Extra: 01

6.2K 395 28
                                    

Yeonjun mengerjap. Menatap Soobin yang masih terlelap. Tubuh mungilnya direngkuh. Yeonjun tersenyum. Wobbit besar yang memeluknya sudah menjadi suaminya. Senyumnya semakin melebar tanpa takut bibirnya akan robek. Ia mengulurkan tangan, mengusap pipi kenyal milik Soobin. Dalam hati, Yeonjun terkagum. Tak hanya hebat, Soobin juga sangat tampan.

Tangan Yeonjun melirik cincin di jari manisnya. Lagi-lagi ia tersenyum. Sampai saat ini ia masih belum percaya jika ia sudah menikah. Seingatnya dulu ia masih laki-laki pemalu yang tak sadar tengah dikejar oleh wobbit berseragam sekolah. Kini ia sudah menjadi seorang istri dan ibu rumah tangga. Mengingat kata 'istri' dan 'ribu rumah tangga' membuat pipi Yeonjun bersemu. Ia pun tak sadar telah menggigit piyama Soobin.

Setelah tersadar dari kegilaannya, Yeonjun melepaskan pelukan Soobin di pinggangnya. Ia mengingat nasehat dari eommanya tentang bagimana menjadi 'istri' yang baik. Buru-buru yang berjalan keluar kamar dengan tergopoh-gopoh. Mulai pagi ini ia harus menjadi 'istri' yang baik. Yeonjun juga mengingat kalimatnya saat berhenti di pinggir jalan bersama Soobin. Ia berkata akan mengurus Soobin. Dan tekatnya pun membulat.

Yeonjun menarik napas dan menghembuskannya. Setelahnya ia berjalan ke ruang tamu dengan senyum lebar. Ia mengawali pekerjaan rumahnya dengan membuka gordyn. Menyapa sinar mentari di musim gugur. Lalu berjalan ke dapur, menyiapkan sarapan sederhana. Sejujurnya Yeonjun sedikit bisa memasak. Namun Soobin terus melarangnya berkutat di dapur. Dengan seperti itu, kemapuan memasaknya pun semakin menurun.

Karena kemampuannya yang masih terbatas, ia hanya akan menyiapkan telur mata sapi dan sosis goreng. Untuk minumnya, ia akan membuatkan susu almond kesukaan Soobin. Pertama yang ia lakukan adalah menggoreng telur. Yeonjun mengangguk dengan mantap.

"Ini mudah, jangan khawatir!"

Yeonjun menyemangati dirinya. Dengan gerakan cepat ia memasang apron lalu menyiapkan alat dan bahan. Dan memulai masak memasak. Namun ia harus mengerucutkan bibir di percobaan pertama. Telur mata sapi itu gosong! Percobaan kedua ia hampir menangis, rasanya begitu asin! Dan percobaan ketiga, senyumnya mengembang.

"Telur mata sapi yang sempurna!"

Yeonjun berbangga diri. Kemudian melanjutkan untuk menggoreng sosis. Tangannya sudah lihai. Tak ada bau gosong lagi. Semua dilakukan dengan sukses.

Rubah kecil itu meletakkan semuanya di meja makan, menatanya serapi mungkin. Setelah semua selesai, Yeonjun tertegun melihat meja makan yang sudah siap. Ia tak menyangka akan berhasil melakukannya. Jika dibayangkan memang terlihat susah, namun jika sudah dijalani dengan sepenuh hati akan sengat mudah layaknya membalik telapak tangan.

Urusan dapur sudah selesai. Yeonjun kembali ke kamar. Mengambil pakaian kotor di keranjang. Ia memandang dua jas yang berada di tangannya. Jas itu yang kemarin mereka pakai saat berdiri di altar. saling mengucap janji dan bertukar cincin. Setelah puas memandangnya, ia berjalan ke lantai bawah lalu memasukkannya di mesin cuci. Yeonjun tiba-tiba terkekeh. Ia teringat pernah memasukkan susu bubuk almond milik Soobin ke dalam mesin cuci. Jika dibayangkan, dulu ia begitu ceroboh.

Sembari menunggu, ia kembali lagi ke kamar. Mendengus ketika melihat Soobin masih terlelap. Yeonjun melirik jam, sudah hampir jam 6 pagi. Tidak biasanya Soobin masih memejam. Yeonjun berikir mungkin saja Soobin kelelahan. Beberapa hari sebelum mereka mengucap janji, Soobin terus menerus sibuk menyiapkan semua keperluan pernikahan mereka. Yeonjun pun tak berminat membangunkannya.

Yeonjun menghampiri Soobin. Mendudukkan pantatnya di samping wobbit yang terpejam itu. Wajahnya mendekat memberikan beberapa kecupan di wajah Soobin. Lalu tiba-tiba saja sepasang tangan melingkar di pinggangnya. Tubuh Yeonjun di tarik dan direngkuh. Soobin menarik tubuh Yeonjun untuk naik ke atas tubuhnya. Memaksa Yeonjun bersandar di dadanya.

Daily Yeonbin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang