🎈Kekerasan

38.5K 3.4K 196
                                    

Asah pisau yukkkk!

🌺🌺🌺

Selama satu minggu ini, Princess mengikuti semua keinginan Giovani untuk diet dan menjauhi Naveen. Dia bahkan pernah tidak makan sama sekali demi untuk mempercepat proses menurunkan berat badannya.

PLAK!

Sebuah tamparan keras melayang ke pipi Princess saat Giovani marah lantaran berat Princess hanya berkurang sekitar setengah kilo saja.

Princess menangis memegangi pipinya yang terasa panas akibat tamparan itu. "Aku udah usaha, aku udah ikutin semua aturan makan dari kamu. Tapi emang nggak bisa secepat itu, Kak Giov..." ucap Princess terisak.

"Bodoh! Gitu aja nggak bisa! Otak lo kemana?!" maki Giovani sambil mendorong-dorong kepala Princess dengan jarinya.

Princess menangis sesenggukan. Ruang UKS di saat jam istirahat para Suster jaganya, selalu menjadi tempat untuk Giovani melampiaskan emosinya pada Princess. Terutama di sana ada timbangan yang menjadi bukti kemarahan cowok  itu.

"Aku bener-bener nyesel kenal sama Kak Giov," lirih Princess.

Giovani menarik kerah seragam Princess. Matanya begitu marah saat menatap gadis itu. "Apa lo bilang tadi?Lo nyesel? Yang ada gue nyesel kenal sama pelacur kayak lo!!"

Princess terkejut mendengarnya, ini penghinaan paling menyakitkan yang pernah dia dengar selama hidupnya.

"Muka aja sok polos, diajak ciuman nggak mau. Padahal bekas Om-Om. Belagu banget lo," ejek Giovani lagi.

"Cukup Kak Giov!" bentak Princess kehilangan kesabaran. Dengan berani dia menantang tatapan Giovani. "Aku nggak akan pernah takut lagi sama ancaman Kak Giov. Sekalipun Kakak sebarin Video itu, aku nggak takut. Kalaupun nanti semua murid di Sekolah ini bakal menghina aku, tapi aku yakin masih ada orang-orang yang percaya kalau wanita di dalam Video itu memang bukan aku."

Giovani semakin marah, nafasnya memburu dengan perlawanan Princess itu. Dia kembali menampar cewek itu, kali ini berulangkali.

Princess merasa kepalanya sakit, telinganya berdengung dan penglihatannya mengabur. Rasanya semakin gelap, tapi dia mencoba untuk bertahan.

"Lo nantangin gue? Gue bakal buktiin ke elo, kalau gue nggak pernah main-main. Gue bakal hancurin lo!" Setelah mengatakan itu, Giovani keluar dari Ruangan itu.

Princess berusaha untuk tetap kuat dengan berpegangan pada ranjang UKS. Wajahnya memerah bekas tamparan Giovani, juga ada darah di sudut bibir dan hidungnya.

"Naveen, tolong..."

•✤✤••✤✤•

Hati Naveen benar-benar tidak tenang selama jam istirahat karena tidak melihat Princess. Dia juga tak melihat Giovani yang artinya kedua orang itu bisa saja sedang bersama.

"Lo kenapa?" tanya Lori yang telah sampai dengan nampan makanan mereka.

"Lo ngeliat Princess nggak?" tanya Naveen.

"Lo salah nanya orang, Man. Gue bukan pacarnya, nggak sekelas juga. Maybe lo bisa tanya ke pacarnya," ucap Lori sok bijak.

"Dia juga nggak ada."

Lori mengangguk-angguk. "Eh, tapi gue liat dia keluar dari UKS tadi. Mungkin Princess lagi sakit," beritahu Lori.

"Mungkin tapi ya...." Lori menggaruk kepalanya karena Naveen sudah berlari bagai orang kesetanan.

