Shera mengemasi peralatan sekolahnya. Proses pembelajaran di hari ini sudah usai.
"Ra, mau bareng gue, nggak?"
Shera menoleh kearah Risty, lalu kepalanya menggeleng. "Nggak usah, Ty. Gue juga nggak langsung pulang ke rumah. Mau mampir ke toko buku, bantuin ayah jualan."
"Sekalian aja gue anterin. Daripada naik angkutan umum, nggak hemat ongkos.", ujar Risty tetap berusaha mengajak Shera untuk pulang bareng.
"Beneran deh, Ty. Nggak papa. Lagipula toko buku ayah sama arah rumah lo berlawanan. Masa' iya lo mau bolak-balik?"
Risty mengerucutkan bibir. "Beneran, nih?"
Shera tersenyum tipis, lalu mengangguk. "Nggak papa."
"Yaudah, deh! Gue balik duluan, yah!", pamit Risty.
"Iya, lo hati-hati!"
Risty keluar dari kelas lebih dulu.
Shera masih mengemasi beberapa peralatan sekolahnya. Setelah selesai, ia mulai menggendong tas ranselnya dan keluar dari kelas.
Sesekali gadis itu menyandungkan lagu agar tak begitu terasa sepi.
Sesampainya di depan gerbang, mata Shera dengan lincah mulai mencari kendaraan umum yang bisa mengantarkannya ke toko buku milik ayahnya.
Kepala Shera melihat area kiri kanannya, berharap ada angkutan umum yang akan melintas.
Gadis itu menghembuskan napas pelan. Sesekali ia melirik jam tangan yang melingkar manis dipergelangan tangannya.
Sudah pukul 14.05 siang.
Meski memiliki banyak waktu untuk bisa membantu ayahnya di toko buku, tapi setelah sholat ashar ia harus kembali ke sekolah. Ia ada ekstrakurikuler seni hari ini.
Senyum Shera terkembang sempurna saat sebuah angkot melintas dihadapannya.
"Bang, angkot!", teriak Shera sembari melambaikan tangannya agar pengemudi angkot itu berhenti.
Angkot itu akhirnya berhenti. Shera perlahan melangkah ke arah angkot itu.
ZRASH
Mulut Shera sedikit menganga saat mendapati dirinya yang sudah basah karena terciprat air kubangan dari lubang jalanan yang beraspal.
Shera melipat bibirnya. Ia mengelus dadanya, berusaha sabar. Mengomel ataupun marah-marah tidak akan mengeringkan bajunya.
Ia memutuskan melangkahkan kakinya masuk kedalam angkot.
***
Shera telah kembali ke sekolah. Setelah membantu ayahnya di toko buku, ia akan ikut ekstrakurikuler seni yang sudah menjadi kesukaannya sejak kelas X.
Shera senang bisa masuk eskul seni. Disana siswa belajar banyak hal baru. Menggambar, menari, bermain musik, teater, drama dan bernyanyi. Semuanya tentang seni.
Memang di sekolah eskul seni sempat dipisah menjadi beberapa bagian. Mulai dari eskul menggambar, menari tari tradisional maupun modern, menyanyi secara vocal grup ataupun paduan suara, main alat musik, hingga seni teater.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Choice
Teen FictionPutus cinta saat masih duduk di bangku SMP nyatanya membuat Cakra berlaku seorang pemuda yang sangat menyebalkan. Tak ada hari bagi pemuda itu untuk tidak membuat kekacauan. Ada satu hal yang sangat senang Cakra lakukan selain berbuat onar. Ia senan...