Deni mencium kening Tika lalu menyelimutinya. Teringat janjinya dengan Wafa membuat ia dengan cepat menyalakan ponsel.
Deni : Sorry banget nih, kak. Adek gua tidur, ortu belum pulang:( gua gak bisa ninggalin adek gua.
Kak Wafa : Ah okay, gapapa Den.
Baru Deni mau mengetikkan balasan ketika teringat Sandi. Buru-buru ia melirik roomchat-nya dengan Wafa. Tadi Wafa bilang, Yana sedang keluar bersama pacarnya. Pacarnya kan Sandi, cowok yang tadi dinner bersamanya. Terus Yana?
Deni : Kak, lo yakin Yana keluar bareng pacarnya?
Kak Wafa : Tadi sih izinnya begitu. Kenapa emangnya?
Deni : Dia udah pulang sekarang?
Kak Wafa : Belum
Deni jadi panik sendiri. Ia baru menghembuskan nafas lega ketika line Wafa muncul lagi.
Kak Wafa : Eh udah nih, Den. Mukanya kusut amat kayak bukan habis nge-date deh-_-
"Yaiyalah, Sandi kan tadi bareng gua. Terus itu Yana keluar sama siapa?"
Deni mendengarkan curhatan Wafa melalui chat dan vn yang dikirimkan kakaknya Yana itu. Ia juga mengirimi Yana pesan line bertubi-tubi.
Deni : Lo habis jalan?
Deni : Sama siapa?
Deni : Kemana?
Deni : Pulang sama siapa?
Deni : Kenapa bohong?
Deni mematikan lampu kamar Tika menyisakan lampu meja yang menyala lalu keluar dari kamar sang adik. Ia melangkah menuju kamarnya sendiri lalu melepas jas yang sedari tadi ia kenakan. Line-nya berbunyi.
Yana : BERISIK
Yana : bukan urusan lo!
Deni : Jelas urusan gua. Lo bukan jalan sama Sandi kan?
Yana : jgn sotoy!
Deni : Gua gak sotoy. Yang gua omongin bener, kan?
Yana : gk ush sok pduli. Urusin aj pcr lo!
Dahi Deni mengernyit. Ia mengucek matanya untuk membaca lagi line Yana. "Pacar?"
Tepat saat Deni mau menanyakan maksudnya, wajah Wisnu muncul membuat ia mengusap dada karena kaget. Wisnu sedang bersama Riko menunggu Deni mengangkat panggilan video darinya. Deni mengangkatnya lalu berdeham. "Gua kok merasa homo ya di vc kalian?"
Riko tergelak. Ia memetik gitarnya di sebelah Wisnu yang kini sedang meminum cola. "Sini, Den. Kita cover lagu."
Deni menggeleng. "Suara lo emang bagus, Rik. Pandai main gitar tapi gak punya otak. Udah tau suara gua pas-pasan, malah diajakin cover lagu. Mau menistakan gua ya lo?"
Terlihat bibir Wisnu berkedut menahan tawa. "Yaelah baperan amat sih lo sekarang. Buruan sini, main ps aja bareng gua. Biarin Riko ngover atau ngamen sendiri."
Deni berdecak. "Gua lagi sama Tika doang di rumah ini. Meskipun dia nyebelin dan durhaka sama gua
tapi gua gak tega ninggalin dia."Wisnu pura-pura terkesima. "Ah sweet sekali kakak Deni." cibirnya membuat Deni melotot.
Riko menatap Deni lalu terkekeh. "Apalagi yang membuat lo gak tega Tika sendirian di rumah?"
Deni menjatuhkan tubuhnya di atas kasur. "Banyak. Gua gak boleh pake wifi di rumah. Gak boleh bawa motor ke sekolah. Skate gua bakal dibuang nyokap."
KAMU SEDANG MEMBACA
DENIAL
Teen Fiction[SELESAI] Kata orang, cinta itu buta. Kata orang sih gitu. Beberapa dari kalian pasti setuju dan ada juga yang gak setuju. Kenapa? Karena, ada yang benar-benar buta akibat cinta. Ada juga yang benar-benar cinta akibat buta. Bingung? Sama, aku yang...