo kita turun." Ucap Jaehyun melepaskan sabuk pengaman Tania dan juga dirinya. Gadis itu melihat tempat parkir dikosan ini yang sangat luas. Mulutnya terbuka lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dorm Life : Live With A Hundred Princes
Science FictionTerperangkap dalam satu lingkungan berisi orang aneh? Yakin gak mau? Kamu akan ditarik dalam bentuk kisah cinta rumit dalam satu asrama yang berisi lebih dari ratusan bahkan ribuan orang-orang ternama diseluruh penjuru Korea. Lalui kisah Cinta rum...