In The Rain

617 70 0
                                    

"Yah anak-anak... Seperti janji bapak di pertemuan kemarin, kita akan mengadakan ujian harian."

Semua murid di sana merasa kaget dengan tuturan guru sejarah itu.

"Apa?!!" Ucap Yura berteriak mewakili semua murid di sana.

"Bukankah bapak sudah bilang di pertemuan kemarin?" Tanya guru sejarah itu menatap ke arah Kayla dan di beri anggukan oleh Kayla.

"Benarkah?!" Ucap murid lain ke arah Kayla dan gadis mengangguk lagi.

Selalu saja seperti ini, guru sejarah yang sering terabaikan di kelas. Hampir seluruh kelas mengabaikan keberadaan guru ini, setiap guru itu menerangkan pasti tidak banyak yang mendengar, setiap guru itu lewat hanya sedikit yang menyadarinya. Entah kenapa takdir guru itu seperti itu. Hidup guru itu selalu terlihat... Transparan.

Guru itu menghela nafasnya yang berat.

"Baiklah bapak beri waktu lima belas menit untuk menghafal."

Para siswa langsung membuka buku mereka, tapi ada juga yang hanya diam dan tidak peduli sama sekali. Salah satunya adalah murid baru itu, Fian.

Dari jauh Kayla mendengar bisikan bisikan sang ketua murid yang berambisi untuk mengalahkan nilainya. Mendengar itu, Kayla menjadi semakin fokus agar dirinya tetap berada di nomor satu. Bisa bahaya jika ia turun atau tidak berada di nomor satu dalam semua pelajaran, ibunya bisa menambah les pelajaran, semakin menyuruh Kayla untuk belajar giat, dan yang terakhir ibunya akan menyiksanya dengan kata-kata yang menusuk.

Lima belas menit berlalu, tes pun dimulai.  Waktu membantu para murid mengerjakan soal ini.

Banyak ragam cara pengerjaan soal ini. Ada yang mengisinya seperti curhat, ada yang mengisinya secara asal-asalan, ada yang malah menggambar, ada yang mengisi menurut logika mereka dan ada yang mengerjakan secara benar-benar.

Dari beberapa cara di sana, Kayla merupakan orang yang mengerjakannya dengan benar-benar.

Sedangkan Yura tipikal orang yang mengisinya dengan banyak curhatan.
Seperti misalnya di kertasnya di tulis 'pak, maafkan saya tidak bisa mengerjakan soal ini. Karena sebaiknya masa lalu itu harus di lupakan karena kita harus menatap masa depan.'

Bagi Kayla waktu berjalan cepat karena ia mengisi dengan sangat fokus.

Suara alarm guru sejarah berbunyi menandakan waktu untuk tes tersebut selesai. Jangan heran kenapa bapak sejarah itu selalu memasang alarm dalam tes, karena guru itu selalu lupa waktu dan ia juga sering ketiduran di kelas.

"Baiklah kumpulkan kertasnya di depan meja bapak."

Para murid berdiri dan masih ada yang sempat-sempatnya mencuri jawaban temannya.

Guru sejarah tersebut keluar dengan membawa kertas itu, dan berganti lah dengan pelajaran lain.

Kayla merasa merinding, ia merasa sedang di perhatikan. Karena penasaran ia melirik ke arah kanan, ternya ketua murid itu sedang memperhatikan nya sambil mengatakan sesuatu namun Kayla tidak mendengar nya karena berisik. Tapi ia bisa melihat gerakan mulut ketua kelas itu seakan mengatakan 'aku bisa mengalahkan mu, aku bisa menang, menang.' ucap ketua murid itu sambil melotot dan tersenyum misterius padanya.

Kayla merasa dirinya sedang berada di film horror, dan sang ketua murid menjadi seorang psikopat. Karena guru sudah masuk Kayla tidak menghiraukan ketua murid tersebut dan memulai pelajaran baru.

.

.

.

Zzrrssh....

My Choice [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang