27 Maret 2019
Soobin. Choi Soobin. Dongsaeng imut yang lebih tinggi dariku. Menyebalkan!
--------------------------------------------------Apgujeong, 14:25.
Aku dan Soobin mengelilingi Apgujeong. Sebetulnya kami hendak pergi kemarin, tapi aku menundanya karena tangan Soobin terluka. Itu semua karenaku!
Lihat saja. Kedua telapak tangannya masih diperban. Aku tahu itu pasti menyakitkan.
Meskipun terluka, Soobin tetap menggandengku. Sudah berkali-kali aku berusaha melepaskan tangannya. Aku tidak ingin membuatnya kesakitan. Tapi Soobin terus saja meraih tanganku, bahkan menggandengku lebih erat dari sebelumnya.
"Hyung, jangan melepas gandengan tanganku! Jalan ini ramai, aku tidak mau hyung tersesat!"
Dengan terpaksa aku pun menurut. Soobin selalu seperti ini. Ia sangat overprotective padaku. Aku ini seorang laki-laki. Aku pemberani! Tidak perlu memperlakukanku seperti ini.
Aku terus menatap tangannya yang menggandengku. Genggaman tangan Soobin sangat kuat. Apa itu tidak menyakitkan?
"Hyung, jalannya ada di depan. Perhatikan jalanmu, hyung!" Soobin itu cerewet. Lihat saja, dia seperti seorang ahjuma.
"Apa itu tidak sakit?" Aku menghentikan langkahku. Mataku masih menatap gandengan tangan Soobin.
"Sakit! Tapi aku tidak peduli. Yang aku khawatirkan jika aku melepas gandenganku, hyung akan tersesat."
Selalu seperti itu. Soobin selalu mementingkan diriku. Aku tidak suka ia seperti itu. Aku bisa menjaga diriku sendiri. Jika memang aku tersesat aku bisa bertanya dengan para pengunjung lain disini.
Aku menatap Soobin dengan kesal. Kutarik paksa tanganku. Akan aku buktikan jika aku bukan anak kecil yang harus dilindungi. Aku bisa mandiri. Lihat saja!
"Baiklah. Kemarikan tangan hyung!"
"Aku tidak mau!" Ucapku sembari menyembunyikan tanganku dibalik punggung.
"Kemarikan atau aku akan mencium hyung di sini?"
Soobin berujar setengah berbisik sembari menatapku dengan smirk andalannya. Dia benar-benar gila. Aku tidak tahu kenapa setiap perintahnya selalu terdengar mutlak. Bahkan jika aku benar-benar kukuh menolaknya ia pasti punya cara lain untuk membujukku.
Dengan berat hati, kuulurkan tanganku. Ia pun meraih tanganku dan meletakkannya di lengannya.
"Pegang mantelku. Aku tahu hyung bersikap seperti ini karena hyung tidak ingin melukai tanganku lagi kan? Baiklah. Aku tidak akan menggandeng hyung, sebagai gantinya berpeganglah pada mantelku."
Lihat kan? Soobin selalu punya cara untuk membujukku. Aku pun menurutinya. Kuremas ujung mantel di lengannya. Dan kami pun melanjutkan perjalanan kami mengelilingi Apgujeong.
Kami membeli banyak barang. Aku berniat membawa barang-barang belanjaanku sendiri. Aku baru sadar jika belanjaanku sangat-sangat banyak!
"Kemarikan. Biar aku yang membawanya." Soobin mencoba membantuku. Tapi aku menolaknya. Belanjaan ini cukup berat. Ini bisa melukai tangannya. Aku pun menggeleng.
"Hyung! Kemarikan, aku tidak mau hyung kelelahan."
Lagi-lagi dia seperti ini. Ini memang berat tapi tidak akan membuatku kelelahan. Aku masih menggeleng. Kali ini aku tidak ingin mengalah. Aku pun mencoba tidak memperdulikan Soobin. Lalu dengan langkah terburu aku berjalan mendahuluinya.
Sudah berapa kali aku bilang, aku bukan anak kecil. Tidak perlu memperlakukanku seperti itu. Menyebalkan!
Aku semakin mempercepat langkahku. Samar-samar kudengar Soobin memanggil-manggil namaku. Aku tidak peduli. Terus berjalan. Tidak perlu menoleh. Soobin yang tinggi itu pasti bisa menyusul langkahku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daily Yeonbin [END]
RomanceIni cerita tentang Soobin x Yeonjun TXT Yeonjun; uke rusuh Soobin; seme kalem nan imut Part ganjil : Soobin POV Part genap: Yeonjun POV *Gambar diambil dari berbagai sumber, tidak ada maksud melakukan klaim ------------------- Highest rank: Tomorrow...