"Hahh... Hahh... Hahh. " Kayla bangun di tempat yang familiar. Seketika ia ingat merasa pernah dirinya di Serang oleh sekelompok serigala, hal itu membuat kepalanya sakit.
Bukan itu saja yang ia pikirkan, tapi tubuhnya saat ini merasa sangat panas dan haus yang tidak tertahankan.
Ceklek
Suara pintu kayu dengan ukiran kuno kamar terbuka, Lenz menatap gadis itu dengan perasaan lega dan mungkin senang, namun ia menutupinya lagi dengan muka datar, atau bisa disebut dengen poker face.
Kayla menatap heran pada sosok yang melangkah ke arahnya saat ini.
"Hahh... Bukannya kemarin aku hahhh mati? Hah... " Kayla terus menahan rasa haus dan panas ditubuhnya, haus ini bukan haus yang biasa dan juga panas ini bukan panas demam tapi ini terasa berbeda.
"Bodoh. Kau tidak akan bisa lari dari sini selama aku masih hidup. "
"Tapi hahh... Aku... Kenapa hahhh.. " Kayla memegang lehernya mencoba menghilangkan rasa haus ini.
Lenz melangkahkan kaki dan duduk di sisi kasur. Ia membuka kancing baju atasnya dan mengekspos lehernya pada Kayla.
"Apa yang hahh.. kau lakukan bodoh... "
"Aku tau kau haus. "
"Kau gila hahh ... Aku bukan... Makhluk seperti kalian hahh... " Kyala mencoba mengelak tapi pandangannya tidak bisa lepas dari leher Lenz.
Lenz mendekatkan dirinya pada Kayla, memaksa gadis itu untuk segera meminum darahnya.
"Aku tidak mau... " Kayla menutup mulutnya dengan kedua tangannya, tapi Lenz terus menarik kepala Kayla ke arah lehernya.
"Jangan menyia-nyiakan kesempatan ini. "
Tanpa aba aba lagi, Kayla menancapkan taringnya di leher Lenz, terdengar suara lenguhan pelan di bibir Lenz saat Kayla menancapkan taring kecilnya.
"Ya seperti itu. " Lenz mengelus pelan punggung Kayla tanpa sadar, lalu Kayla melepaskan taringnya dan beringsut mundur sembari menutup mulutnya dengan kedua tangannya.
"Apa yang aku lakukan?! " Matanya berkaca-kaca, tidak percaya dengan apa yang barusan ia lakukan.
Tidak lama, Kayla mulai terisak. Lenz tahu gadis itu pasti akan seperti ini, tapi ia tidak kecewa dengan keputusannya untuk mengubah Kayla menjadi Vampire.
"Tenanglah. " Lenz mendekati Kayla, tapi Kayla menutupi dirinya dengan selimut.
"Kenapa aku hiks seperti ini hiks? " Gadis itu berbicara di dalam selimut, masih dapat terdengar isak tangisnya.
"Kau bisa menyalahkanku. " Lenz menunduk menatap lantai, mendengar itu hal itu, Kayla menatap aneh Lenz dengan mata yang basah.
"Kenapa hiks kau meminta maaf? "
"Aku terlambat menyelamatkanmu dari serigala itu dan kau... telah mati. Karena suatu alasan, aku menghidupkanmu menjadi Vampire." Kayla yang mendengar itu tidak percaya, ia mati dan hidup sebagai vampire. Tapi ia ingin mati kan? Gadis itu melihat sorot mata Lenz terlihat redup seperti menyimpan suatu kesedihan. Tapi Kayla tidak peduli, Lenz telah merusak usahanya.
"Hei kau jahat hiks, Kau monster jahat. Aku ingin mati, kenapa kau malah menghidupkanku hiks. " Kayla memukuli tubuh Lenz dengan pukulan yang tidak terasa bagi Lenz.
"Aku punya alasan. " Lenz masih terus menatap lantai, ia sedikit kecewa saat kalimat 'ingin mati' keluar dari mulut kecil gadis itu.
"Apa alasannya hah? " Kayla menatap Lenz dengan tajam, tapi pria itu tidak menoleh padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Choice [✓]
Teen Fiction[TAMAT] Cover story oleh sendiri. High Rank #2 in Fian 04/03/2019 High Rank #11 in Kutubuku 04/03/2019 High Rank #110 in Coldboy 06/05/2019 High Rank #18 in Castle 18/06/2020 Hanya dua harapan yang aku ingin. Kebebasan dan Cinta. Tapi kini aku hidu...