23 Juli 2019
Ahjussi terimakasih. Aku akan menjaga anakmu!------------------------------------
Aku mengerjap dengan alis yang bertaut. Berada di sebuah ranjang dengan seseorang berbaring di sampingku. Betapa hening dan canggung rasanya. Malam semakin larut. Aku tak kunjung memejam. Memikirkan rubahku. Apa yang sekarang ia lakukan? Apa ia masih menangis? Apa ia masih terjaga?
Kami dipisahkan. Rubah kecilku bersama eommanya. Dan aku terjebak di sebuah kamar bersama appanya. Aku tak paham. Apa tujuan ahjussi menyuruhku tidur di tempat ini bersamanya? Aku semakin resah. Aku khawatir rubahku tidak dapat tertidur dengan nyenyak. Aku takut ia menangis hingga pagi.
Menatap ternit putih di atasku. Mengingat kejadian tadi siang. Ketika ahjussi menghakimiku. Aku tidak takut. Bahkan jika ahjussi memukulku. Aku hanya takut dipisahkan dengan Yeonjung hyung. Begitu banyak kesulita yang telah kami lalui. Ini adalah tahap terakhir. Jika mereka merestui kami, aku akan segera menikahi Yeonjun hyung.
"Jelaskan semuanya!"
"Ahjussi, aku dan Yeonjun hyung. Kami, berpacaran."
Siang itu kudapati wajah ahjussi yang memerah menahan emosi. Mimiknya nampak kecewa. Rahangnya mengatup kuat. Tanganya menggenggam erat. Saat itu aku sudah siap jika ahjussi akan memukulku atau mengusirku. Namun keadaan hening untuk beberapa saat. Makian dan teriakan yang kuwanti-wanti tak muncul. Hanya terdengar helaan napas dari ahjussi.
"Sejak kapan?"
"Setahun yang lalu."
"Kalian berbuat hal seperti ini di belakangku?"
"Ahjussi, saya yang patut disalahkan. Saya yang mengejar Yeonjun hyung."
Tak ada tanggapan. Ahjussi berdiri dari duduknya. Berjalan melewatiku. Berdiri di depan pintu rumah. Tangannya bergerak memutar knop. Lalu sebuah kalimat menyakitkan itu keluar dari mulutnya.
"Keluar dari rumahku!"
Ahjussi mengusirku. Dengan berat hati aku berjalan ke arah pintu. Aku menyerah? Tidak! Aku akan tetap berusaha untuk Yeonjun hyung. Ahjussi hanya menyuruhku keluar dari rumahnya. Bukan untuk meninggalkan anaknya.
Blammm!
Suara pintu yang ditutp terdengar begitu keras. Aku masih berdiri di depan pintu. Menatap daun pintu di depanku. Aku akan menungu disini. Aku akan menunggu seseorang membukakan pintu untukku. Masa depanku ada di dalam rumah ini. Tida masalah meski udara terasa begitu menusuk tulangku.
Aku pernah seperti ini. Musim dingin lalu aku berdiri di depan pintu bercat putih. Menunggu seseorang membukakan pintu untukku. Melawan dinginnya udara. Dan kali ini rasanya seperti deja vu. Peristiwa ini terulang lagi. Orang yang kutunggu masih sama. Harapan yang aku simpan masih sama. Aku ingin bersama orang yang berada di dalam sana.
Waktu terus bergulir. Langit mulai menghitam. Suhu semakin menurun. Aku masih bertahan di tempatku. Memeluk tubuhku agar terasa lebih hangat. Kakiku terasa begitu pegal. Tulangku mulai merasa linu. Perutku mulai melilit. Aku tak makan sedari siang. Tapi aku tidak peduli. Aku harus menunggu Yeonjun hyung. Aku harus mendapatkannya.
Krekkk!
Benar saja! Usahaku tak sia-sia. Suara pintu yang terbuka seakan memberiku harapan. Cahaya dari dalam rumah mengintip dari balik pintu. Rasa dinginku mulai terabaikan. Aku menengadah, menatap seseorang yang berdiri di ambang pintu.
"Masuk!"
Suara bariton dari ahjussi terdengar. Ia menatapku tanpa ekspresi. Hatiku terasa lega. Semoga masih ada harapan. Segera aku langkahkan kakiku. Rasa hangat dari penghangat ruangan menyapaku. Kuamati sekitar. Tak ada Yeonjun hyung. Apa ia sudah tertidur?
KAMU SEDANG MEMBACA
Daily Yeonbin [END]
RomanceIni cerita tentang Soobin x Yeonjun TXT Yeonjun; uke rusuh Soobin; seme kalem nan imut Part ganjil : Soobin POV Part genap: Yeonjun POV *Gambar diambil dari berbagai sumber, tidak ada maksud melakukan klaim ------------------- Highest rank: Tomorrow...