Cakra mengeratkan genggamannya pada Shera, menyematkan jemarinya makin kuat, berharap suhu dingin pada tangan Shera sedikit berkurang.Tetapi, diatas semua itu, Shera lebih khawatir dengan kondisi jantungnya. Cakra ini memang sengaja kah mengerjainya?
"Nah, itulah tadi penampilan dari anak eskul seni, pertunjukan musik. Sekarang kita melangkah pada pementasan tari tradisional, yang akan dibawakan oleh Kian Cakra Trisman dan Kharisma Shera. Kepada keduanya dipersilahkan untuk naik ke panggung."
Shera dan Cakra saling melirik. Genggaman Cakra yang semula erat mulai melembut.
Shera menghembuskan napas panjang.
"Bismillah!", ujar Cakra dan Shera bersamaan.
Tanpa Shera duga, Cakra mengusap puncak kepalanya. "Kita pasti bisa," ujarnya dengan suara lembut.
Shera memangnya bisa apa selain mengangguk kikuk?
"Sapu tangan lo mana?", tanya Cakra.
"Udah ada."
"Oke. Kita naik ke panggung."
Cakra melangkah lebih dulu. Setelah berada pada posisi puncak, Cakra mengulurkan tangannya pada Shera guna membantu gadis itu bisa melangkah lebih aman.
Tentu saja Shera terima uluran tangan itu.
Mereka kembali mengatur napas. Hingga mereka berdua sudah mengambil posisi diatas panggung.
Sorak-sorai penonton mulai terdengar. Apalagi histeria para siswi saat melihat Cakra nampak berbeda saat ini.
Memakai pakaian adat Melayu lengkap dengan atribut dikepalanya.
Cakra dan Shera kembali beradu pandang sebab berdiri saling berhadapan. Mereka mulai mengatur posisi sebelum musik dinyalakan.
Musik khas Melayu itu mulai terdengar.
Cakra dan Shera bersiap menggerakkan badan.
Keduanya memulai putaran dan lompatan kecil. Disebut sebagai tahap tari permulaan. Shera menunjukkan raut malu-malu, melambangkan si gadis yang nampak malu bertemu sang pemuda, dan Cakra menunjukkan raut penasaran, mewakili sanga pemuda yang memiliki rasa ingin tahu pada sang gadis dan ingin mengajaknya berkenalan.
Setelahnya, Cakra dan Shera mulai berjalan kecil, sesekali berputar lalu berbalik badan.
Gerakan mereka berlanjut. Melakukan gerakan dengan berjalan terhuyung, sembari berlenggak-lenggok, menandakan cinta antara gadis dan pemuda mulai tumbuh dan mekar.
Cakra tak memutuskan kontak matanya dari Shera. Ia terus berusaha mengingat kata-kata Risty.
Tarian yang mereka tarikan adalah tarian dengan tema cinta, mereka harus perkuat chemistry.
Kini, Shera berjalan lenggak-lenggok, lalu melakukan permainan mata, menyimbolkan bahwa si gadis memperbolehkan pemuda mendekatinya, dan menunjukkan perasaannya. Untuk sesaat Cakra terpana, kenapa Shera nampak kelihatan jauh lebih imut, menggemaskan dan manis?
Cakra menggelengkan kepala. Bukan waktunya untuk salah fokus.
Pada gerakan selanjutnya, Shera dan Cakra melangkah seirama dengan melompat tiga kali ke depan dan melompat tiga kali ka arah belakang.
Sadar Shera kesulitan mengimbangi langkah Cakra yang lebar, Cakra berinisiatif mengikuti langkah Shera. Shera melirik Cakra lalu memberi senyum tipis pada cowok itu.
Kenapa Cakra merasakan kakinya mulai lemas?
Melihat Cakra nampak bingung, Shera mengambil inisiatif menepuk pelan lengan Cakra lalu keduanya secara spontan melakukan gerakan melonjak, dengan meloncat dengan menggunakan kedua kaki.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Choice
Teen FictionPutus cinta saat masih duduk di bangku SMP nyatanya membuat Cakra berlaku seorang pemuda yang sangat menyebalkan. Tak ada hari bagi pemuda itu untuk tidak membuat kekacauan. Ada satu hal yang sangat senang Cakra lakukan selain berbuat onar. Ia senan...