Boutique

267 28 3
                                    

Hari demi hari terus berganti, istana yang di hias dengan sedemikian rupa,  para penjaga istana yang siap dengan posisi mereka nanti,  para pelayan yang terus sibuk menyiapkan berbagai hal untuk kerajaan dan seorang gadis yang sibuk membaca banyak buku.

Tok tok tok

"Masuk. " ucap gadis di dalam ruangan itu.

Pintu kamar itu terbuka,  pelayan satu-satunya dan sekaligus teman perempuannya di istana ini masuk membawa kardus kotak.

"Lihat ini. " Airis membuka kotak itu dan menunjukkannya pada Kayla,  gadis itu hanya melirik tidak tertarik dan kembali membaca.

"Pakai ini untuk pesta nanti. " ucap Airis dengan semangat.

"Aku tidak akan keluar dari kamar. " ucap Kayla.

"Ish!  Kau ini kenapa sih? hari nanti adalah hari yang sangat di tunggu-tunggu oleh semua orang. "

"Kecuali aku. "

"Kau tidak ingin ikut merayakan?  Akan banyak pria yang berpakaian rapi dan tampan.  Kau harus mengencani salah satu dari mereka dan merencanakan masa depanmu. Jadi pakailah ini. " Airis menyodorkan kotak itu,  Kayla meliriknya lagi lalu melirik sepasang sepatu usang milik Airis.

"Aku tidak peduli.  Lagi pula aku belum cukup umur untuk melakukan hal seperti berkencan, menikah dan sebagainya. Jadi ku saja yang pakai." tolak Kayla.

"Terserah,  aku lelah.  Tapi kau harus memakai pakaian Bagus. "

Airis keluar setelah meletakkan kotak itu di atas nakas. Kayla menghela nafas lalu kembali membaca,  tapi diam-diam ia melirik ke arah kotak itu dan membukanya.

"Sepatu Bagus ini tidak cocok untukku. Airis harus memakainya sendiri. Kenapa dia mencoba memberikannya padaku sedangkan sepatunya juga sudah tidak pantas dipakai." Kayla menutup kembali kotak itu kemudian meregangkan tubuhnya.

"Kau tidak bersiap untuk besok? " tanya seseorang tiba-tiba yang membuat Kayla terkejut.

"Ck kau muncul tiba-tiba terus. "

"Kau tidak bersiap untuk besok? " tanyanya sekali lagi.

"Tidak. Aku malas dengan keramaian seperti itu. "

"Tapi kenapa kau sangat ingin terus pergi ke pasar? " tanya Lelaki itu.

"Itu karena pasar berbeda.  Aku suka berbelanja. " Kayla mebela dirinya sendiri.

"Sepertinya kau sudah menyiapkannya. " Lenz mengambil kotak di atas nakas lalu membukanya.

"Itu milik Airis,  aku akan mengembalikannya. Harus Airis yang memakai sepatu itu. Sepatu Airis sudah jelek, jadi dia tidak boleh memberikannya padaku.  Apalagi besok adalah hari yang sangat di nanti olehnya. " Kayla mengambil kotak itu dan menutupnya kembali.

"Ikut aku. " Lenz memegang erat pergelangan tangan Kayla dan menyeretnya paksa.  Kayla terus memintanya untuk melepaskannya tapi sepertinya Lenz tidak akan mendengarkan nya,  Lenz juga tidak mengindahkan pandangan penghuni istana pada mereka berdua saat ini.

Sampailah di tempat dimana mereka berada. Butik baju.  Ya,  tempat yang dimana Kayla di seret sampai sini.

"Masuk. " titah Lenz sambil membuka maskernnya.

"Ck lepas,, aku tidak akan kabur. " Kayla mencebik kesal,  Lenz melepasnya lalu berjalan di belakang Kayla agar gadis itu tidak bisa kabur.

"Perlihatkan semua yang kalian punya. " Lenz duduk di sofa sambil memperhatikan gadis yang ia seret ke sini tadi.  Para pelayan itu tersenyum mengerti dan segera mengeluarkan pakaian terbagus mereka.

My Choice [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang