Suara burung berkicauan, sinar matahari menyambut ruangan itu. Banyak pelayan istana yang mulai beraktivitas kembali.
Udara yang segar membuat tubuh gadis itu terasa bugar. Gadis itu bosan berada di dalam kamarnya terus. Ia memutuskan untuk berkeliling melihat-lihat istana. Setelah beberapa lama ia tinggal di sini, ia baru sadar jika suasana istana ini tidak begitu menyeramkan, memang bangunan istana yang terlihat begitu kuno dan klasik, tapi karena taman nya yang Indah dan beberapa lapisan emas di tembok membuatnya tidak menyeramkan.
Kayla berjalan di teras bawah istana dengan taman yang dipenuhi bunga, rambutnya yang tergerai bergerak saat terhembus angin.
Teras itu entah membawanya kemana, tapi satu hal pasti, pintu besar dengan desain yang mewah menariknya untuk membuka pintu tersebut.
Saat ia buka, betapa mewahnya isi istana ini, ternyata diluar kerajaan memang terlihat kuno, tapi... Isinya begitu terlihat mahal.
"Sayang sekali aku baru tahu tempat utama istana. Padahal aku sudah lama berada di sini. " Kayla memandang takjub, ruangan ini sangat amat luas, lampu-lampu mewah yang bergelantungan, tirai besar yang terlihat mahal, beberapa berlian menghiasi langit-langit sehingga terlihat bersinar saat terkena cahaya dan patung-patung seni di setiap sudut ruangan.
"Ekhem. " Suara bariton yang Kayla kenal menghancurkan suasananya.
"Apa? " jawab Kayla tanpa ingin menoleh, gadis itu masih sibuk mengamati tempat megah ini.
"Apa yang kau lakukan? " tanya Lenz yang ikut berdiri di samping Kayla.
"Tempat apa ini?" Kayla malah balik bertanya dan Lenz hanya menghembuskan nafasnya pelan. Lambat laun Lenz mulai terbiasa dengan sikap gadis itu.
"Aula istana. "
"Megah sekali, dan para pelayan sibuk membersihkan, menghias ini itu? " Kayla mengangkat sebelah alisnya.
"Ulang tahun istana akan di gelar beberapa minggu lagi. "
"Pasti sangat banyak persiapan sampai harus disiapkan dari sekarang. " gumam Kayla sambil melihat para pelayan yang bekerja dan terus memberi hormat pada Lenz saat berpapasan.
"Tentu saja. " Lenz mengangguk-anggukkan kepalanya.
Kayla mengalihkan pandangannya pada seorang gadis yang menghampiri mereka, pakaiannya mecolok, terlihat mewah, dengan cara berjalannya yang anggun.
"Lenz. " ucap gadis itu yang tidak lain adalah Selena, gadis yang paling Kayla benci sejagat.
"..." Lenz tidak menjawab, lelaki itu hanya memandangnya jenuh.
"Aku merindukanmu. " ucap Selena sambil memegang lembut pundak Lenz.
"Sepertinya aku harus pergi." ucap Kayla merasa geli saat melihat cara interaksi Selena.
"Kayla. " Lenz hendak mengikuti Kayla. Tapi Kayla mencegahnya karena ia yakin Selena pasti tidak akan diam atau akan mengikutinya juga.
"Jangan ikuti aku. "
"Ayo sayang. " ucap Selena sambil memegang pipi Lenz.
"Sayang? " tanya Lenz sambil menepis tangan Selena.
"Ah kau tidak tahu ya? " tanya Selena dengan senyuman nya.
"Apa? "
"Sebentar lagi—" ucapan Selena terpotong saat Raja dan Theo memasuki aula ini, para pelayan membungkuk hormat, menghentikan sebentar aktivitas mereka dan melanjutkannya kembali saat sang Raja mengangkat tangan sambil mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Choice [✓]
Teen Fiction[TAMAT] Cover story oleh sendiri. High Rank #2 in Fian 04/03/2019 High Rank #11 in Kutubuku 04/03/2019 High Rank #110 in Coldboy 06/05/2019 High Rank #18 in Castle 18/06/2020 Hanya dua harapan yang aku ingin. Kebebasan dan Cinta. Tapi kini aku hidu...