47. Si Overthinking

7.1K 567 449
                                    

07 Juni 2019
Rubah kecilku hamil!

Hari ini cukup dingin. Aku menyibukkan diri berkutat dengan alat dapur. Rubah manisku masih terlelap dengan nyaman di bawah selimut hangatnya. Aku pikir aku harus membuat makanan yang berkuah dan hangat.

Selama acara memasakku, aku teringat pertanyaan Yeonjun hyung beberapa hari yang lalu. "Binbin bagaimana jika aku hamil?" Aku tersenyum setiap pertanyaan itu muncul di kepalaku.

Rubah manis itu begitu polos. Memang apa masalahnya jika ia hamil? Aku akan begitu bahagia jika benar terjadi. Aku tahu Yeonjun hyung seorang laki-laki. Sangat tidak mungkin baginya untuk hamil. Lalu apa salahnya berharap? Mungkin saja keajaiban menyapa kami.

Kalau pun Yeonjun hyung benar-benar hamil, aku akan bertanggung jawab. Sesegera mungkin aku akan menikahinya. Aku tahu mendapat restu dari orang tua Yeonjun hyung pasti tidak lah mudah. Terlebih lagi Yeonjun hyung adalah anak tunggal.

Seusai berkutat dengan urusan dapur, aku bergegas ke kamar. Aku berniat membangunkan Yeonjun hyung. Aku berjalan ke kamar sembari mengulum senyum. Aku suka sekali membangunkan Yeonjun hyung. Wajah bantalnya akan terlihat menggemaskan!

"Sayang bangun!" Sesampainya di kamar aku membangunkan Yeonjun hyung. Aku berbisik di telinganya sembari mengusap pipi halusnya. Yeonjun hyung bergerak sembari bergumam. Wajah rubahnya nampak menggemaskan.

"Baby hyung ini sudah siang! Ayo bangun sarapan!" Aku kembali berujar sembari mengecup seluruh wajahnya. Aku pikir rasa sayangku semakin besar pada rubah manis ini!

"Ummm!" Yeonjun hyung bergumam sembari mengusap matanya. Bibirnya mengerucut begitu menggemaskan. Lalu kedua mata rubahnya terbuka. Mata cantik itu mengerjap polos sembari menatapku. Membangunkan Yeonjun hyung adalah hal kecil yang begitu kusukai. Aku akan disuguhi pemandangan berupa rubah manis dengan wajah mengantuk. Begitu manis!

"Binbin!" Suara rubahku terdengar serak. Yeonjun hyung menatapku dengan tangan terulur padaku. Ingin pelukan? Baiklah, kemari rubah manisku!

"Selamat pagi rubah kecil!" Kupeluk tubuh mungilnya sembari memberinya ucapan selamat pagi. Aku menghirup aroma Yeonjun hyung yang begitu menenangkan. Rubah ini belum mandi namun tubuhnya tetap harum seperti bayi. Ijinkan aku memeluknya seharian! Ini terlampau nyaman!

"Selamat pagi wobbit mesum!" Aku tertawa mendengar sapaan Yeonjun hyung padaku. Aku suka ketika ia memanggilku seperti itu. Akan terasa menyakitkan jika ia kembali memanggilku dengan panggilan "Soobin-si!" Aku benci panggilan itu!

"Ayo sarapan!" Ajakku sembari membantu Yeonjun hyung bangun. Namun rubah ini begitu pemalas. Ia kembali memejamkan matanya. Kepalanya ia senderkan di dadaku. Manja sekali!

Jika Yeonjun hyung sudah dalam mode seperti ini pasti akan sulit membangunkannya. Aku pun memutuskan untuk menggendong Yeonjun hyung ke ruang makan. Selama aku menggendongnya, rubah ini benar-benar kembali terlelap.

"Bangun rubah manis!" Aku membangun Yeonjun hyung sembari mendudukkannya di kursi makan. Yeonjun hyung mengerjap mencoba membuka matanya. Masih mengantuk hm?

Setelah nyawanya berhasil terkumpul, Yeonjun hyung mulai menyendokkan makanan ke mulutnya. Aku tertawa melihat tingkahnya. Rubah manisku makan dengan mata terpejam. Aku pikir Yeonjun hyungku sangat mengantuk. Beruntung ia tidak salah menyuapkan makanan ke hidungnya!

Baru beberapa suap Yeonjun hyung makan, tiba-tiba ia berlari ke toilet. Apa yang terjadi? Aku sediki panik lalu mengikutinya ke toilet.

Yeonjun hyung membungkuk di depan wastafel. Kudapati ia tengah memuntahkan makanannya. Aku tersentak dan bergegas mendekatinya. Kuusap punggungnya untuk membantunya. Kenapa dengan rubahku? Apa ia sakit?

Daily Yeonbin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang