Drrrt drrrt
Suara handphone lelaki itu berdering menghancurkan lamunannya tadi.
'Cepat lihat berita saluran no 12 di TV.'
Ucap pesan singkat dari seseorang yang tidak lain adalah Yura, "memang kenapa? " Fian bergumam dan melihat saluran TV itu. Ternyata itu berita tentang Kayla.
"Insiden yang terjadi beberapa bulan lalu telah terungkap. Polisi mengatakan insiden itu terjadi karena pembunuhan dan penculikan. Saat ini di simpulkan gadis anak pemilik rumah sakit itu hilang dan dikabarkan telah meninggal. "
Fian mengedipkan matanya beberapa kali. Tidak menyangka jika paman Sam akan benar-benar menulis laporan palsu untuk menyembunyikan identitas Kayla sebagai Vampire.
Fian mengambil jaketnya dan pergi menggunakan motor besarnya ke kantor Polisi. Tapi sayangnya paman Sam tidak ada, dan rekannya bilang jika paman Sam ada di cafe. Benar saja ada paman Sam sedang duduk sambil meminum kopinya.
"Sepertinya kau sudah menonton beritanya ya? " ucap Paman Sam sambil tersenyum.
"..." Fian diam lalu mengangguk.
"Aku tidak tahu harus menulis laporan apa. Mereka tidak akan percaya jika aku menulis laporan tentang tentang Vampire. Jadi aku terpaksa menulis laporan palsu." Paman Sam menghela nafas.
"Terimakasih. " Fian berterimakasih dengan sungguh-sungguh.
"Kau benar-benar menyukai gadis itu?" tanya paman Sam iseng. Fian berdehem dan berdiri dari tempat duduknya.
"Bagaimana jika secangkir kopi? " tawar paman Sam, Fian duduk kembali di kuris cafe dan mereka berbincang santai.
Di sisi lain.
"Kayla? " ucap seseorang yang Kayla kenal.
"Staz? Kenapa kau ada di sini? " Kayla berdiri dari duduknya dan bertanya dengan senang.
"Karena rumahku ada di sekitar sini. " ucap Staz sambil mengacak rambut Kayla gemas. Lenz berdiri sambil melipat tangannya di dada lalu berdehem keras.
"Ayo pergi. " Lenz menarik tangan kanan Kayla.
"Tunggu, kau pergi saja sendiri. Aku ingin berbicara dengannya dulu. " ucap Kayla.
"..." Lenz tidak berbicara, lelaki itu malah semakin kuat memegang tangan Kayla dan menatap gadis itu tajam.
"Kau siapa? " tanya Staz bingung dan sedikit tidak suka. Lenz melirik dan tidak berbicara sedikitpun bahkan tidak ada niat untuk membuka mulut.
"Lenz lepas, tanganku bisa remuk. " Ucap Kayla sambil berusaha melepaskan membebaskan tangannya .
"Pangeran? " tanya Staz untuk memastikan.
"Ck lelaki ini tidak pantas di sebut Pangeran. " ucap Kayla yang di akhiri dengan sentilan keras di dahinya.
"Pangeran, mohon lepas tangan Kayla." ucap Staz sambil memegang tangan Kayla yang satunya lagi. Kayla tidak suka dengan kondisi awkward ini.
"Tolong mereka ingin menculikku! " teriak Kayla membuat orang-orang memandangnya. Kedua lelaki itu spontan melepas genggaman mereka.
"Kami kenalannya. " ucap Staz sambil mengangkat tangannya. Memberi penjelasan kepada orang-orang yang melihat ke arah mereka dan mereka pergi begitu saja.
"Kau pintar sekali ya. " ucap Lenz sambil mengejek.
"Akhirnya kalian melepas tanganku. " Kayla mengelus kedua pergelangan tangannya secara bergantian tapi tatapannya tak kalah mengejek untuk Lenz.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Choice [✓]
Teen Fiction[TAMAT] Cover story oleh sendiri. High Rank #2 in Fian 04/03/2019 High Rank #11 in Kutubuku 04/03/2019 High Rank #110 in Coldboy 06/05/2019 High Rank #18 in Castle 18/06/2020 Hanya dua harapan yang aku ingin. Kebebasan dan Cinta. Tapi kini aku hidu...