20. Yang Melegakan

7.8K 686 75
                                    

16 April 2019
Kelinci menyebalkan yang malang

Soobin terbaring di ranjangku. Wajahnya terlihat lemas dan pucat. Tubuhnya sedikit menggigil. Tangannya menggenggam tanganku. Aku sudah berusaha melepaskan genggamannya namun dia tetap menggenggam tanganku.

Dia menatapku dengan mata sayu. Lalu tangannya bergerak dan mengusap pipiku. Ia tersenyum padaku. Senyum itu terlihat menyakitkan.

"H-hyuung." Ia memanggilku dengan lemah. Suaranya terdengar serak.

"Kembali padaku." Kalimat itu tak henti-hentinya ia ucapkan sedaritadi. Aku tidak tahu harus menjawab apa. Aku hanya duduk diam di samping Soobin.

"Hyu-ungg." Suara Soobin semakin serak. Ia masih mengusap pipiku lembut. Napasnya terdengar lemah. Aku ingin menangis melihatnya seperti ini. Soobin yang selama ini kuat, Soobin yang selalu menjagaku. Lihat, kini dia terlihat lemah. Ini semua karena diriku.

"Istirahatlah." Aku membetulkan selimut yang dikenakan Soobin. Lalu memandang wajahnya. Ia menatapku sendu. Apa aku sudah keterlaluan? Soobin memang kuat. Tapi manusia tidak ada yang benar-benar kuat. Setiap orang pasti memiliki titik lemahnya. Dan kini Soobin tengah berada disana. Ia bukan mutan. Ia manusia biasa. Ia makhluk lemah. Aku bodoh! Aku tidak menjaganya. Aku menelantarkannya. Aku tidak merawatnya. Aku meninggalkannya. Hatiku memang sakit, tapi Soobin jauh lebih merasa sakit. Maafkan aku.

"Hyung aku ingin menjelaskan sesuatu. Wanita itu, aku bersumpah dia buk-umm." Aku mengecup bibir Soobin. Rasa rinduku semakin membuncah. Aku tidak peduli lagi Soobin-ah. Aku percaya padamu. Tidak perlu menjelaskan apa pun.

Aku menjauhkan kepalaku lalu menatapnya. Kurapikan rambut basahnya. Soobinku yang malang. Maafkan aku. Aku tersenyum lembut padanya. Ia membalas senyumanku. Senyumannya sangat getir. Seakan ia menahan rasa sakit.

Aku tidak kuat melihat kelinci besar ini kesakitan. Kupeluk tubuh lemahnya. Aku benar-benar ingin menangis. Aku tidak mau menelantarkannya lagi. Aku akan merawatnya.

"Binbin hikss. Maafkan aku." Aku terisak sembari mengeratkan pelukanku. Soobin mengusap rambutku dengan lemah.

"Binnie aku ingin menjadi rubah kecilmu lagi hikss. Aku pikir hidup tanpamu itu mudah. Ini sangat menyakitkan Soobin-ah." Aku menyederkan kepalaku di dadanya. Aku rindu bersandar disana. Dada bidang Soobin sangat nyaman. Aku tidak ingin ada orang lain yang bersandar disana. Dada bidang ini milikku.

"Memang sejak kapan kau berhenti menjadi rubah kecilku hm? Kau masih rubah kecilku sampai sekarang." Soobin, Choi Soobin. Laki-laki ini sangat hangat. Hatinya sangat lembut. Perasaannya sangat tulus. Bodoh sekali jika aku menyia-nyiakannya.

"Maafkan aku Soobin-ah."

"Katakan jika kau mencintaiku, lalu cium aku, maka aku akan memaafkanmu." Benar-benar kelinci menyebalkan! Saat sakit seperti ini masih mencari kesempatan?

"Binnie-ya, aku mencintaimu. Maafkan aku." Aku berujar lalu mengecup pipinya. Soobin-ah, aku ingin bersamamu lagi.

"Kembali padaku hyung. Aku juga mencintaimu." Soobin tersenyum sembari mengusap pipiku. Aku menggangguk setuju. Baiklah aku akan kembali disisimu Soobin-ah.

"Hyung, berat badanmu turun 2 kg." Soobin mengerutkan dahinya dan pura-pura marah. Ia mencubit pipiku. Tidak mungkin! Aku hanya tidak makan teratur untuk beberapa hari. Tidak mungkin turun sebanyak itu.

"Darimana kau tahu?" Aku menatapnya sembari memiringkan kepalaku. Soobin tersenyum manis.

"Tentu saja aku tahu. Kau itu pacarku. Aku bahkan tahu berapa ukuran matamu, hidungmu, bibirmu. Aku juga hapal lekuk wajahmu." Omong kosong! Itu tidak mungkin Soobin-ah.

Daily Yeonbin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang