Maaf

266 26 8
                                    

Suara tembakan berbunyi keras. Banyak teriakan para warga.

"Ada apa ini?" Kayla kebingungan dengan apa yang terjadi. Tiba-tiba banyak pikiran yang menakutkan di kepalanya.

"Ikuti aku." Staz menarik Kayla menuju lapangan istana. Banyak orang yang berkumpul di sana.

"Kita sampai." Ucap Staz setelah berlari cukup jauh menuju lapangan istana ini.

"Ada apa ini?" Tanya Kayla sambil menyekat keringatnya.

"Ah, sekarang waktunya perlombaan. Para warga memperebutkan hadiah dari kerajaan."

Dor

Suara tembakan terdengar lagi, tembakan kedua dari panitia penyelenggara untuk memulai perlombaan.

"Ya ampun, aku kira suara tembakan apa tadi. Aku kaget dan sudah berfikir kemana saja tadi." Kayla bernafas lega.

"Kenapa?" Tanya Staz yang sebenarnya ia sudah tahu apa yang Kayla pikirkan. Karena gerak-gerik Kayla mudah ditebak olehnya.

"Hanya saja aku memikirkan hal buruk saat suara tembakan tadi ahaha. Kenapa aku khawatir tidak tentu."

"Begitukah?" Staz mengacak Rambut Kayla dengan gemas.

Saat ini para peserta lomba sedang bersiap. Lomba yang akan di mulai sekarang adalah lomba memanah. Tentu saja dengan tingkat yang sangat berbeda karena para vampire sangat bagus saat membidik sesuatu.

"Kau ingin mencoba?" Tanya Staz yang di jawab gelengan oleh Kayla.

"Aku tidak bisa memanah."

"Benarkah? Kau tidak ingin mencoba?"

"Tidak terimakasih." Ucap Kayla sambil tersenyum lalu kembali melihat para peserta itu.

Seorang gadis dari belakang berlari ke arah Kayla dengan keringat yang membasahi tubuhnya.

"Hah.. hah... Akhirnya aku menemukanmu." Airis memegang baju Kayla sambil menatap Kayla dengan cemas.

"Ikut aku. Kita perlu bicara, ini sangat penting." Airis menarik Kayla tanpa mendengar persetujuan Kayla.

"Mau kemana?!" Teriak Staz di antara kerumunan itu.

"Aku akan kembali lagi nanti!!" Jawab Kayla dengan teriakannya yang tidak kalah keras.

Saat ini mereka telah sampai di kamar Kayla. Airis merasa sangat cemas tentang satu hal.

"Ada apa Airis? Apa ini akan lama? Staz sedang menungguku."

"Kau sedang bersama laki-laki? Aku harusnya senang tapi... Entah kenapa perasaanku tidak enak."

"Apa maksudmu?"

"I-ini... Kertas yang aku bawa waktu itu di atas mejamu, bukan list data barang yang harus kusiapkan."

"Apa? Jadi kertas apa yang kamu bawa?"

"Lihat sendiri." Airis menyodorkan sepucuk surat itu. Kayla membukanya dan ia disuguhi dengan tulisan indah, ia membacanya dengan seksama dan melihat nama pengirim di bawah surat itu. Lenz?

"Dia menungguku? Untuk mengatakan sesuatu? Jadi ini sebabnya ia begitu marah?" Tanya Kayla pada dirinya sendiri.

"Maafkan aku, andai saja aku lebih cepat mengembalikan nya, tapi waktu itu sangat tidak bisa."

FLASHBACK

"Aku harus buru-buru. Aduh tempatnya juga sangat jauh, aku akan terlambat." Airis berlari dengan kencang, ia sebenarnya juga tidak bisa berteleportasi, dan berlari super kencang karena ia Vampire Cacat. Ia terlahir tidak seperti vampire lainnya yang memiliki kekuatan hebat, tapi ia sangat lemah.

My Choice [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang