Cinta?

2.1K 102 14
                                    


"Kayla, cepat sarapan agar kamu punya stamina untuk belajar."

"Iya Bu." Gadis itu menyahut sambil membenarkan rambutnya yang panjang. Selesai itu, ia meraih makanan yang ada di depan matanya.

"Kamu sudah belajar kemarin malam?" Tanya ibunya, Kayla pun mengangguk.

Hanya suara sendok dan garpu yang terdengar di ruang makan tersebut.

"Bagaimana dengan nilai-nilai pelajaran mu, apa ada peningkatan?" Tanya sang ayah.

"Ayah tidak usah khawatir." Jawab Kayla sambil menghabiskan sarapannya lalu berdiri dan segera mengambil tasnya.

"Ayah, ibu, aku berangkat." Ucap Kayla pamit pada kedua orangtuanya. Ada sedikit rasa sedih di hati Kayla, Kayla berharap ayah nya menawarkan untuk mengantarnya ke sekolah. Belum pernah Kayla merasakan dalam satu mobil bersama ayahnya untuk perjalanan ke sekolah.

Pa Supri, supir pribadi Kayla telah datang menjemput Kayla. Saat hendak masuk kedalam mobil, ibu Kayla mendatanginya lalu berucap.

"Jangan lupa, baca buku juga saat sedang berada di dalam mobil." Kayla pun mengangguk dan tangannya meraih tas lalu membaca buku seperti apa yang ibunya perintahkan.

Mobil pun melaju dengan cepat membelah angin, pa Supri tersenyum ke arah samping melihat Kayla yang sedang membaca buku.

"Nona Kayla sangat rajin ya." Kayla hanya tersenyum menanggapi nya.

Tidak terasa Kayla telah sampai di depan sekolahnya. SMA Harapan, sekolah yang sangat terkenal di sana bahkan bisa disebut juga sekolah elit.

"Kayla!"

Baru saja turun dari mobilnya, namanya di teriakkan oleh seseorang.

"Kamu kemana sih kemarin? Tiba tiba menghilang di tengah mall." Ucap Yura sedikit sebal.

"Ah.. maaf kemarin aku tiba-tiba sedikit pusing." Ucap Kayla dengan merasa bersalah.

"Tapi sekarang kamu tidak apa-apa??" Tanya Yura sambil merangkul temannya itu.

"Yah... Aku tidak apa."

Mereka berdua berjalan menuju kelasnya. Tidak sedikit yang memandang ke arah mereka, tepatnya ke arah Yura, pasalnya Yura merupakan gadis yang di puja sejuta umat di sekolah karena kecantikannya.

Kayla yang berada di sampingnya hanya menundukkan kepalanya karena ia merasa risih dengan tatapan orang orang itu meskipun bukan ia yang di pandang oleh para murid tersebut.

Saat sampai di tempat duduk, Kayla mengeluarkan buku catatannya dan kembali mempelajari pelajaran yang kemarin di bahas.

Sret...

Yura merampas buku yang sedang Kayla baca.

"Apakah kamu tidak bisa belajar terus menerus?" Tanya Yura.

"Ini masih pagi loh Kayla..." Lanjut Yura sambil menghela nafas. Kayla hanya diam dan meminta buku catatannya dikembalikan melalui tatapannya.

Yura menghela nafas kembali dan akhirnya memberikan buku yang ia rampas tadi.

"Kayla dengar aku... Kamu itu sudah menjadi gadis nomor satu di sini, tidak ada yang bisa mengalahkanmu dan kamu masih ingin terus belajar?" Tanya Yura yang tidak dihiraukan oleh Kayla.

"Oke oke aku mengerti, kamu harus meraih mimpi yang kamu cita citakan itu kan?" Tanya Yura yang masih menatap temannya yang sedang membaca buku itu.

"Bisakah kamu diam?" Tanya Kayla dengan lembut agar temannya tidak tersinggung.

Yura menghela nafasnya dengan keras, baru pagi hari sudah tiga kali ia menghela nafas akibat temannya itu.

My Choice [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang