12. Si Manja

8.5K 713 128
                                    

06 April 2019
Si kelinci tinggi ini benar-benar manja!

Hari ini Soobinku sakit. Kemarin sore aku mengajaknya berendam dalam bathup lebih dari setengah jam. Kasian sekali kelinci besar ini.

Soobin masih terlelap di sampingku. Wajahnya pucat. Suhu badannya tinggi. Aku tidak tega. Kemarin lusa saat aku sakit Soobin yang merawatku. Sekarang aku juga harus merawatnya. Aku harus memperlakukan Soobin dengan baik hari ini. Aku harus menggantikan pekerjaan rumah yang biasa Soobin lakukan.

Aku turun dari ranjang lalu berjalan menuju dapur. Aku harus memasak bubur untuk Soobin. Sejujurnya aku tidak tahu cara memasaknya. Soobin selalu melarangku setiap aku ingin membantunya memasak. Lihat sekarang, aku seperti orang yang tidak berguna. Selama ini aku hanya mengandalkan Soobin. Tetapi disaat Soobin membutuhkanku seperti ini, aku justru tidak berbuat apa-apa.

Sesampainya di dapur aku merogoh ponselku disaku. Lalu membuka situs pencarian di internet. Aku mengetik cara membuat bubur disana. Lalu keluar banyak sekali video turorial membuat bubur. Aku pun menontonnya satu persatu. Aku pun memutuskan untuk mebuat bubur dakjuk. Aki pun mengikuti setiap langkah dalam video yang kulihat.

Hampir satu jam aku baru selesai memasak bubur dakjuk. Aku sedikit ragu. Bubur yang kubuat sangat berbeda dengan bubur yang ada dalam video. Saat aku merasakannya rasanya sangat aneh. Soobin tidak boleh memakannya. Akhirnya aku memutuskan untuk mengulanginya lagi. Aku membuatnya dari awal.

Aku ingin menangis. Ini sangat sulit. Bagaimana Soobin bisa melakukannya? Soobinku benar-benar hebat. Tidak seperti diriku. Harus banyak belajar dari Soobin. Aku juga ingin mandiri. Aku tidak mau terus-menerus menyusahkan Soobin.

Satu jam kemudian bubur dakjuk yang kubuat sudah matang. Aku pun mencobanya. Rasanya lebih baik dari yang sebelumnya. Aku pun menuangkan bubur dalam mangkuk. Lalu menyiapkan segelas air putih dan juga obat.

Aku kembali ke kamar. Kulihat Soobin masih belum terbangun. Kuletakkan bubur, segelas air putih, dan obat di atas meja dekat tempat tidur. Aku duduk disamping Soobin. Kubetulkan selimut yang ia kenakan. Kuusap pipi lembutnya. Lalu kecup dahinya. Cepat sembuh Soobin-ah.

Aku mulai terisak. Soobin seperti ini terlihat lemah. Aku ingat semalam Soobin terus bergerak tak nyaman hingga membuatku terbangu. Saat kulihat wajah Soobin, wajahnya sangat pucat. Aku pun memeriksa suhu tubuhnya. Sangat tinggi. Lalu aku mengambil handuk untuk mengompres dahi Soobi. Syukur lah sekarang suhunya sedikit menurun.

Ditengah isakanku kulihat Soobin membuka matanya. Apa aku mengganggu tidurnya? Maafkan aku. Cepat-cepat kuhapus air mataku. Aku tidak boleh cengeng. Soobin membutuhkanku.

"Kenapa menangis?" Tanyanya dengan suara serak. Tangannya terulur mengusap pipiku. Wajahnya tampak khawatir.

Aku memeluk Soobin. Kusenderkan kepalaku di dadanya. Kurasakan tangannya mengusap kepalaku.

"Jangan sakit." Ucapku dengan menahan isakan. Kudengar Soobin tertawa sambil mengacak rambutku. Sakit seperti ini masih bisa tertawa? Aku pun kembali duduk. Jangan menertawaiku Soobin-ah.

"Kalau begitu hyung harus merawatku dengan baik." Pintanya dengan menggengam tanganku. Aku pun mengangguk menyetujui. Tidak perlu meminta aku pasti merawatmu Soobin-ah.

"Hyung harus memanjakanku sampai aku sembuh." Soobin berujar dengan nada manja. Tangannya memeluk perutku posesif. Pipinya ia gesekkan pada perutku. Kenapa Soobin berubah manja seperti ini?

"Binnie, aku membuatkanmu bubur dakjuk. Tapi mungkin rasanya sedikit aneh." Ujarku ragu. Soobin pun mengangkat wajahnya dan menatapku. Matanya sedikit membulat.

"Benarkah? Aku ingin mencobanya!" Ucapnya antusias. Ia berusaha bangun namun kesulitan. Aku pun membantunya untuk duduk. Lalu kuambil bubur buatanku.

Daily Yeonbin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang