🎈Prolog

136K 7K 356
                                    

Hai, kalian yang baru nemuin cerita ini sekarang, semoga bisa menerima kekurangannya ya.

Cerita ini pertama kali ditulis pada bulan April 2019, di mana saat itu saya masih dalam tahap belajar menulis sehingga pasti masih banyak kesalahan.

Saat itu saya pun tidak mengerti banyak hal tentang yang boleh atau tidak, sehingga menulis asal saja karena mengikuti hobi dan kecintaan saya menulis sejak kecil.

Mohon untuk dimaklumi ya 🙏

Aku gak bisa revisi cerita ini, karena kendala waktu. Namun aku akan berusaha memperbaiki kesalahan dan belajar lagi di novel-novel terbaru.

Jadikan ini sebagai hiburan semata ya, jangan dicontoh kekurangannya 🙏

***

"Hai, lo adeknya Naveen kan?"

Princess menoleh pada seorang cewek serba pink yang berseragam sama persis dengannya. Bedanya, cewek itu tidak memakai seragam seminim dirinya. Mengabaikan si cewek yang tidak dikenalnya itu, Princess kembali melanjutkan langkahnya ke kantin.

"Titip salam ya buat Naveen, bilang aja dari Noey kelas sepuluh tiga persis di sebelah kelasnya," kata cewek itu lagi, sama sekali tak perduli meski Princess telah memasang wajah jutek.

"Hmm," sahut Princess dingin.

Seperti kata pepatah, hilang satu tumbuh seribu. Setelah Noey pergi, muncul gerombolan cewek lain yang melakukan hal yang sama seperti cewek sebelumnya.

Benar-benar menjengkelkan, apa menurut mereka Princess akan mengingat nama mereka satu persatu lalu menyampaikannya pada Naveen?

"Princess please... Bilang ke Kakak lo kalau gue siap jadi yang keberapa aja asalkan dia mau terima cinta gue."

"Gue juga, gue juga!"

"Princesa, lo inget nama gue kan? Sierra kelas sepuluh satu. Bilang ke Naveen ya!"

"Surat gue jangan lupa dikasih ya, adek ipar..."

"Cokelat gue jangan dimakan ya..."

"Itu buat Naveen semua!"

"Princess, gue..."

Princess jengah. Dia menghentikan langkahnya dan menatap tajam ke semua cewek itu. Mata penuh harap yang mereka pamerkan di depannya justru terlihat menjijikkan baginya.

"Kalian dengerin ini baik-baik ya dan gue cuma akan bilang ini sekali doang," tekan Princess.

Semua memasang telinga baik-baik, mengira kalau Princess akan mengatakan hal yang menyenangkan bagi mereka.

"Pertama, gue bukan adiknya Naveen. OrangTua kita beda, jadi nggak ada istilahnya kita itu saudara! Dan Kedua, gue bukan Tukang pos jadi gue nggak mau dititipkan sesutu untuk Naveen dalam bentuk apapun. Temuin sendiri orangnya!!" bentak Princess dengan tatapan tajam.

Semua kontan terdiam, antara kecewa atau tersinggung. Mereka menatap apa yang dikembalikan Princess dengan tatapan getir, yang seharusnya untuk Naveen. Karena bila mereka memberikannya sendiri, nyali mereka belum sampai tega untuk melihat cowok itu membuangnya di depan mata mereka.

Naveen Kailendra, cowok paling anti dideketin oleh cewek-cewek walaupun dia seorang Playboy. Dia akan dengan sendirinya mendatangi cewek yang dia suka, lalu membuangnya ke tong sampah setelah bosan. Meski begitu, pencinta Naveen selalu berharap bisa menjadi koleksi mantannya.

Why?

Karena Naveen tampan, pahatan dari Dewa Yunani versi zaman Now.

Karena Naveen pintar, dia merupakan kebanggan sekolah dalam hal Akademik dan Olahraga.

Karena Naveen kaya raya. Dia suka sekali gonta-ganti mobil mewah. Menurut cerita dari para mantannya, mereka dibelanjakan sesuka hati selama masih menjadi pacar Naveen.

Dan terkahir, karena hanya Princess satu-satunya yang paling dekat dengan Naveen. Orang-orang menyebut mereka Bro-Sis Goals.

•✤✤••✤✤•

Princess menghempas pantatnya ke kursi stainless yang ada di Kantin, dia menekuk wajahnya. Sementara cowok yang menjadi alasan dari rasa kesalnya itu, sedang santai bermain game di ponsel.

"Lama banget, dari mana aja?" tanya Naveen setelah berhenti bermain game.

"Biasa, ditahan sama fans fanatik lo yang nyebelin itu," sahut Princess dengan wajah juteknya.

"Bisa nggak sih, Nav, lo umumin ke semua fans lo itu kalau gue ini bukan kurir lo? Seenaknya aja titip salam ke gue," gerutu Princess.

Naveen tertawa. Dia menggeser kursinya ke dekat Princess. Lalu...

Cup!

Sebuah ciuman tanpa basa-basi mendarat di pipi kiri Princess. Jenis ciuman cepat namun efeknya membuat beberapa cewek di Kantin jadi histeris.

"Naveen!" desis Princess sambil mengusap pipinya. Memang bukan sekali ini aja Naveen pernah mencium pipinya, tapi hampir setiap saat.

Naveen terkekeh. Diraihnya tangan Princess, lalu dia menatap cewek itu dalam-dalam. "Apa mereka bener-bener mengganggu?"

Princess menoleh membalas tatapan Naveen. "Banget!" jawabnya.

"Ada satu cara agar mereka berhenti gangguin lo," beritahu Naveen.

"Apa?"

"Be mine."

Princess terdiam, menatap Naveen begitu lekat. Kedua mata berbulu lentik itu berkedip-kedip begitu cantik.

"Dengan lo jadi pacar gue, mereka nggak akan pernah ganggu lo lagi," lanjut Naveen.

Princess tersenyum, dia mendekatkan wajahnya ke wajah Naveen. "Are you sure?" tanyanya sedikit menggoda.

Naveen menatap bibir Princess yang begitu dekat dengan bibirnya, candu terbesar dalam hidupnya namun hanya sebatas keinginan yang belum tersampaikan. Saat bibirnya nyaris menyentuh bibir Princess, cewek itu langsung menjauh dan menghempas genggaman tangannya.

"Naveen, gue nggak suka sama lo!"

•✤✤••✤✤•

Friendshit (KOMPLIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang