48. Si Pelindung

5.7K 518 180
                                    

09 Juni 2019
Binbin buka matamu!

Yeay! Hari ini Soobin akan membawaku ke Everland! Kemarin aku berujar pada Soobin jika aku ingin kesana. Awalnya Soobin menolak dengan beralasan jika udaranya sangat dingin dan ia tidak ingin aku terkena flu. Namun aku tidak peduli, aku ingin kesana! Lalu aku mengeluarkan jurus merengekku. Aku juga membuat tangisan palsu. Dan akhirnya Soobin mengiyakan keinginanku dengan satu syarat. Aku harus melayani Soobin di ranjang dua ronde. Tidak masalah! Demi ke Everland aku menerima persyaratannya!

Aku sangat suka ke Everland. Rasanya sudah sangat lama aku tidak berkunjung ke sana. Pasti sudah banyak yang berubah. Aku ingin sekali menaiki semua wahana disana. Aku juga ingin melihat panda. Pasti menggemaskan!

Pukul sepuluh kami sudah siap. Kami sudah berada di dalam mobil. Soobin masih seperti biasa. Dia sangat cerewet seperti eomma. Berkata ini itu, menyuruhku ini itu dan melarangku ini itu! Menyebalkan!

"Rubah manis gunakan mantelmu!" Lihat kan! Wobbit itu sangat cerewet! Aku tidak suka memakai mantel, pasti sangat gerah. Udara di luar memang dingin, tapi aku tidak mau memakainya.

"Tidak mau!" Aku melipat tanganku di dada sembari mengerucutkan bibir. Aku kesal ketika Soobin mencubit bibirku! Ia menariknya sembari tertawa. Hentikan wobbit nakal!

"Kondisikan bibirmu rubah kecil! Ayo pakai mantelnya, diluar sangat dingin!" Soobin berujar dengan mencoba melepas lipatan tanganku di dada. Ia memaksaku memakai mantel. Aku menggerakkan badanku agar Soobin kesulitan memakaikanku mantel.

"Jadi rubah yang baik! Jika hyung tidak mau memakai mantel kita tidak jadi pergi!" Mendengar ucapan Soobin seketika aku menoleh padanya. Menyebalkan bukan? Ini hanya masalah mantel kenapa harus mengancam seperti itu? Lagi pula aku sudah besar! Aku tidak akan mudah terkena flu!

Namun pada akhirnya aku terpaksa menurut. Aku benar-benar ingin ke Everland melihat panda. Aku pun membuka lipatan tanganku dan membiarkan Soobin memakaikanku mantel. Aku menahan sebal dengan mengerucutkan bibirku dan menatap tajam pada Soobin. Andai saja aku punya kartu mengemudi. Pasti aku akan belajar mengemudi. Dan jika sudah pandai aku akan pergi kemana pun aku mau tanpa Soobin.

Aku pernah berniat untuk membuat kartu mengemudi namun Soobin melarangku. Ia tidak memperbolehkanku mengendarai mobil. Ia takut aku terluka. Wobbit itu sangat berlebihan! Jika aku hati-hati saat mengemudi, bukankah akan terhindar dari bahaya?

Setelah memakaikanku mantel Soobin menjalankan mobilnya. Aku tersenyum senang menatap jalanan di depan. Selama perjalanan aku memutuskan untuk menyanyikan lagu yang diajarkan guruku saat aku berada di taman kanak-kanak. Soobin tersenyum padaku sembari mengacak rambutku. Wobbit menyebalkan!

Aku menoleh pada Soobin. Entah, mungkin hanya perasaanku. Kudapati mimik wajah Soobin berubah. Ia nampak serius melihat kedepan. Bibirnya tak lagi terkulas senyum. Aku juga mendapati keringat membasahi dahinya. Binbin kau baik-baik saja?

"Sayang, ingin mendengar sesuatu yang manis?" Soobin bertanya padaku namun matanya terus terfokus di depan. Sesekali ia juga meneguk ludah dengan kasar.

"Katakan!" Aku terus menatap Soobin yang wajahnya begitu kaku. Jariku memainkan kancing mantelku. Entah kenapa aku merasa ada yang aneh dengan Soobin.

"Tutup mata hyung!" Kali ini Soobin menoleh padaku. Ia tersenyum sangat menawan. Namun aku merasa aneh dengan senyumannya. Ini tidak seperti senyuman yang biasanya.

"Baiklah!" Tak ingin berpikir aneh-aneh. Aku menurut dan memejamkan mataku. Sebisa mungkin aku tersenyum meski hatiku resah. Lalu kurasakan telapak tangan mengusap rambutku. Aku tahu itu tangan besar Soobin. Ia mengusap rambutku begitu lembut. Nyaman sekali!

Daily Yeonbin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang