h u l u p a m i L

2.2K 141 11
                                    

Siapin guling buat digigit 🤣🤣

Baca sambil putar mulmed ya

Happy reading, dear 💖💖

_D E N I A L_

Deni mengangguk pada Riko dan Wisnu yang pulang lebih dulu meninggalkan ia yang ingin memanaskan mesin motornya. Dering ponselnya membuat Deni langsung mengecek dan mengangkat panggilan yang masuk.

"Halo, kak?"

"Den, gua minta tolong dong!"

"Eh, minta tolong apa dulu nih?"

"Posisi lo masih di sekolah gak?"

Dengan bodohnya Deni mengangguk, lupa kalau lawan bicaranya tidak bisa melihat. "Iya, kak. Gua masih di parkiran."

Deni bisa mendengar helaan nafas lega di sebrang sana.

"Anterin Yana pulang ya, Den?"

Deni mengangguk lagi lalu melotot. "Hah? Lo minta tolong soal itu kak?"

Wafa terkekeh. "Biasa aja dong lo. Iya, gua minta tolong ya? Tadinya gua mau jemput dia cuma gua ada urusan mendadak jadi gak bisa."

Deni berpikir lalu menaiki motornya. "Dia bisa aja pake ojek online kan, kak?"

"Duh, Den. Kalo bisa gua gak minta tolong lo sekarang. Tadi pas gua chat, Yana bilang baterai hpnya udah low banget."

Deni menyerah. Tidak akan bisa melawan Wafa. Ia menghela nafas pasrah. "Oke deh, kak."

"Ahhh makasih calon adik ipar gua. Bye, Den."

Deni memandang hpnya yang memperlihatkan durasi bertelponan mereka. Sedikit tersenyum mendengar ucapan terakhir dari Wafa. Ia memasang helmnya lalu keluar area sekolah menuju halte.

Deni menekan klakson motornya lalu tertegun ketika sadar di halte, bukan hanya Yana dan murid-murid lain, tapi juga ada Cilla yang bahkan duduk di sebelah Yana. Deni memperhatikan keduanya lalu memasang senyum konyolnya. "Yan, ayo pulang?"

Yana melongo. Ia menatap Deni heran. "Lo ngajak gua pulang?"

Deni mengangguk. Yana menatap Deni bingung, ia juga menatap tidak enak pada Cilla yang kini membuang muka padahal tadi mereka berdua mengobrol panjang lebar.

"Lo gak salah, Den?"

Deni menggeleng. "Tadi kak Wafa nelpon, katanya dia gak bisa jemput lo."

"Ah gitu, ya?" Yana membenarkan posisi tas punggungnya lalu menepuk bahu Cilla dengan hati-hati.

"Gua balik duluan gapapa, Cill?"

Cilla menoleh lalu tergelak. "Ya gapapa dong, kak. Masa gua ngelarang lo mau pulang?"

"Masalahnya gua pulangnya bareng Deni." gumam Yana pelan, tak ingin Deni mendengar perbincangan mereka.

Cilla tersenyum lalu mengelus bahu Yana. "Gua bukan siapa-siapa kak Deni lagi. Gua gak berhak ngatur dia apalagi ngatur lo, kak."

Yana mengangguk. Ia berdiri lalu melangkah menuju motor Deni. Yana naik lalu melambai pada Cilla. Deni menatap Cilla sembari menekan klaksonnya pertanda pamit. Cilla mengangguk. Mengucapkan hati-hati pada keduanya dengan senyum ikhlas. Ikhlas melihat keduanya bersama.

_D E N I A L_

"Kok bisa bareng Cilla?" Tanya Deni ketika mereka terjebak lampu merah.

DENIALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang