Gagal

376 44 0
                                    

Kayla terkulai lemas di dalam jeruji ini, ia baru ingat jika dirinya belum memakan ramuan itu.  Gadis itu mengeluarkan ramuannya dari dalam sakunya dengan lemas sambil terbatuk-batuk,  ia selalu membawanya kemana-mana untuk berjaga-jaga.  Saat ia hendak memakannya tiba-tiba tangannya berhenti dan terpikirkan sesuatu.

"Benar...  Aku tidak usah memakannya.  Lebih baik aku mati saja dimangsa para vampire itu. "

Gadis itu terduduk di pojok,  meski ia berniat mati,  tapi tetap saja ia ingin lari dari tempat ini.

Tubuhya berdiri ke arah kunci jeruji,  kurungan ini di kunci menggunakan pola,  sayangnya ia tidak tahu pola untuk membuka kunci ini.

Segera ia memutar otaknya, ia mulai berfikir keras, menjalankan otaknya yang terbilang pintar itu, bukan sombong tapi ia selalu mendapat nilai tertinggi di sekolahnya.  Seketika muncul ide yang membuat gadis itu tersenyum.  Tapi,  ia tidak boleh senang dulu,  ia juga harus membuat rencana setelah ini.

"Jika begitu,  aku terpaksa harus memakan ramuan ini, agar aromanya tidak terlalu mencolok. "

Setelah memakannya, ia mulai beraksi, di ambilnya cermin itu, karena kepalanya tidak bisa melihat keluar jeruji, ia menggunakan cermin kecil itu untuk melihat pola kunci jeruji di samping kanannya, ia meniru polanya dan bingoo! Ia bisa keluar. Dalam ruangan ini hanya ada tiga tempat jeruji, di sisi kanan Kayla adalah jeruji kosong, maka ia bisa meniru polanya karena kuncinya telah terbuka, sedangkan disisi kirinya berisi tahanan karena polanya masih terkunci.

"Apa salah paman ini hingga sampai di kurung?" Kayla bergumam sendiri dengan pelan, karena takut membangungkan paman itu.

Tiba-tiba terdengar suara siulan seseorang, sudah pasti itu seorang penjaga, dengan cepat Kayla masuk kembali kedalam jeruji dan pura-pura tidur.

"Gawat, aku belum merapikan kunci polanya, bagaimana jika aku ketahuan?" Kayla berdialog sendiri dalam hati. Kebetulan sebuah cahaya masuk melalui celah tembok, ia menggunakan cerminnya dan memantulkan cahaya untuk menarik perhatian penjaga.

Saat penjaga itu mulai melihat arah cahaya yang bergerak- gerak, dengan cepat ia keluar dari jeruji dan memukul tenguk penjaga itu dengan sangat keras hingga membuat penjaga itu pingsan.

"Fisikku memang lemah, tapi otakku menutupi kelemahan itu." Kayla pernah sekilas membaca buku tentang beladiri, ia hanya membaca tanpa minat, tapi ia mengingat setiap baris di buku itu.

"Hal 50 paragraf ke 3, berdiri di belakang dan pukul tenguk leher itu dengan keras. " Kayla mengingat kalimat buku itu, tidak sia-sia ia mendapat paksaan membaca buku dari ibunya.

Gadis itu melepas seragam penjaga itu dan memakainya untuk penyamaran. Untung saja Prajurit itu memakai baju tambahan di dalamnya. Kayla mengulung rambut panjangnya dan ia masukan kedalam topi untuk menyempurnakan penyamaran. Tidak lupa baju kebesaran itu ia gulung juga.

Tubuh kecilnya membopong penjaga yang pingsan tadi, dan ia masukan kedalam jeruji itu tak lupa untuk menguncinya lagi. Tanganya meraih sejata tongkat penjaga tadi yang tergeletak di lantai. Dan mulai berjalan keluar tempat lembap itu.

Saat di depan pintu, ia bertemu dengan penjaga lainnya, Kayla hanya mencoba bersikap tenang meski dalam hatinya mau meledak.

Ada beberapa lorong yang Kayla lihat, ia kembali mengingat jalan mana yang tadi ia lewati.

Kakinya melangkah ke arah lorong yang paling ujung, ia berlari saat tidak ada yang melihatnya, tapi ia berjalan tenang lagi saat berpapasan dengan yang lain.

Seperti halnya film, setiap ujung lorong selalu ada cahaya, ia menyambut cahaya itu dengan bahagia. Ia akhirnya keluar dari sana. Dan sekarang ia berada di luar, ia menginjak rumput-rumput yang sudah lama tidak ia rasakan.

My Choice [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang