Kembali

334 31 4
                                    

"Begini aku bisa jelaskan. " Kayla mencoba membela diri,  tapi tatapan Lenz membuatnya menciut.

Lenz menarik Kayla keluar toko itu,  semua orang di sana melihat hal itu.  Penghuni toko itu tidak ada yang berkedip,  masih memperhatikan apa yang terjadi.

"Staz!  Aku sangat berterima kasih terimakasih untuk uangnya!  Semoga kuita bertemu kembali dan aku akan membalas budi! " Ucap Kayla sambil berteriak dan terus di seret ke arah pintu keluar.

"B-baik! " tiba-tiba saja Staz jadi gugup,  pasalnya gadis yang ia ajak bicara selama ini berasal dari kerajaan?

"Jadi dia kabur dari kerajaan? " Staz masih belum berkedip dan minuman yang di pesan telah datang dan hanya memandang dua gelas minuman yang sudah ada di mejanya.

.

.

.

"Lenz lepaskan! " lelaki terlalu erat mencengkram pergelangan tangan Kayla. Tapi Lenz tidak mendengar,   Lenz melepaskan cengkramannya jima sudah berada di kamar gadis itu.

"Aish. " Kayla mengusap-usap pergelangan tangannya yang memerah.

"Kabur lagi? " Tanya Lenz sinis.

"Aku tidak kabur.  Aku hanya bosan. "

"Kenapa tidak bilang? " nadanya masih sama,  bahkan mata lelaki itu terlihat marah.

"Aku takut jika kau tidak mengizinkannya.  Tunggu!  Kenapa aku harus minta izin darimu dulu? " Baru Kayla teringat kenapa dirinya harus meminta izin darinya.

"Tentu kau harus izin dariku,  dan siapa tadi?  Kau minum bersamanya? Hei kukira kau gadis polos."

"Apa!?  Hei,  bahkan aku tidak bisa membayangkan bagaimana aku meminum minuman beralkohol itu,  aku memesan tanpa alkohol. "

"Terserah.  Tapi siapa tadi? " Lenz masih bertanya.

"Kau tak perlu tahu. " Kayla memalingkan wajahnya,  ia merasa kesal dengan sikap Lenz,  saat ini ia merasa seperti sedang tertangkap basah saat sedang berselingkuh sampai di wawancarai suami.  Tapi ia bahkan tidak memiliki hubungan apapun dengan vampir jelek itu.

"Ya sudahlah," Lenz menggaruk kepala belakangnya.  Kenapa ia harus peduli? "besok pagi aku harus pergi. Kau jangan kabur selagi aku tidak ada. " Lenz memperingati.

"Aku tidak peduli. "

"Hah... " lenz menghembuskan nafasnya kasar.

Sring...

Seperti biasa,  lelaki itu berteleportasi dan menghilang.  Kayla sudah bosan melihat aksi itu,  apa susahnya membuka pintu dan melangkah kan kaki,  sunggu pemalas. Itulah pikiran Kayla.  Juga... Ditambah ia iri,  ia juga ingin berteleportasi.

"Ia akan pergi?!  Yeay! " Kayla meloncat-loncat senang di kasur,  gadis itu tidak tahu jika Lenz menguping di belakang pintu belum benar-benar pergi dari kamar gadis itu.

.

.

.

"Huahhh segarnya pagi hari...  Langit mendung terlihat cerah, burung gagak terlihat imut, karena apa?  Karena vampire jelek itu tidak ada di sini!! " Kayla bangun dengan semangat,  menyibak tirai panjang itu,  dan menghirup udara segar.

"Hari ini adalah hari yang terbaik. "

Gadis itu melakukan peregangan, sampai terdengar suara aneh dari pinggang nya.

"Aduh... Hah...  Sudah lama aku tidak berolahraga.  Apa aku lari keliling istana saja ya? "

Kayla membuka lemari dan tidak menemukan celana.  Ia tidak ingin bila harus berlari menggunakan gaun menyusahkan ini.

My Choice [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang