Kepingan Masa Lalu

558 58 5
                                    

"Kayla." Panggil Ibu Kayla.

"Iya ibu?" Kayla berdiri dari sofa ruang tengah.

"Ibu dengar kamu telat masuk ke tempat les tadi." Ucap ibu Kayla, seketika ia menegang karena ibunya tahu.

"Ah itu..." Kayla tidak tahu harus menjawab apa, mau dijawab apapun pasti ia akan dimarahi.

"Bagaimana jika kamu tertinggal pelajarannya? Dan nilai kamu di kelas jadi turun?"

"Maaf, tadi hujan terus juga... Pak Supri tidak bisa mengantar Kayla." Kayla menundukkan wajahnya tidak berani menatap ibunya yang sedang marah.

"Bukannya ada bis di dekat sekolah dan ibu memberimu payung, karena ibu sudah memprediksi bahwa tadi akan turun hujan."

"Tadi aku-"

"Masuk ke kamar dan belajar lebih keras lagi." Ibu Kayla memotong kalimat Kayla.

"Iya Bu." Ucap Kayla pelan sambil melangkahkan kakinya dengan lesu menaiki tangga yang mengarah ke kamarnya.

Ceklek

Kayla masuk dan menutup pintu kamarnya sambil menghela nafas berat.

Gadis itu memandang sekeliling kamarnya dan menghela nafasnya untuk kedua kalinya. Tangannya bergerak untuk mencabuti kertas-kertas yang ada di tembok, namun tangannya berhenti saat suara pintu terbuka.

"Kayla."

"I-ibu..." Kayla menahan nafasnya karena terlalu gugup.

"Ibu simpan makanannya di atas meja belajar." Sesudah itu ibunya membalikkan tubuhnya hendak keluar.

Sesaat Kayla menghembuskan nafasnya, karena berfikir ibunya tidak tahu apa yang tadi akan Kayla lakukan, namun nafasnya tercekat kembali saat ibunya membuka suara.

"Mungkin kamu sudah tahu apa yang akan terjadi jika mencabut kertas-kertas itu." Lalu suara pintu tertutup memutuskan kontak mata mereka.

Kayla menatap telapak tangannya dan kemudian menatap kertas-kertas di dinding itu dengan sedikit rasa kesal dan sedih.

.

.

.

"Ayah." Kayla membuka pintu kamar ayahnya, disana terlihat ayahnya sedang sibuk bekerja padahal ini rumah bukan tempat kerja.

"Hmm?" Ayahnya hanya menyahut tanpa melirik sedikit pun kearah anaknya.

"Nanti aku ingin-"

Drrrtt drrrtt

Suara handphone ayahnya menghentikan mulut Kayla untuk mengutarakan sesuatu.

"Ya hallo?..." Ayah Kayla mengangguk-angguk kan kepalanya lalu melirik ke arah anaknya.

"Maaf Kayla, kita bicara nanti saja." Ucap ayahnya lalu melanjutkan percakapan seriusnya dengan seseorang dalam telfon itu.

Kayla menunduk sedih lalu pergi melewati pintu dan menutupnya dengan pelan. Ia menyandarkan punggungnya di tembok kamar ayahnya. Lalu bergumam sendiri, "aku hanya ingin meminta sesuatu."

"Kayla." Suara ibunya membuat gadis itu tersentak.

"Ibu."

"Sedang apa diam didepan kamar ayahmu? Ini sudah malam, sebaiknya kamu tidur agar saat disekolah tidak mengantuk. Cepat tidur jangan mengganggu ayahmu." Ucap ibu Kayla sambil membawa cemilan ke kamar ayahnya.

"Baik Bu." Gumam Kayla. Jangan heran, ayah dan ibunya Kayla tidur terpisah tidak seperti pasangan suami istri yang lain. Alasannya cukup simpel, yaitu karena pekerjaan.

My Choice [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang