"Engg... Tidak!! " Kayla bangun dari tidurnya. Van kaget melihat gadis itu tiba-tiba berteriak namun kekagetan itu berubah menjadi kekehan pelan.
"Kau lucu. " Van terus menahan tawa, Kayla melirik kearah Van dengan sangat malu.
"M-maafkan aku. " Kayla menutupi mukanya menggunakan telapak tangan.
"Tidak apa-apa kau pasti lelah setelah banyak membantuku. "
"Itu bukan apa apa, tapi...ngomong -ngomong dari kapan aku tertidur?"
"Satu jam yang lalu. "
"What?! " Kayla berdiri tempat itu lalu membungkuk.
"Memang kenapa? "
"Tidak... Hanya saja, tidak biasanya aku bisa tidur dimana saja dengan cepat, " Kayla melirik kearah Van lalu tersenyum ringan "mungkin itu karena disekitarmu. "
Van mencerna kata-kata yang baru saja diucapkan gadis itu, ada dua kemungkinan yang Van dapat... Opsi pertama bisa saja karena keberadaannya yang dirasa tidak membuatnya tertekan. Opsi kedua, gadis itu menyukainya. Sebenarnya bisa saja ia membaca pikiran gadis itu, tapi ia ingin mendengar langsung dari mulutnya.
"Apa maksudmu? " Van duduk bersebrangan dengan Kayla, jarak mereka hanya terpisahkan oleh meja ramping.
"Aku—"
Brak
Pintu ruangan di buka dengan keras, sosok yang Kayla jauhi dan ia rasa menyebalkan muncul di depan pintu dengan dingin. Seperti biasa tatapannya tajam seperti akan menerkam sesuatu.
"Apa yang sedang manusia bodoh lakukan disini? "
"Van, sepertinya aku harus pergi. " Kayla bergegas pergi, ia sedang tidak ingin mencari masalah, dan malas melihat mukanya.
"Kau terlihat kotor. "
"Kotor? Oh kau benar, tapi hatiku bersih tidak sepertimu. " Ucap Kayla sinis. Ia menyesali perkataanya yang akan mengundang masalah tapi, hatinya sedikit lega.
"Kau! " Lenz menunjuk sambil melotot. Van tetap diam meski ia sedikit khawatir.
Krek
"Haa! " Lenz berteriak kaget saat Kayla menggigit ujung jari Lenz.
"Ini untuk balasanmu yang waktu itu! cuh.. Kita impas sekarang. " Kayla melewati Lenz yang masih terdiam entah apa yang ada dipikirannya itu.
Disamping itu, Van yang daritadi hanya melihat kejadian tersebut membuatnya merasa resah saat Lenz menyeringai penuh arti.
Kayla... Kau telah membangunkan seorang monster. Van berdoa didalam hati agar tidak ada yang terjadi padanya.
Seperti biasa, Kayla melewati lorong yang panjang dan gelap jika sepulang dari tempat Van. Ia merasa pilihannya untu menjadi kuat, dan mencoba menerima kehidupannya yang menyeramkan ini.
"Tidak apa-apa ini pilihanku. " gadis itu bergumam sendiri sambil menenangkan dirinya sendiri.
Setelah sampai di depan pintu kamarnya, ia masuk lalu mengunci pintu tersebut agar tidak akan ada yang masuk, mungkin?
"Ah! " Kayla tersentak saat tiba-tiba Lenz tiba-tiba ada didepannya, wajahnya sangat dekat, dingin tidak memiliki suhu dan matanya yang merah. Mulutnya tersenyum menyeramkan.
"K-k-kau b-bukannya sedang di ruang bunga bersama Van, maksudku aku yang pertama masuk. " Punggung Kayla menyentuh pintu, ia sudah tidak bisa lari kemana-mana, tangannya bergerak menyelinap untuk membuka kunci pintu. Namun, kunci itu sudah tidak ada di genggaman gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Choice [✓]
Teen Fiction[TAMAT] Cover story oleh sendiri. High Rank #2 in Fian 04/03/2019 High Rank #11 in Kutubuku 04/03/2019 High Rank #110 in Coldboy 06/05/2019 High Rank #18 in Castle 18/06/2020 Hanya dua harapan yang aku ingin. Kebebasan dan Cinta. Tapi kini aku hidu...