Naveen sangat khawatir, sudah terlalu sering dia melihat Princess ke UKS. Dia takut bila sahabatnya itu memang sakit, tapi merahasiakannya. Selama satu minggu ini, Naveen tak bisa bicara pada Princess karena gadis itu terus menghindar. Ditambah lagi Giovani yang sepertinya menjadi Bodyguard. Naveen hanya tak ingin membuat Princess tak nyaman, itu sebabnya dia diam saja selama ini.

Begitu sampai di Ruang UKS, tanpa mengetuk pintu Naveen langsung mendorong pintu itu dan masuk ke dalamnya. Dia membuka setiap tirai yang menjadi penutup beberapa ranjang di sana. Di ranjang paling ujung, terdapat bayangan seseorang dan Naveen langsung berlari kesana.

Sreeeet.

Begitu tirai disingkap, Naveen sangat terkejut melihat keadaan Princess yang berwajah lebam dan ada darah mengering di bawah hidung.

"Lo kenapa?!" teriak Naveen panik.

Princess tak bisa menjawab karena kepalanya begitu pusing. Dia hanya menatap Naveen dengan penuh permohonan agar segera ditolong.

Tanpa berbasa-basi, Naveen segera menggendong Princess dan berlari membawa gadis itu ke parkiran. Banyak murid yang memperhatikan mereka dengan penasaran, bahkan ada yang sampai ikut berlari mengikuti karena cemas.

Naveen memasukkan Princess yang sudah sangat lemah ke kursi penumpang di depan, dia juga masuk ke kursinya dan dengan cepat membawa mobil keluar dari Area parkiran.

Pagar jelas terkunci, para murid tak akan diizinkan keluar begitu saja tanpa surat dari guru yang bersangkutan. Tapi Naveen sudah tak memiliki waktu untuk itu, dia menekan klakson berkali-kali hingga menciptakan suara berisik.

Dua Satpam yang sedang berada dalam POS langsung berhamburan keluar karena kaget. Mereka terlihat marah saat tau ternyata yang membunyikan klakson adalah seorang murid, bukan guru.

"Mau ngapain lu, Tong?" tanya Pak Juki sambil menekan pinggang.

"Buka pagarnya Pak, cepet!" sentak Naveen.

"Ada urusan apa? Mana surat izinnya?" tanya Pak Gondoh dengan nada santai.

"Bukain pintunya!" teriak Naveen.

"Eh Tong, jangan songong. Gua laporin Kepala Sekolah bisa modar," sahut Pak Juki.

Naveen sudah tak sanggup berbasa-basi lagi. Dia menginjak Gas begitu kuat, lalu melesat bagaikan Flash hingga pagar dua pintu itu terbuka paksa, sampai rusak. Terdengar samar Pak Juki dan Pak Gondoh berteriak memanggil sambil mengejar. Para murid juga jadi heboh, mereka tak mengetahui kondisinya.

"Lo tahan bentar ya, kita bakal ke Rumah Sakit," kata Naveen pada Princess yang terus meringis kesakitan.

"Sakit, Nav... Sakit banget..." lirih Princess.

"Iya gue tau." Naveen menggenggam tangan Princess dan membawanya ke pangkuannya. "Demi Tuhan gue nggak akan lepasin dia," desisnya.

"Apa nanti lo akan tetap percaya sama gue? Lo nggak akan ninggalin gue kan?" ucap Princess dengan suara yang begitu lemah.

"Lo ngomong apa sih?" tanya Naveen frustasi.

"Janji ke gue, Nav. Gue nggak perduli kalau semua orang nggak akan percaya sama gue, tapi gue nggak akan bisa kalau lo yang nggak percaya..."

"Udah lo jangan ngomong lagi."

"Janji dulu, Nav..."

"Gue janji! Apapun itu, gue janji gue akan selalu percaya sama lo!" teriak Naveen.

Samar, dilihatnya Princess tersenyum. Tapi kemudian gadis itu pingsan. Naveen makin cepat membawa mobil untuk sampai ke Rumah Sakit.

Anjing, lo bakal mati di tangan gue!

•✤✤••✤✤•

Moms.
1 juni 2019

Friendshit (KOMPLIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang