"Aku... Aku ada perlu dengan vampire itu. " Kayla menunjuk ke arah Van dengan polosnya. Lalu bergerak lurus ke arah orang yang di tunjuk setelahnya bersembunyi di belakang tubuh itu dengan tubuh yang bergetar dan berkeringat dingin.
Pangeran itu menatap tajam gadis yang bersembunyi di belakang Van lalu pergi tanpa bicara dengan aura yang dingin.
Kayla menghela nafas berat nan panjang, Meskipun sudah beberapa hari ia tinggal di sini, tapi tetap saja ini adalah hari pertama ia melangkahkan kakinya jauh dari ruangannya. Atau ia pikir ini yang kedua kalinya setelah ia melihat pangeran itu untuk pertama kalinya.
"Emm... Terimakasih sudah tidak mengusirku saat aku bersembunyi di belakangmu tadi. "
Van tidak menjawab, ia hanya menahan tawa, dan tiba-tiba memberikan obat hitam berbentuk bulat kepada gadis yang bersembunyi di belakangnya tadi.
"Hah? "
"Kamu kesini untuk ini kan? "
"Bukan ini tapi yang cair. "
Van mengangguk lalu membuka suara "aku mengubahnya dalam bentuk seperti ini agar mudah dibawa kemana-mana. "
Kayla menerimanya dengan senang hati. Lalu berterimakasih, gadis itu melihat senyum hangat dari Van, tidak ada aura yang mengajak Kayla untuk takut ataupun kesal. Tapi... Gadis itu penasaran dengan kain yang menutupi kedua matanya.
Gadis itu tidak berani bertanya karena ini hari pertama ia bertemu dengan pria itu. Lalu gadis melihat sekeliling, banyak sekali tanaman dengan aroma dan warna yang berbeda.
"Terimakasih. Ah aku hampir lupa. Siapa namamu? "
"Van. "
"Van? "
Pria itu mengangguk dengan senyuman hangatnya, "Van Nertz. "
"Itu nama panjangmu? " Kayla bertanya, tapi Van hanya menjawabnya dengan gelengan dan juga raut wajahnya yang tiba-tiba berubah.
"Ah maafkan aku karena banyak bertanya. " Kayla tidak melanjutkan rasa penasarannya karena pria di depanya itu terlihat kurang senang.
Dengan cepat gadis itu pergi dan berlari menuju kamarnya. Setelah tiba, ia membanting tubuhnya ke atas kasur lalu menutupi wajahnya dengan bantal.
"Seharusnya aku tidak boleh banyak bertanya. " Gadis itu melempar bantalnya ke lantali lalu memandang langit-langit kamar dengan sendu, ia merindukan kakaknya yang sedang bertugas. Untuk pertamakalinya setelah sekian lama gadis itu tidak merasakan hidup tanpa kekangan orang tua. Meskipun ia tidak menyukai ibunya tapi tentang kematian kedua orangtuanya merupakan kabar yang sangat menyedihkan.
"Aku... Ingin pulang."
Gadis itu menutupi kedua matanya dengan lengannya, air mata jatuh membasahi pelipisnya. Ia mulai berfikir, hidupnya yang selama ini sangatlah monoton, hidup seperti boneka, dunia yang berubah menjadi suram, tinggal dengan vampire yang menyeramkan. Bahkan untuk tidur saja gadis itu selalu berjaga-jaga, ia tidak bisa merasa tenang.
Tapi ia melihat sisi positif yang lain, ia bisa melihat kakaknya yang selama ini ia rindukan, ia bisa bebas dari kekangan ibunya, tapi... Tetap saja ini di luar akal manusia, siapapun manusia yang mengalami ini tidak akan mudah untuk beradaptasi.
Gadis itu terduduk lemas di atas kasur, hal yang ia butuhkan sekarang adalah sebuah buku. Dengan membaca, Kayla selalu merasa tenang walau hanya sedikit.
Ia mulai mencari-cari buku di ruangan ini, mulai dari lemari yang hanya berisi tiga bajunya yang ia dapat dari kakak, bawah meja, bahkan sampai ke kamar mandi ia cari. Tapi tidak ada buku atau kertas yang ia terlihat disini. Kamar ini benar-benar kosong, warna ruangannya juga sangat membosankan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Choice [✓]
Teen Fiction[TAMAT] Cover story oleh sendiri. High Rank #2 in Fian 04/03/2019 High Rank #11 in Kutubuku 04/03/2019 High Rank #110 in Coldboy 06/05/2019 High Rank #18 in Castle 18/06/2020 Hanya dua harapan yang aku ingin. Kebebasan dan Cinta. Tapi kini aku hidu...