Naveen masuk ke kelas Princess, membuat gadis itu senang karena dia pikir Naveen ingin berdamai dengannya. Jujur aja Princess lelah bertengkar dengan Naveen, dia rindu pada persahabatan mereka yang intim. Pada canda tawa yang sering menghiasi keseharian mereka dan juga ciuman Naveen di kening setiap pagi.
Tapi Princess salah, Naveen ke kelas bukan untuk menemuinya. Cowok itu bahkan tak menatapnya sama sekali. Langkah Naveen membawanya ke meja Maria, membuat semua kaget bukan main.
"Hai Naveen," sapa Maria dengan senyum yang begitu genit.
"Lo masih mau jadi pacar gue?" tanya Naveen, benar-benar datar.
Maria terkejut mendengarnya, matanya berbinar-binar bagaikan bola kaca. Cewek-cewek di kelas itu pun ikut menatap dengan iri. "Gue mau, mau banget!" jerit Maria.
"Oke, mulai sekarang kita pacaran," ujar Naveen kemudian.
"Aaaaaahhhh!" Maria menjerit begitu senang. Dia melompat-lompat bagai tupai. Ucapan selamat dari para teman Maria pun membanjiri meja itu.
Princess merasa ucapan Naveen itu seperti petir yang sengaja disambarkan padanya. Dia refleka berdiri, menatap Naveen marah. Merasa tak terima, Princess berjalan mendekati Naveen dan menarik tangan cowok itu. "Gue mau ngomong sama lo," ajak Princess.
"Ehhh, apaan nih?!" Maria merasa tak terima saat Princess memegang tangan Naveen.
"Ayo Naveen," ajak Princess sedikit memaksa. Dia tak memperdulikan protes Maria, persetan dengan gadis itu.
"Princess, lo nggak bisa ya seenaknya bawa-bawa cowok gue!" bentak Maria.
"Diem lo!!" bentak Princess lebih galak. Dia benar-benar sedang marah saat ini. Ditariknya tangan Naveen menjauh dari kelas. Maria pasti sangat marah dan Princess tidak perduli.
Princess membawa Naveen ke belakang Perpustakaan yang sepi. Dia menatap cowok itu sangat tajam, begitu emosi. "Tadi itu apa, Naveen? Kenapa lo nembak Maria?" tanya Princess penuh protes.
"Emang kenapa?" tanya Naveen dingin.
"Kenapa lo bilang? Lo tau kan gimana hubungan gue dan Maria? Lo nggak mungkin berharap gue berdamai sama dia hanya karena sekarang dia pacar lo."
"Gue nggak minta lo berdamai sama dia."
"Tarik ucapan lo ke Maria tadi," suruh Princess.
"Nggak," jawab Naveen tak kalah dingin.
"Naveen!"
"Gue nggak larang lo jadian sama Giov. Terus kenapa lo larang gue sama Maria?"
"Karena itu Maria! Andai lo pilih cewek lain, gue nggak akan pernah larang lo. Please, Nav..."
"Sorry, kali ini gue punya pilihan sendiri."
"Lo kenapa sih? Lo marah sama gue? Karena Giovani?"
Naveen malah melenggang pergi dari hadapan Princess. Cowok itu terlihat berbeda, bukan seperti Naveen yang Princess kenal selama ini. Biasanya, Naveen tidak akan memacari wanita yang Princess tidak sukai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendshit (KOMPLIT)
Teen Fiction(Bab Masih Lengkap) Mempunyai seorang sahabat yang sangat Famous di sekolah, bukanlah hal yang membanggakan bagi Princess. Malah dia merasa itu sangat menyusahkan. Setiap saat, ada saja cewek-cewek yang mengganggunya dengan menitip salam, surat, ata...