Dirimu

310 28 14
                                    

Pagi hari ini, kejadian langka terjadi. Fian, Via, Yura, Bayu dan Ghana berjalan bersama di lorong sekolah.

"Ssstttt.. lihat mereka berjalan bersama."

"Hei ini sangat aneh."

"Yang satu dingin cakep, yang satu penakut, yang satu playgirl, yang satu raja basket, dan terakhir tukang marah."

"Apa mereka membuat sebuah geng?"

"Kombinasi yang aneh."

"Ssst pelan-pelan, nanti mereka dengar."

Berbagai komentar datang dari para siswa siswi sekolah. Kelima manusia itu terkadang kesal dengan ucapan yang terlontar dari beberapa murid.

"Honey, sepertinya mereka ingin berjalan bersama kita." Bayu membenarkan rambut Yura dengan hati-hati agar tidak tersangkut di jarinya.

"Tentu saja my sugar... Itu karena derajat kita berbeda dengan mereka." Jawab Yura sambil memberikan tatapan sinis pada orang-orang yang memandang mereka aneh.

Via mencengkram tasnya erat dan kepalanya menunduk gugup karena banyak orang yang melihatnya. Ghana menatap galak pada orang-orang yang menatap mereka. Sedangkan Fian berjalan datar dengan pertanyaan di benaknya, 'kenapa aku jadi berjalan bersama dengan mereka?'  begitulah kira-kira isi hati Fian saat ini.

"Sepertinya kita berpisah disini." Yura  melambaikan tangannya pada Via.

"Iya." Via tersenyum.

"Atau perlukah aku mengantarmu ke kelas—"

"Tidak perlu." Cegah Via cepat.

"Hmm baiklah. Jika ada yang mengganggumu, bilang saja padaku. Biar Ghana yang membereskannya. Benarkan Ghan?" Tanya Yura yang sedang berdiri di Lawang  pintu pada Ghana yang sedang menarik kursinya untuk duduk.

"Serahkan saja padaku." Ghana mengangkat satu jempolnya ke atas. Memberi tanda bahwa semuanya akan baik-baik saja.

"Terimakasih!" Via menunduk lalu berlalu berlalu dari sana.

"Sepertinya aku juga harus berpisah dengan my honey." Bayu membuat ekspresi sedihnya.

"Cup cup cup, jam istirahat kita bisa bertemu lagi." Ucap Yura dengan ke-alay an nya.

"Daah honey." Ucap Bayu setelah mengacak kepala Yura. Momen itu mendapat tatapan tajam dari banyak lelaki di kelas yang di arahkan kepada Bayu. Tapi, Bayu hanya memasang senyuman kemenangannya.

.

.

.

Istirahat telah datang, tapi seisi kelas Yura masih belum keluar. Hari ini pelajaran matematika dengan guru yang menyebalkan. Guru ini hanya akan mempersilahkan keluar jika salah satu orang di sini bisa menyelesaikan soal matematika yang mereka anggap sulit. Namun jika tidak ada satupun orang yang bisa mengisinya, mata pelajaran ini akan berakhir bersamaan dengan berakhirnya jam istirahat.

Biasanya disaat seperti inilah Kayla di anggap menjadi seorang pahlawan, tapi sayangnya gadis itu sudah tidak bersekolah di sini.

"Pssst ketua kelas. Bukannya kau pintar?" Bisik seseorang pada ketua kelas.

"Aku juga kesulitan." Ucap ketua kelas sambil terus menekan-nekan dahinya.

Fian hanya diam bosan, dan lelaki itu juga tidak suka kondisi seperti ini. Ia tidak akan bisa berdiam di atap atau tidur di perpustakaan.

"Ya kau kedepan." Ucap Guru itu saat Fian mengangkat tangannya. Semua melohok, dan suasana yang hening.

Fian melangkah maju dan mulai mengisi papan tulis itu dengan enteng. Setelah itu keluar kelas tanpa mengucapkan apa-apa.

My Choice [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang