30 Maret 2019
Yeonjun hyungku yang malang.Aku duduk di atas tempat tidurku. Menatap langit-langit kamarku. Di ternit banyak sekali hiasan bulan dan bintang. Yeonjun hyung yang membelinya dan dia yang memaksaku untuk memasangnya.
Aku melamun sendirian. Mengingat kejadian kemarin sore. Saat aku melukai Yeonjun hyung. Aku benar-benar sudah diluar batas. Lain kali aku harus bisa mengontrol diriku.
Mendadak aku jadi khawatir dengan Yeonjun hyung. Apa pergelangan tangannya masih sakit? Aku yakin betul, pasti aku mencengkramnya terlalu kuat. Itu pasti menyakitkan. Namun saat aku bertanya pada Yeonjun hyung ia akan terus mengatakan jika ia baik-baik saja. Terkadang Yeonjun hyung itu naif. Apa yang dia katakan dengan apa yang dia rasakan tidaklah sinkron. Aku kesal dengan sikapnya yang seperti ini. Aku tidak suka Yeonjun hyung bertindak sok kuat di depanku. Jika memang sakit dia harus mengatakan sakit. Jadi aku bisa merawatnya dengan baik.
Suara gemercik air mengembalikan kesadaranku. Kutatap pintu kamar mandi. Disana, Yeonjun hyung tengah membersihkan diri. Aroma sabun samar-samar tercium dari balik pintu. Aroma sabun Yeonjun hyung sangat menyegarkan.
Aku turun dari ranjang dan hendak beranjak ke dapur untuk menyiapkan sarapan. Hari ini aku ingin membuat sarapan spesial untuk Yeonjun hyung sebagai ungakapan maafku. Saat aku hendak melangkah, kudengar suara pintu terbuka. Suara pintu itu berasal dari kamar mandi. Aku pun menoleh. Seketika aku terkejut melihat Yeonjun hyung berdiri di ambang pintu.
Aku menelan ludahku kasar. Lihat, siapa yang sedang menggodaku di pagi buta seperti ini? Yeonjun hyungku berdiri dengan hanya mengenakan handuk yang dililitkan di pinggangnya. Tubuh bagian atasnya terekspos. Ahh kumohon hentikan. Aku menggelengkan kepalaku untuk menjernihkan pikiranku.
Yeonjun hyung berlari ke arahku. Tidak, jangan seperti itu hyung. Kakimu basah. Hyung bisa terpleset.
"Jangan berlari, hyung bisa ter-" Belum sempat aku menyelesaikan ucapanku Yeonjun hyung tiba-tiba memelukku erat. Rambut basahnya sangat harum. Bau tubuhnya juga sangat segar. Jangan bertingkah seperti ini hyung. Aku bisa saja memakanmu.
"Selamat pagi Soobin-ah!" Sapanya dengan pelukan yang semakin erat. Ia menggesek-gesekkan wajahnya didadaku. Manis sekali. Jika Yeonjung seperti ini bisa saja aku terkena diabetes.
"Selamat pagi, hyung." Balasku sembari memeluknya tak kalah erat. Namun tiba-tiba ia mengaduh kesakitan. Aku pun segera melepaskan pelukanku. Kutatap Yeonjun hyung untuk meminta penjelasan.
"Ada apa? Apa ada yang luka?" Tanyaku khawatir. Namun Yeonjun hyung hanya menggeleng lalu berlalu meninggalkanku.
Aku masih berdiri ditempatku. Memperhatikan Yeonjun hyung yang tengah memilih baju di lemari. Alisku bertaut kala aku melihat ada yang janggal dengan punggung Yeonjun hyung. Aku pun mendekatinya. Namun Yeonjun hyung dengan gerakan cepat membalik tubuhnya. Ia menyembunyikan punggungnya.
"Berbalik." Perintahku dengan nada otoriter. Namun Yeonjun hyung hanya terdiam dengan kepala tertunduk. Ia semakin menyembunyikan punggungnya dengan menempelkannya pada lemari.
"Hyung." Aku memanggil Yeonjun hyung dengan nada selembut mungkin. Aku tidak boleh lepas kendali lagi. Cukup kemarin saja aku melukainya.
Kuusap rambut basahnya. Lalu kutangkup kedua pipinya. Bola mata Yeonjun hyung bergerak kesana kemari. Ia tidak berani menatapku.
"Tidak apa-apa. Ayo katakan. Aku tidak akan marah." Aku masih mencoba membujuk Yeonjun hyung. Dengan sedikit ragu ia mengangkat wajahnya dan menatapku. Lalu ia membalikkan badannya.
Betapa terkejutnya aku. Punggung putih Yeonjun hyung terlihat memar. Aku yakin ini pasti karena aku mendorongnya kemarin. Apa yang sudah kulakukan pada kekasihku. Bagaimana bisa aku melukainya seperti ini? Aku pacar yang buruk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daily Yeonbin [END]
RomanceIni cerita tentang Soobin x Yeonjun TXT Yeonjun; uke rusuh Soobin; seme kalem nan imut Part ganjil : Soobin POV Part genap: Yeonjun POV *Gambar diambil dari berbagai sumber, tidak ada maksud melakukan klaim ------------------- Highest rank: Tomorrow...