Tolong

260 26 10
                                    

"Cepat bersihkan piring yang itu!"

"Tapi aku sedang mengerjakan bagian ini!"

"Jadi siapa yang akan mengurus ini!"

"Ada yang bisa membantuku?!"

Berbagai permintaan di teriakan oleh para pelayan, mereka saling meminta tolong namun semua dari mereka juga sibuk, bahkan tidak sedikit yang kesulitan mengerjakannya sendiri.

Tok tok tok

Seorang Gadis mengetuk pintu besar dapur istana itu, namun tidak ada yang menyahut karena di dalam sana terlalu berisik.

Gadis itu mengetuk pintu lagi dengan keras. Kebetulan ada seorang pelayan yang sedang berada di dekat pintu.

"Kami sedang sibuk!" Teriak pelayan itu sambil membawa alat dan dengan susah payah membuka pintu. Pelayan itu terkejut saat melihat siapa yang datang. Barang bawaannya berjatuhan dan membuat gaduh. Semua pelayan melirik dan langsung menunduk, menghentikan aktivitasnya sementara.

"M-maafkan hamba Nona! Hamba tidak tahu jika itu adalah engkau." Pelayan itu ketakutan, ia takut di pecat.

Gadis itu alias Selena memegang pundak pelayan itu dan tersenyum, "tidak apa-apa, aku mengerti bagaimana kondisi sekarang." Selena memandang para pelayan dan memerintahkan mereka untuk kembali berdiri tegak.

"Saya disini ingin memberikan bantuan pada kalian." Selena mundur dua langkah dan ada dua orang gadis pelayan.

"Aku tahu jika ini kurang, tapi mereka sangat cekatan."

"Mohon kerjasamanya!" Kedua pelayan itu menunduk.

"Kembali bekerja, atau makanan yang kalian buat akan gosong." Ucap Selena sambil tersenyum. Pelayan yang sadar akan ucapan Selena, langsung mematikan kompornya.

"Ahhh! Bagaimana ini!!."

"Tidak apa-apa! Kita akan membuatnya lagi!" Ucap kedua pelayan itu sambil tersenyum. Semua kembali beraktivitas setelah mendengar kalimat mereka.

Selena yang berada di balik pintu itu, tersenyum licik.

"Ah Nona." Airis langsung menunduk saat bertemu Selena di depan pintu dapur.

"Ah maaf aku menghalangi jalan." Selena mennggeser tubuhnya sendiri.

"Ah terimakasih. Permisi." Airis berjalan masuk dengan terburu-buru, dan begitu masuk ia langsung disibukkan oleh pelayan yang lain. Pikiran Airis terganggu saat melihat Selena tadi tersenyum aneh di depan pintu dapur.

Airis menggelengkan kepala dan berfikir mungkin itu hanya halusinasi nya saja.

.

.

.

Hari sudah malam, tapi Istana masih penuh dengan para pengunjung dari berbagai kalangan.

Staz duduk di bangku, masih tetap menunggu Kayla datang.

"Apa dia tidak akan kembali?" Staz berdiri dan berkeliling santai mengitari istana dan berharap menemukan Kayla secara tidak sengaja.

"Augh pegal sekali." Airis merenggangkan tubuhnya sambil duduk di bangku taman. Akhirnya sekarang ia bisa beristirahat setelah bekerja di dapur yang seperti berada di tempat oerang.

"Emm, permisi apa anda melihat Kayla?" Tanya Staz pada Airis.

"Ah anda lelaki yang saat sore bersama Kayla ya? Ada apa? Kayla tidak ada?"

"Emmm iya, aku tidak melihatnya setelah ia pergi dengan anda."

"Benarkah? Setelah bersamaku, ia pergi mencari pangeran. Sulit mencari Kayla dalam keramaian seperti ini." Ucap Airis, ekspresi Staz tiba-tiba tidak senang.

My Choice [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang