h u l u p t a p m E

1.7K 111 8
                                        

Cilla sedang buru-buru hingga melangkah dengan tergesa, tidak melihat orang yang berjalan berlawanan arah dengannya membuat keduanya bertabrakan.

"Sial!"

Itu suara yang ia kenal. Cilla mendongak lalu melebarkan matanya. "Kak Yana sorry, gua gak liat."

Yana memutar bola matanya jengah. "Makanya jalan tuh liat-liat! jangan mainan hp."

Cilla mengangguk. Ia hendak melangkah lagi ketika suara Yana membuatnya kembali diam.

"Lo masih sama Deni?"

"Masih."

Yana ber-oh ria. "Kirain udah putus."

Sahutan yang membuat Cilla terkejut. "Kenapa lo mikir begitu, kak?"

Yana mengangkat bahunya cuek. "Kan gua cuma bilang, kirain."

"Lo kelihatan gak suka sama gua semenjak gua sama kak Deni pacaran."

Yana menatap Cilla lalu tertawa. "Pikiran lo sependek itu, dek? Gua kan cuma nanya. Lagian, gua emang gak kenal sama lo, lo bukan teman gua. Buat apa gua suka atau benci sama lo?"

Cilla menghela nafasnya. "Gua tau lo udah punya pacar. Tapi gua juga tau, lo pasti punya rasa sama cowok gua."

Yana yang tadi tertawa langsung bungkam. Ia mengepalkan tangannya menahan emosi. "Jangan sok tau! Lo gak tau apapun tentang gua!"

Cilla mengangguk. "Kalo gitu, buktiin ke gua."

_D E N I A L_

"Kenapa mendadak, Cill?" tanya Deni membuat Cilla cemberut.

"Lo ada acara ya?"

Deni menggeleng. "Enggak sih, cuma kok lo kayak aneh gini. Biasa juga kalo mau jalan, udah diomongin dari di sekolah. Ini udah pulangan, lo baru ngomong."

Cilla menunduk lesu. "Yaudah, kalo gak bisa langsung bilang aja."

Deni mengangkat dagunya. "Gak gitu. Maksud gua.. " Ia menggaruk kepalanya sejenak. "Yaudah, malam ini jam 8, kan?"

Cilla mengangguk. "Gua tunggu."

"Oke, gua pulang ya. Dandan yang cantik."

Cilla mengacungkan jempolnya lalu masuk ke dalam rumahnya setelah Deni menancapkan gas motornya. Gadis itu langsung mengobrak abrik isi lemarinya buat nge-date nanti malam. Ia harus cantik. Harus membuat Deni bangga punya pacar seperti dirinya. Ia harus menunjukkan kalau dia dan Deni adalah pasangan serasi. Terutama di depan Yana.

Deni datang ke rumahnya pukul 8 kurang 15 menit. Cilla sudah siap dengan sedikit riasan di wajahnya. Ia tersenyum lebar ke Deni. Deni membalas senyumnya. "Cantik."

Hanya satu kata tapi mampu membuat Cilla malu. Mereka berangkat menuju cafe yang disebutkan Cilla. Saat sampai dan hendak memesan makanan, Deni ditahan Cilla membuat perasaannya tak enak. "Kenapa?"

"Kita masih nunggu mereka. Kalo mereka datang, baru kita makan."

"Mereka? Siapa?"

Cilla tersenyum misterius. "Tunggu aja."

Deni mengiyakan dengan ragu. Ia memilih untuk menyandarkan tubuhnya sambil bermain hp ketika mendengar suara heels mendekat.

"Sorry, kita lama ya?"

Deni mendongak lalu terkejut. Ia menatap Cilla tak mengerti lalu kembali menatap kedua orang yang dipersilahkan duduk oleh Cilla.

"Apa kabar, Den? Lama gak liat lo."

DENIALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang