h u j u t h u l u p t a p m E

1.4K 92 5
                                    

Deni menatap Wisnu yang sedang menyalin pr milik Chintia. "Cewek itu makhluk paling membingungkan. Ya gak, Nu?"

Wisnu berdeham masih fokus dengan pr-nya. Deni mengetuk-ngetukkam jarinya di meja. "Cilla kok berubah gini ya sama gua?"

Wisnu sempat melirik Deni sebelum mengguncang tip-ex karena salah menulis. "Berubah gimana?"

"Beda aja. Dulu Cilla yang gua kenal itu anaknya ceria dan lucu banget tapi sekarang dia banyak diamnya gitu, kalem-kalem ngeselin sih kalo menurut gua."

Wisnu mengembalikkan buku Chintia pada pemiliknya lalu menggeser bukunya ke depan Deni. "Kerjain dulu pr lo baru lanjut curhat sama gua."

Deni menghela nafasnya, mengikuti kata Wisnu masih sambil bercerita. "Perasaan gua selalu bersikap sebagaimana orang-orang pacaran. Gua memperlakukan dia spesial karena dia cewek gua tapi kok sekarang gua ngerasa dia aneh ya? Kayak mulai jaga jarak sama gua, mulai ngilang dan kalo ngeliat gua, dia kayak ngehindar gitu. Menurut lo, Cilla kenapa, Nu?"

Wisnu berpikir sejenak lalu menggebrak meja membuat Deni mengumpat. "Gua juga gak ngerti, Den."

Ucapan polos yang mampu membuat Deni menjitak kepalanya. "Gak ngerti tapi lo ngagetin gua, anying!"

Wisnu terkekeh geli. "Solusinya cuma satu. Lo harus ajak dia ngobrol empat mata terus kalian ngomong jujur-jujuran."

Deni mengangguk lalu kembali menjitak kepala temannya itu. "Kalo semudah itu, udah gua lakuin dari kemaren-kemaren tolol!"

"Santai dong, gak usah nyebut gua tolol kalo lo lebih tolol!"

Deni baru akan mendaratkan kepalan tangannya ketika guru yang mengajar sudah masuk. Ia mendelik ke arah Wisnu. "Awas lo ya?!"

Wisnu memasang wajah sok takut membuat Deni menggeram tertahan. Memang ya teman terbaik adalah teman yang terkampret.

Ponselnya bergetar membuat Deni memeriksanya. Ada whatsapp masuk dari Cilla.

Nanti gak usah nungguin gua. Gua ada kerja kelompok.

Deni melirik gurunya lalu mengetikkan balasan dengan hati-hati.

Di mana? Rumah lo atau rumah teman lo? Biar gua yang antar.

Balasan dari Cilla datang begitu cepat.

Gak usah. Gua sama temen gua aja.

Tidak ingin dianggap memaksa, Deni mengetikkan balasan lagi.

Oke. Be careful, ya:)

_D E N I A L_

Cilla tersenyum miris membaca balasan dari Deni. Ia membuka wa masuk dari seseorang yang harusnya tidak ia hubungi lagi.

Beneran? Cowok lo gak marah, gua jemput lo?

Tangan Cilla mengetikkan balasan dengan lancar.

Iya, dia gak marah kok.

Keluar dari aplikasi whatsapp, Cilla membuka akun instagramnya dan tertawa hambar melihat video yang sedang viral.

Kamu berbohong, akupun percaya
Kamu percaya, aku bohongin
Coba kau pikir kamu berbohong, masa aku diemin?
Kau tinggalkan aku, aku persilahkan
Kau dengan yang lain, aku persilahkan
Tak usah tanya kenapa,
Aku penginnya udahan~~

Dengan kesadarannya sendiri, Cilla menekan unggahan akun dagelan itu menjadi instastory-nya. Lupa bahwa semua pengikutnya bisa melihat dan merespon cerita yang ia buat. Termasuk Deni yang langsung mengajaknya video call. Cilla tidak menerima vc-nya. Ia mengirim pesan pada Deni.

DENIALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang