02 April 2019
Pilih roti atau aku?Choi Soobinku itu tidak bisa jauh dari roti. Roti bagaikan separuh dari hidupnya. Soobin selalu memiliki persediaan roti di rumah. Dari roti tawar, roti krim puding, bungeoppang, donat, french baguette, kaiser rolls dan masih banyak lagi. Yang paling disukai Soobin adalah roti dengan krim puding. Menyebalkan! Harusnya aku yang paling Soobin sukai.
Aku tidak mengerti, apa yang menarik dari sepotong roti? Roti itu tidak bisa memeluknya seperti aku. Roti itu tidak bisa menciumnya seperti aku. Roti itu tidak bisa bertingkah imut seperti diriku. Roti itu juga tidak bisa merawatnya ketika sakit. Tapi kenapa Soobin si wajah imut itu menyukainya?
Aku ingin memaki roti itu tau! Dia mengambil Soobinku. Dia sudah mencuri perhatian Soobinku. Saat bangun tidur Soobin tidak pernah absen untuk menyebut kata roti. Saat tidur pun terkadang dia bergumam tentang roti. Lihat, dia bahkan tidak pernah menyebut namaku dalam tidurnya. Roti itu menyebalkan!
Aku jadi penasaran, apa jangan-jangan Soobin lebih memilih roti daripada aku. Apa selama ini roti lebih berharga dibandingkan diriku? Atau jangan-jangan dia lebih cinta roti daripada Choi Yeonjun? Tidak boleh seperti itu! Soobin itu milikku!
Untuk menjawab semua pikiran negatifku, aku pun berniat mencari jawaban langsung dari Soobin. Kulihat Soobin sedang duduk di ruang tengah. Ia sedang menonton tayangan televisi dengan mulut yang sibuk mengunyah roti. Roti lagi? Aku benar-benar kesal!
Aku berjalan menghampirinya. Lalu duduk tepat di sampingnya. Lihat, dia bahkan tidak bergeming. Soobin masih fokus menonton TV dengan mulut yang tak henti-hentinya mengunyah roti. Soobin-ah aku disini. Lihat aku!
Aku kesal. Kuambil roti yang ada di genggamannya. Ia pun spontan menoleh. Wajahnya nampak bingung. Lihat mulutnya itu, dia masih saja sempat mengunyah?
"Hyung, ada apa?" Tanyanya dengan wajah polos. Wajah menyebalkannya itu, aku ingin menyiumnya. Ahh tidak. Maksudku aku ingin memukulnya.
"Apa TV dan roti ini lebih menarik? Aku berada di sampingmu sedari tadi. Tapi kau bahkan enggan menoleh."
"Eohh maafkan aku hyung. Aku benar-benar tidak tahu." Ucapnya dengan diiringi tawa.
"Itu karena kau terlalu fokus dengan TV dan roti menyebalkan ini! Jika aku sepotong roti apa kau akan tetap mengabaikanku seperti ini?" Aku bertanya dengan nada kesal. Aku pun memalingkan wajahku dan mengerucutkan bibirku. Aku duduk membelakanginya.
"Hyung maafkan aku." Soobin masih berbicara sembari tertawa. Lalu kurasakan lengannya melingkar di perutku. Ia memelukku dari belakang. Hangat sekali. Ahh tidak. Aku tidak boleh luluh, jangan bawa perasaan Yeonjun-ah.
"Lepaskan aku. Aku tidak mengenalmu Soobin-ah." Entah kenapa tiba-tiba gelak tawa Soobin semakin keras. Apanya yang lucu? Ia mencubit pipiku. Lalu menciumi pipiku dari belakang. Tidak, Yeonjun-ah. Perkuat tembok pertahananmu. Jangan luluh hanya dengan perlakuannya yang seperti ini.
"Jika kau tidak mengenalku bagaimana bisa kau tau namaku hm? Darimana kau tau namaku? Apa kau seorang penguntit hm?" Tanyanya di sela-sela kegiatanya menciumi pipiku. Ahh Yeonjun bodoh! Bodoh sekali diriki ini! Memalukan! Eomma bagaimana ini?
Aku tidak menanggapi pertanyaan Soobin. Kulipat tanganku di dada. Bibirku masih mengerucut. Soobin menyebalkan! Lihat, pertahananku akan semakin kuat. Aku tidak akan luluh dengan godaanmu itu!
Tiba-tiba saja aku merasakan Soobin mengangkat tubuhku. Apa yang kau lakukan Soobin-ah? Aku sedang marah padamu! Jangan main-main!
Setelahnya, dia medudukanku di pahanya. Kini aku duduk di paha Soobin dengan badan menghadap ke arahnya. Ia tersenyum menatapku. Tangannya memeluk pinggangku. Eohh abeoji, manusia macam apa yang di depanku ini? Tolong jangan seperti ini. Tidak. Pertahananku akan benar-benar runtuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daily Yeonbin [END]
RomanceIni cerita tentang Soobin x Yeonjun TXT Yeonjun; uke rusuh Soobin; seme kalem nan imut Part ganjil : Soobin POV Part genap: Yeonjun POV *Gambar diambil dari berbagai sumber, tidak ada maksud melakukan klaim ------------------- Highest rank: Tomorrow...