Mereka pulang dengan perasaan lega. Tapi masalah semakin rumit lagi soal bus yang biasa jemput mereka sekarang ilang. Terpaksa nungguin dihalte bus, tempatnya itu jauh banget sama Sekolah mereka.
"Udah teleport aja." Ujar Lucas. Mereka menatap Lucas yang gak kebagian tempat duduk dan hanya bisa duduk dibawah kursi halte. Bahkan ibu-ibu yang membawa anaknya langsung memandangi Lucas yang aneh. Padahal tadi ibu-ibunya bilang ke anaknya, kalau besar nanti harus kayak mereka.
Tapi sayang keknya ibu tadi narik omongannya aja. Gak jadi. Soalnya daritadi banyak yang ngedumel gak jelas, sampe ibunya nutupin kedua telinga anaknya biar gak denger ucapan berfaedah mereka.
Plak!
Spontan buku melayang kekepala Lucas. Sampai pria itu meringis dan mengelus-ngelus kepalanya. Pelakunya pasti Suga, kalau ada orang yang asal ngomong pasti dia pembasminya.
Mereka kembali diam.
"Eh, kalian!" Ucap seseorang. Mereka langsung memutar pandangan mereka ke sumber suara. Ibu2 tadi juga ikutan nengok.
Ternyata oh ternyata.
Ketiga pria berpakaian rapih itu mendekat ke mereka. Dengan balutan blazer atau jas hitam dan kemeja putih tanpa dasi. Pikir mereka mungkin habis mejeng. Biasa mereka kan jombs.
"Hai kalian ber..... tau ah gelap. Tania mana?" Tanya Alex yang matanya terus melihat mereka yang berkumpul dihalte.
Mereka semua langsung menunjuk dengan jari mereka, dan tertuju pada Tania yang tertidur menyender dibahu Jaehyun. Alex, Jordan dan Bryan langsung mengelus dada mereka. Bersyukur ternyata yang tadi malam bukan mimpi.
"Yaudah mungkin kita jemput Tania besok pagi aja." Ujar Bryan. Anak kos menyipitkan mata mereka.
"Lho mau dibawa kemana?" Tanya Taehyung.
"Yah dibawa balik ke Jakarta lah. Kalau di Seoul aja sih gak papa, tinggalnya bareng gue. Tapi jangan di kosan kalian. Banyak pedo, nanti kena cabul." Jelas Bryan, gak sadar kalau ada ibu-ibu yang nyimak dan nutupin kedua telinga anaknya yang masih berumur 5 tahun itu.
Mereka ngelus dada sabar.
"Yaudah kita balik dulu. Eh btw, itu bukannya bus kalian ye? Mejeng didepan resto." Ucap Jordan sambil menunjukkan dengan jarinya. Mereka langsung melihat apa yang ditunjuk Jordan.
Sungguh, demi tuhan darimana bus itu bisa muncul didepan resto, batin Jimin.
Mereka bertiga pamit untuk pulang. Dan tinggal anak kos disini yang saling mandang-memandang.
"Gambreng (hompimpa) lah, yang kalah lari kesono buat bilang ke mamank sopirnya." Ujar Mingyu. Mata mereka kini memancarkan petir.
Mereka langsung memandangi Taeil dengan jahil. Taeil hanya menghela nafasnya, tau bagaimana karakter mereka yang suka sekali menjatuhkannya kedalam jurang. Atau singkatnya Taeil yang suka kalah dalam masalah hompimpa.
Mereka langsung berkumpul.
Beberapa menit kemudian.....
"UHUII!! TAEIL KALAH!" Sahut riweh mereka semua. Taeil hanya memandangi mereka datar. Selalu saja dia menjadi pelampiasan mereka buat jahil.
Taeil lalu melihat kanan kiri sebelum ia menyebrang. Dan dia berlari kecil menuju bus itu.
Setelah sampai, ia mengetuk kaca bus. Tak ada respon. Ia lalu membuka pintu bus. Terkejut.
"Waduh!" Ucapnya. Dia melihat sang supir malah pingsan dikursinya. Bukan tidur.
"Bang, bang woy bangun!" Ucap Taeil sambil menggoyangkan tubuh supirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dorm Life : Live With A Hundred Princes
Science FictionTerperangkap dalam satu lingkungan berisi orang aneh? Yakin gak mau? Kamu akan ditarik dalam bentuk kisah cinta rumit dalam satu asrama yang berisi lebih dari ratusan bahkan ribuan orang-orang ternama diseluruh penjuru Korea. Lalui kisah Cinta rum...