Hans

294 28 11
                                    

Brakkk!

Seorang pria tua yang sedang membaca buku terlihat sangat kaget, pasalnya anaknya membuka pintu rumah dengan terlalu kencang.

"Bukalah pintu pelan-pelan sayang, ayah kaget. " ucap ayah dari perempuan itu sambil mengelus-ngelus dadanya yang tadi sempat kaget.

"Ayah! " perempuan itu mengeluarkan air matanya, membuat ayahnya khawatir.

"Kenapa sayang? Cerita pada ayah. "

"Lenz, lelaki itu membuatku sakit hati, bagaimana tidak, seorang gadis terus berada di dekatnya!" teriak gadis itu sambil menangis dan melempar benda apa saja yang ada di dalam ruangan itu.

"Sayang-"

"Ayah bilang waktu itu Lenz tidak akan memalingkan wajahnya dariku." Selena memandangi ayahnya dengan sedikit kecewa sudah mempercayai perkataan ayahnya.

"Selena, dengarkanlah ayah. " ayahnya memegang pundak Selena dengan kedua tangannya.

"Apa? " ucap Selena denga air mata yang masih berlinang.

"Ayah akan berbicara dengan Raja, asalkan kamu jangan menangis lagi yah.. Ayah akan berangkat sekarang. " Pria tua mengelus lembut Puncak kepala anaknya.

"Baiklah ayah. " Selena mengusap airmatanya dan duduk di tempat duduk sambil memandang ayahnya yang bersiap untuk bertemu Raja.

"Ayah berangkat sayang. "

"Hati-hati ayah. " Selena melambaikan tangannya dan tersenyum licik, air mata yang keluar tadi hanya sandiwara semata. Ia merasa tidak bersalah meski menipu ayahnya, yang penting ia bisa menikah dengan Lenz dan ia memliki kekuasaan dan harta.

.

.

.

"Yang mulia, ada yang ingin berjumpa dengan anda. " penjaga itu membungkuk hormat.

Raja yang sedang menulis beberapa urusan, melirik sebentar dan menyuruh orang tersebut untuk masuk.

"Masuk. " ucap Raja sambil membenarkan kacamata minusnya.

"Hallo Federick. " orang tersebut masuk dan menyapa sang Raja dengan santai.

"Wahh Theo, sudah lama tidak bertemu. Ada apa hm? " Raja itu menyambutnya dengan pelukan dan tertawa bersama.

Saat ini mereka berdua duduk sambil bercengkrama.

"Jadi ada apa Theo? " tanya Raja sambil menyeruput teh yang berada dalam gelas classic Indah penuh dengan ukiran.

"Kau ingat janji waktu itu? " tanya Theo.

"Tentu saja, 'aku akan mengambulkan permintaan terakhirmu' itu kan? Aku tidak pernah lupa dengan janji. " ucap Raja sambil terkekeh.

"Haha terimakasih sudah mengingatnya. "

"Tidak-tidak, aku yang berterimakasih karena sudah mengabdi di kerajaan ini. Sayang sekali kamu mengundurkan diri. Jadi permintaan apa yang kau minta? " ucap Raja.

"Selena, putriku menyukai anakmu, pangeran Lenz. " ucap Theo dengan serius.

"Theo. "

"Aku tau ini berat, tapi anakku sangat mencintai anakmu, aku sangat merasa tidak berdaya saat anakku menangis, dia satu-satunya yang kumiliki. " ucap Theo ayahnya Selena.

Sang Raja menopang dagunya dan tersenyum.

"Baiklah, besok bawalah anakmu, kita buat acara tunangan secqa rahasia dulu. " ucap Raja dengan tersenyum.

My Choice [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang