"Jahat lo, Den." Agus mengepel lantai koridor depan kelasnya sambil mendengus.
Deni tersenyum miring. "Salah siapa ninggalin gua?" Ia menghadapkan kamera hpnya pada Agus lalu klik.
Deni berterimakasih pada Bu Susan yang memberi hukuman mengepel seluruh koridor dan membersihkan wc cowok untuk ke-enam temannya. Ia semakin berterimakasih ketika dirinya hanya diberi hukuman hormat di tiang bendera selama 10 menit lalu setelah itu, tugasnya memotret teman-temannya sebagai bukti semuanya menjalankan hukuman yang diberikan.
Deni meninggalkan Agus menuju Elzan yang mengepel di depan kelas XI Ips 1. Kelasnya Riko. Ia memotret Elzan yang sekarang mengoceh panjang lebar padanya. "Uhh kasihan ya babang Elzan."
Deni langsung berlari ketika Elzan hendak melempar pel-pelan kepadanya. Ia sekarang melangkah menuju Fathir dan Wisnu yang mengepel di koridor kelas sepuluh.
Deni mendekati Fathir lalu memotretnya. "Yang bersih ya, Om Fathir."
Fathir meliriknya geram. "Gua gak pernah nikah sama tante lo!"
Deni tergelak. Ia menjauhi Fathir lalu melangkah mendekati Wisnu. "Wisnu, Wisnu."
Wisnu meliriknya sekilas lalu melanjutkan kegiatannya mengepel. "Wisnu, kok Shireen gak diheranin?"
Wisnu menatapnya geram. "Den, gua bukan Teuku Wisnu, oke?"
Deni memasang wajah terkejutnya sambil memotret Wisnu. "Oh, bukan ya, mas? Maaf-maaf. Saya akan mencari Wisnu saya hingga dapat." Deni berlari meninggalkan Wisnu yang menatapnya jijik.
"Itu Deni temen gua? Cowok tulen bukan, ya?"
Deni kembali melangkah. Ia mendekati Bimo lalu setelah itu Wawan. Ia senang sekali melihat teman-temannya menderita. Hahaha.
Selesai dengan pekerjaannya. Ia melangkah ke ruang BK. Memperlihatkan foto-foto tadi kepada Bu Susan lalu kembali ke kelas setelah diberi izin. Ia sempat menjulurkan lidah pada Agus dan Elzan sebelum masuk ke dalam kelasnya.
_D E N I A L_
Yana mengerjakan soal sejarah dengan serius. Sesekali melirik Bella yang tumben kali ini bisa lepas dari hp. Iphone Bella terletak terbalik di atas meja. Satu hal yang membuat Yana sedikit penasaran.
"Lo kenapa?"
Bella meliriknya lalu kembali mencari jawaban di buku paket sejarah. "Kenapa apanya?"
"Tumben aja gak main hp." Yana mengguncang tip-ex lalu membersihkan kata yang ia tulis salah.
"Gua lagi patah hati."
Yana mengernyitkan alisnya. "Patah hati?"
Bella mengangguk. Ia menghela nafasnya gusar. "Gua mau tanya lo deh."
"Tanya apa?"
"Deni masih ngedeketin lo gak?"
Yana menghentikan aktivitas menulisnya. Ia menyerong duduknya menghadap Bella. "Kenapa nanya itu?"
"Mau tau aja," Bella kembali menatapnya. "Jujur sama gua. Akhir-akhir ini, Deni ngejauhin lo atau enggak?"
Yana terlihat berpikir lalu menggeleng. "Masih seperti biasa. Tiap hari selalu ngechat gua. Tiap ketemu juga selalu nyapa gua. Tadi di kantin, gua semeja sama dia."
Bella mengangguk lalu kembali menatap Yana dengan wajah cemberut. "Gua curiga Deni lagi ngedeketin seseorang selain lo. Sebenarnya gapapa sih, tapi itu tandanya saingan gua tambah lagi dong."
Sebenarnya Yana sedikit terkejut mendengarnya tapi ia berusaha bersikap biasa saja. "Ohhh." Yana kembali mengerjakan tugasnya ketika Bella menopang dagu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DENIAL
Fiksi Remaja[SELESAI] Kata orang, cinta itu buta. Kata orang sih gitu. Beberapa dari kalian pasti setuju dan ada juga yang gak setuju. Kenapa? Karena, ada yang benar-benar buta akibat cinta. Ada juga yang benar-benar cinta akibat buta. Bingung? Sama, aku yang...