Latihan

255 27 11
                                    

Kayla membaca buku di perpustakaan sendirian, perpustakaan ini memiliki dua lantai. Lantai pertama, tempat rak buku dan lantai kedua yaitu tempat membaca. Tempat membacanya sangat luas,  sepertinya luas seperti ini bisa cukup untuk membangun gedung.

Seperti biasa,  Kayla memilih tempat yang dekat dengan jendela. Gadis itu mulai fokus membaca.  Biasanya jika seseorang membaca buku yang ia baca,  akan sambil mempraktekkannya,  tapi tidak dengan Kayla,  gadis itu akan memahami teorinya terlebih dahulu lalu akan mempraktekkannya diakhir. Tidak aneh karena Kayla memiliki daya ingat yang tinggi.  Sekilas membaca saja sambil memahaminya,  ia akan hafal betul setiap kalimat di buku itu.

"Oh begitu... " Kayla sesekali mengangguk paham. Selesai membaca sekitar satu jam lamanya,  Kayla menutup buku itu dan berdiri di atas lantai itu.

Posisi tangan dan kakinya di tempatkan sesuai dengan apa yang tertera di buku. Tubuh rampingnya mulai bergerak kesana kemari, seolah ia sedang berdansa dengan seseorang.  Rambutnya yang panjang pun ikut bergoyang sedikit oleh pergerakan tubuh.

Tapi sesekali Kayla terjatuh saat kakinya terbelit oleh kakinya yang lain. Mengingat tempat ini adalah perpustakaan, Kayla mencoba menahan jatuhnya itu agar tidak membuat suara yang nyaring. Bangkit dari jatuh,  Kayla menari kembali.

Kayla menutup matanya dan mulai lebih fokus. Meski ia tidak ingin pergi ke pesta itu,  tapi ia harus berjaga-jaga jika ia dipaksa untuk ikut, lalu jika nanti ia terjatuh pasti akan memalukan nantinya.  Kayla tidak ingin itu terjadi.

Matanya yang terpejam,  dengan gerakan tubuhnya elok sedikit demi sedikit ia bisa.

Grep

Kayla membuka matanya saat tiba-tiba seseorang merangkul pinggangnya dan berdansa bersamanya.

Lelaki itu menatap dalam kearah iris mata Kayla lalu memejamkan matanya dan memapah gerakan Kayla.

"Ah,a-anu lepaskan. " Kayla menyuruh orang itu untuk melepaskannya.  Alih-alih melepaskan,  lelaki itu seperti tidak mendengarnya dan memejamkan matanya dan terus berdansa dengan Kayla, menariknya,  mengangkatnya dan memutarnya. Semua gerakan itu Indah saat lelaki itu memimpin. Seperti kisah cinderella.

"Perhatikan langkahmu, jelek. " ucap Lelaki itu saat Kayla beberapa kali menginjak kakinya.

"Maaf. " meskipun tidak suka dengan orang ini,  Kayla tidak akan menyianyiakan kesempatan untuk belajar dansa ini.  Sesekali lelaki itu memberi tahu mana gerakan yang benar dan seperti apa seharusnya.

Sekita satu jam lebih mereka berdansa.

'Dansa pertamaku di lantai dua perpustakaan. Konyol memang.' hati Kayla berbicara sendiri.

Mereka berhenti berdansa dan saling menatap.  Lalu tiba-tiba lelaki itu mendorong Kayla agar menjauh darinya.

"Hei apa yang kau lakukan?! " tanya Kayla tidak terima,  ia jatuh dengan lemah di atas lantai.

"Menjauh dariku. " ucap lelaki itu.

"Kau yang duluan tiba-tiba saja menarikku untuk berdansa. "

"Aku melakukannya karena aku takut kau akan mempermalukan pesta nanti jika kau terjatuh. "

"Jadi kau pikir aku akan mempermalukan kerajaan ini? " Kayla menatap tidak percaya pada lelaki di depannya ini.

"Ya,  semua vampire di kerjaan bahkan warga desa ini bisa berdansa dengan baik. "

"Aku juga bisa berdansa dengan baik."

"Berapa kali kau menginjak kakiku? "

"I-itu tidak perlu diingat. "

My Choice [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang