Jangan lupa putar mulmed!!
Happy reading, darling 😘
_D E N I A L_
"EH MATA GUA KENAPA INI?!"
"KENAPA LO, NU? MATA LO BUTA?!"
"ANJING LO, RIK!!"
Riko terbahak ketika Wisnu memelototinya. Ia berpura-pura batuk membuat Deni dan Yana yang baru saja sampai di parkiran melirik kedua temannya itu heran.
"Kalian Dilan, Milea bukan?"
Yana yang sadar maksud keduanya langsung turun dari motor Deni. Ia berdiri dengan canggung apalagi ketika Evan dan Indah datang.
"Yan, gua gak salah liat, kan? Lo berangkat bareng Deni nih?" Tanya Indah yang masih tak percaya. Ia menggoyangkan tangan Evan.
Evan terkekeh. Melipat tangan sambil memperhatikan Yana yang berusaha mengelak. "Jadi, bener yang gua liat semalam di rumah lo itu Deni?"
Yana melotot, ia menggeleng lalu tertawa pelan. "Sotoy lo, Van. Lagian tadi malam kan lo gak ke rumah gua."
Evan mengangguk. "Iye, kagak ke rumah lo tapi gua kan lewat pas-pasan si Deni dateng ke rumah lo hmmm."
Deni menatap gemas pada Yana yang sepertinya belum mau hubungan mereka diketahui banyak orang. Ia mengajak Wisnu untuk ke kelas meninggalkan yang lain membuat keadaan menjadi canggung.
Riko mengajak Indah dan Evan meninggalkan Yana yang kini merasa bersalah pada Deni. Ia memanyunkan bibirnya lalu menghentakkan kakinya menuju kelasnya sendiri. Langkahnya menjadi terhenti ketika sadar ia harus melewati kelas Deni. Ia melihat Deni dan teman-temannya sedang asik berbincang di depan kelas. Yana jadi malu mau lewat.
Lewat? Tidak? Lewat? Tidak? Ah lewat saja lah, memangnya Yana harus mengambil jalan memutar yang lebih jauh gitu? Dengan sedikit gugup, Yana berusaha melewati Deni dengan jalan menunduk, tidak sadar bahwa lelaki itu sudah berdiri dan membuatnya tertabrak. "Aww!"
Jeritan Yana membuat yang lain terkekeh dan bersiul menggodanya. Deni mengangkat dagunya, ikut mengusap dahi gadis itu yang tadi terantuk dadanya. "Maaf, ya?"
"Iya, gapapa kok sayang." Sahut Wawan yang membuat teman-temannya semakin heboh.
Yana memasang wajah garang pada gerombolan Deni membuat mereka berpura-pura takut. Tepukan di kepalanya membuatnya kembali menatap Deni yang tersenyum. "Gak usah ditanggepin."
Yana ikut menarik kedua sudut bibirnya. Entah kenapa, sejak hubungan mereka berubah, Yana merasa senang melihat senyuman Deni. Senyuman yang mampu membuatnya ikut tersenyum. Sejenis senyuman menular.
Elzan berdeham sambil memegangi lehernya. "Gua kok bukannya gemes malah geli ya lihat Deni sok manis gitu?" Tanyanya membuat Deni melepaskan sebelah sepatunya lalu melemparkannya tepat ke kepala Elzan membuat mereka kembali tertawa heboh.
Bimo ikut mengejek. "Udah lah, biarin dulu tokoh utama bersatu, kita mah cuma penonton alay di sini."
Deni menggelengkan kepalanya. Ia menarik tangan Yana. "Udah, gua antar ke kelas ya?"
"Drama basi anjir! Kayak kelasnya Yana di ujung kulon kali yak pake diantar segala?!" Wisnu menatap Deni dengan wajah mendramanya.
Fathir mengangguk. "Padahal cuma di sebelah doang. Maklum lah,yang kasmaran mah beda rasanya."
Yana mau mem-protes ketika ia sudah dirangkul Deni. "Lo nanggepin temen-temen gua ya sama aja berarti lo gila."
Yana menatap Deni kesal. Ia menurunkan tangan Deni tepat ketika sampai di pintu kelasnya. Mendadak Yana jadi tak mau masuk kelasnya ketika sadar tatapan penasaran dari seluruh teman sekelasnya. Ia menatap Deni, hendak bicara tapi bingung apa yang ingin ia ucapkan. Deni tersenyum lalu mengacak rambutnya. "Nanti istirahat bareng, oke?"
![](https://img.wattpad.com/cover/124108164-288-k320667.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DENIAL
Novela Juvenil[SELESAI] Kata orang, cinta itu buta. Kata orang sih gitu. Beberapa dari kalian pasti setuju dan ada juga yang gak setuju. Kenapa? Karena, ada yang benar-benar buta akibat cinta. Ada juga yang benar-benar cinta akibat buta. Bingung? Sama, aku yang...