Kalau bukan karena Evan sedang mojok bersama pacarnya, bukan karena Bella yang tidak masuk sekolah hari ini, Yana tidak akan mau menerima tawaran Indah untuk ke kantin bersama. Pasalnya Indah juga membawa Rasya yang membuat Yana jengah karena merasa seperti obat nyamuk. Ia memilih berjalan terlebih dahulu meninggalkan Indah berdua Rasya.
"Yan!" panggil Indah yang membuat Yana menoleh sekilas.
"Sya, lo mau mesen makanan, kan? Gua nitip ya nasi pecel sama es teh. Makasih." kata Yana yang membuat Rasya mengangguk pasrah. Yana lalu berjalan untuk mencari meja kosong. Tapi semua meja sudah penuh. Dia bingung harus duduk di mana sampai sebuah tangan menariknya hingga terduduk di sebuah meja panjang yang memuat 6 kursi.
"Duduk di sini aja,"
Yana bungkam karenanya,ternyata Deni yang menarik tangannya disaat dia kebingungan tadi. Ia memilih untuk tetap diam. Dia tau pasti akan terjadi hening nantinya. Disaat Rasya dan Indah ikut duduk di sini. Satu meja bersama Riko dan kawan-kawan. Diam-diam Yana melirik Riko dihadapannya yang menatap tajam ke arah Indah dan Rasya. Menghela nafas saja terasa susah apalagi berbicara.
Yana juga tau bagaimana perasaan temannya hingga Indah hanya berdiri mematung. Bingung harus berbuat apa. Apa harus mencari tempat lain sementara tidak ada meja kosong lainnya. Apa harus bergabung di meja itu? Yang mungkin berdampak sesuatu nantinya.
"Sini Ndah!" panggil Wisnu yang menyadari keengganan Indah untuk bergabung. Dia berusaha bersikap biasa saja agar masalah tak semakin besar.
Indah tersenyum lantas menggeleng membuat Riko menggeretakkan giginya.
"Gak usah maksain sesuatu yang gak berguna!" cibir Riko membuat Indah menatapnya sengit.
"Maksud lo apa?!" tanya Indah yang ikut tersulut emosinya.
"Ehem-ehem," dehem Yana berusaha mencairkan suasana yang tiba-tiba mencekam ini.
"Ndah, itu maksudnya Riko kan baik. Lo gak bakal dapat meja kalo lagi rame gini. Mending gabung kita aja. Masih ada 2 bangku kosong kan tuh." Deni menjelaskan dengan nada lembut membuat Wisnu menahan tawa sedangkan Yana memutar bola matanya sambil melirik Deni.
2 bangku yang masih kosong itu 1 terletak di samping Riko satu lagi di samping Yana. Karna tak mau berada di samping Riko. Indah memilih duduk di samping Yana walau dampaknya dia berhadapan dengan Riko.
"Duhhh Yan lo kapan putus sih sama Sandi? Biar gua bisa nembak lo gitu." ceplos Deni yang nampaknya menyindir.
Wisnu menyenggol lengannya membuat Deni merutuki dirinya sendiri. Kenapa ia lupa bahwa ia sendiri sekarang sudah berpacaran? Tadi kan niatnya ingin mengajak Yana bercanda agar suasana tidak canggung tapi sekarang akibat mulutnya, suasana makin canggung.
"Gila lo nunggu pacar orang aja kerjaannya." sahut Wisnu sambil menoyor kepala Deni. Sementara Yana hanya bergidik ngeri mendengar penuturan Deni tadi.
Sebenarnya mereka yang berada di meja itu bingung melihat interaksi antara Rasya, Riko dan Indah. Entah drama apalagi yang mereka sedang lakukan sekarang?
"Eh gua bingung dah. Lo bedua emang udah taken ya? Kok lagaknya kaya orang pacaran." sahut Deni blak-blakan.
"Udah." jawab Indah dan Rasya serentak membuat hati Riko mencelos.
"Beneran gak tuh, Yan?" tanya Wisnu pelan yang diangguki Yana.
Riko yang sudah tak bisa menahan geram pun menggebrak meja membuat semua yang ada di kantin menatapnya. Riko mengelap bibirnya dengan tisu yang telah disediakan lalu berdiri.
"Mau kemana boss?" Deni bertanya setelah latahnya akibat gebrakan meja tadi.
"Mau balikan juga sama mantan!" jawab Riko yang lebih pada sindiran ke Indah.
KAMU SEDANG MEMBACA
DENIAL
Fiksi Remaja[SELESAI] Kata orang, cinta itu buta. Kata orang sih gitu. Beberapa dari kalian pasti setuju dan ada juga yang gak setuju. Kenapa? Karena, ada yang benar-benar buta akibat cinta. Ada juga yang benar-benar cinta akibat buta. Bingung? Sama, aku yang...