Membantu

516 53 0
                                    

Suara kotak musik menemani malam panjang itu. Cahaya rembulan yang masuk melalui kaca jendela, menenangkan siapa saja yang melihatnya. Sang gadis yang terjaga di malam hari menatap sayu pada sebuah boneka kelinci yang usang di atas meja belajarnya.  Tiba-tiba kepalanya merasa berdengung, matanya ia pejamkan, seorang laki-laki yang tersenyum tiba-tiba melintas di pikirannya.

"Siapa itu— akh. " Kepalanya masih terasa sakit, banyak kisah tentang seorang laki-laki itu di kepalanya, namun juga seorang gadis kecil. Mereka terlihat sedang bermain bersama, tertawa bersama dan bahagia bersama. Laki-laki itu menghilang bersama rasa sakit yang mereda di kepalanya.

"Laki-laki yang ada di dalam mimpi kemarin... "

Ia bergerak cepat ke tempat album foto, tangannya bergerak cepat membuka lembaran, tiap lembaran foto, namun alhasil tidak ada foto seorang laki-laki itu. Yang ada hanya foto gadis kecil bersama Ayah dan Ibunya.

"Gadis itu... Aku?" kayla mengambil satu foto yang robek. Ia mengamati foto tersebut, merasa jika ada seseorang lagi di samping gadis kecil itu. Ia melihat foto yang lain, namun sama, fotonya robek.

"Seperti sengaja di sobek. Sebenarnya siapa laki-laki itu? Fotonya robek saat bagian ada seorang laki-laki itu." Kayla memandang boneka kelincinya lagi. Ia tidak ingat siapa yang memberikan boneka itu, dan ia tidak membuangnya meski sudah sangat usang dan robek penuh jahitan, karena... Ia merasa pernah berjan
ji akan menjaga boneka itu. Tapi siapa?

Gadis itu menatap kembali cahaya bulan yang Indah.

.

.

.

"Kayla!"

Bruk!

"Yura lepasin,  jangan peluk-peluk sembarangan dengan keras,  sakit tahu. "

"Aku...  Dimarahi kakakku huaa. "

"Pasti salahmu juga. "

"Bukan,  aku hanya meminjam catokan rambut kakakku. "

"Terus?  Kenapa bisa marah? "

"Aku juga tidak tahu, kemarin malam aku nonton mytube terus karena aku penasaran aku nyobain. "

"Emang kamu apain? "

"Aku manggang daging sapi pake catokan—"

"Aku ga peduli. " Kayla memutar balikan tubuhnya dan pergi meninggalkan Yura.  Awalnya Kayla peduli dan ingin membantu,  tapi karena itu perbuatan aneh Yura sendiri,  ia jadi enggan menolong.

"Pagi Kayla! " Sambut Ghani dengan akrab. Ghani menjadi dekat dengannya sejak Kayla memberikan komik-komiknya secara gratis. Dan mungkin Ghani mendekatinya karena ingin komik lagi.

"Pagi Ghan—"

"Teng. " lanjut Yura, Tapi Kayla tidak peduli.

"Gua emang ganteng, ga udah di jelasin lagi."

"Kembaliin komikku." Kayla menagih kembali komik yang ia berikan pada Ghani.

"J-jangan lah, ia ia gua janji ga bakal so kepedean lagi.  Gara-gara lu muak kan? " Tanya Ghani yang di jawab Anggukan Kayla.

"Ya muak dan... Jijik. " Kayla pergi ke arah bangkunya dan duduk di sana.

"Pffft Ahahaha,  lu di bilang jijik Ghan. Bang,  aku jijik sama kamu! Wahahaha. " Yura menuju ke arah tempat duduk sambil mengusap air mata tertawa yang keluar.

Sedangkan Ghani,  ia menggebrak mejanya dengan kesal dan pergi ke luar, pada saat itu semua orang menmberinya jalan karena takut di pukul olehnya.

My Choice [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang