24. Si Perhatian

7.5K 606 134
                                    

21 April 2019
Soobin-ah, hatiku menghangat!

Aku terbangun dengan Soobin yang berbaring di sampingku. Aku melirik ke arah jendela. Diluar hampir gelap. Lalu aku mengedarkan pandanganku ke arah nakas. Aku melihat jam yang tergeletak disana. Ini pukul lima sore?

Kusibak selimut yang kukenakan. Aku mengamati tubuhku. Begitu banyak tanda yang Soobin buat. Ini memalukan! Aku berniat untuk bangun. Aku ingin mandi. Tubuhku terasa gerah dan lengket. Namun baru bergerak sedikit saja badanku terasa sangat sakit. Ini sangat menyiksa.

Ini semua karena wobbit si mesum! Wobbit itu benar-benar gila! Bagaimana bisa ia melakukannya sebanyak itu! Badanku terasa ngilu.

"Akhh!" Lenguhku kesakitan ketika berusaha untuk bangun. Soobin-ah kau benar-benar mesum! Kau seperti wobbit kelaparan! Hikss ini menyakitkan!

Dengan menahan sakit akhirnya aku berhasil untuk duduk. Aku menggerakkan kedua kakiku untuk berpijak di lantai. Dingin sekali! Setelahnya aku berusaha untuk berdiri dengan berpegang pada meja disamping ranjang. Aku berusaha untuk berdiri namun baru saja aku berhasil melakukannya tubuhku langsung tumbang.

"Akhh!" Aku merintih ketika tubuhku terjatuh di lantai.

Soobin yang masih terpejam tiba-tiba membuka matanya. Ia segera bangun dan turun dari ranjang. Soobin menghampiriku dengan tergesa. Lalu ia duduk dihadapanku. Ia menatapku dengan wajah khawatir.

"Hyung kau tidak apa-apa?" Soobin bertanya sembari meneliti tubuhku. Tangannya bergerak untuk menangkup pipiku. Apa baru saja ia terbangun karena mendengar lenguhanku yang kesakitan? Peka sekali telinganya.

Aku tidak menjawabnya dan hanya menatapnya tajam. Aku mengerucutkan bibirku. Wobbit mesum, ini semua karenamu! Hikss eomma!

"Bagian mana yang sakit?" Soobin menatapku dengan wajah yang semakin khawatir. Binnie bodoh! Kau masih bertanya bagian mana yang sakit? Tentu saja semuanya! Seluruh badanku terasa sakit!

"Semuanya! Ini semua karenamu!" Aku memukul dada bidang Soobin berkali-kali. Namun ia tidak menepis pukulanku. Ia membiarkanku memukulinya. Bibirnya tidak berhenti mengucapkan kata maaf.

Aku menghentikan pukulanku lalu aku menatapnya. Soobin bergerak untuk lebih mendekat padaku. Ia merengkuh tubuhku. Bibirnya tidak lelah mengucapkan kata maaf.

"Hyung aku akan bertanggung jawab!" Soobin mengusap rambuku lembut. Ia menggesekkan hidungnya pada rambutku.

"Aku tidak hamil!" Aku memukul kepala Soobin pelan. Ia terkekeh menyebalkan.

"Bukan seperti itu maksudku. Aku sudah melukai hyung, aku akan bertanggung jawab dengan merawat Yeonjun hyung sampai hyung sembuh." Suara Soobin benar-benar lembut. Aku tahu dia menyebalkan dan mesum. Tapi siapa yang tidak akan luluh dengan sikapnya yang seperti ini?

"Jadi jika aku sudah sembuh apa kau akan berhenti merawatku?" Aku menyandarkan kepalaku di bahunya. Bahu ini sangat tegap dan nyaman untuk bersandar. Tanganku bergerak untuk memeluk lehernya. Jariku memainkan rambutnya. Kudengar Soobin kembali terkekeh.

"Tentu saja tidak. Aku akan tetap merawat hyung sampai kapan pun." Soobin melepas pelukannya. Ia menatapku sembari tersenyum.

"Pinky promise?" Aku mengulurkan jari kelingkingku pada Soobin. Soobin mengusak rambutku sembari tertawa.

"Pinky promise!" Soobin ikut mengulurkan jari kelingkingnya. Lalu menautkannya pada jari kelingkingku. Aku membalas tatapannya sembari tersenyum.

"Aku ingin mandi." Ujarku sembari mengerucutkan bibir. Jari kami sudah tidak lagi bertautan.

Daily Yeonbin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang