25. Si Gembul

7.5K 597 171
                                    

25 April 2019
Dia sempurna apa adanya.

Kamis pagi. Aku dan Yeonjun hyung berada di ruang tengah. Aku duduk di sofa dan Yeonjun hyung duduk dilantai beralaskan karpet. Ia sibuk bermain dengan Daegi. Aku mengamatinya dari sofa.

Yeonjun hyung tertawa sembari memeluk Daegi. Sesekali ia menciumi Daegi. Yeonjun hyung sangat menyukai Daegi. Anjing itu terkadang lebih beruntung dariku! Menyebalkan!

Melihat Yeonjun hyung bermain dengan Daegi, membuatku teringat dengan masa lalu. Aku teringat saat aku dan Yeonjun hyung belum bersama seperti ini. Dulu kami saling asing. Aku tidak mengenal Yeonjun hyung, begitu pula dengan Yeonjun hyung. Yeonjun hyung tidak mengenalku. Bahkan tidak pernah bertemu denganku.

Setahun yang lalu, ketika aku masih berada di sekolah menengah atas tingkat akhir, aku melihat seorang laki-laki manis. Saat itu sedang musim panas. Aku dan sahabat perempuanku pergi ke Sungai Han untuk menikmati udara musim panas. Dan disanalah kali pertama aku melihat Yeonjun hyung.

Saat itu aku melihat seorang laki-laki tengah duduk di sebuah bangku dengan seekor anjing kecil di pangkuannya. Laki-laki itu mengusap bulu anjingnya dengan sangat lembut. Bibirnya mengerucut imut. Mulutnya sesekali bergumam. Aku juga sempat melihat ia tersenyum dan tertawa sembari memeluk anjingnya. Manis sekali.

Tanpa sadar aku tersenyum melihatnya. Temanku sempat memergokiku. Lalu menggodaku karena tengah tersenyum sembari mengamati laki-laki imut itu. Aku belum pernah tertarik dengan seorang laki-laki. Tapi lihat, orang yang duduk bersama anjingnya itu sudah mencuri perhatianku. Dia luar biasa. Aku bahkan belum pernah bertemu denganya dan hari ini aku hanya melihatnya dari kejauhan. Tapi dia mampu mengalihkan perhatianku.

Saat aku dan temanku kembali pulang, temanku sempat bertanya padaku apa aku menyukai laki-laki imut tadi. Aku sedikit ragu. Aku belum pernah jatuh cinta. Aku tidak tahu rasa sukaku saat itu hanya sekadar karena kagum atau karena hal lain. Aku benar-benar tidak paham.

Tiba-tiba temanku berujar jika laki-laki imut itu seniornya saat berada di sekolah menengah pertama. Namun seniornya tidak mengenalnya. Namanya Choi Yeonjun.

Lalu aku terkejud dengan ucapannya. Dia berkata jika aku menyukai laki-laki itu, temannku bersedia membantuku untuk mendapatkannya. Aku mengangguk setuju. Dan semenjak itu dia membantuku untuk mendapatkan laki-laki imut itu.

Aku sempat hampir menyerah mengejar Yeonjun hyung. Tapi temanku terus mendukung dan menyemangatiku. Aku pun kembali bangkit. Aku selalu mendengarkan arahan dari temanku. Hingga sedikit demi sedikit perjuanganku hampir membuahkan hasil.

Lalu perjuanganku untuk mendapatkan Yeonjun hyung berakhir saat aku lulus sekolah. Saat itu aku sedang menghadiri acara kelulusan. Aku tidak menyangka di tempat duduk barisan ke lima. Choi Yeonjun yang kusukai, dia berada disana. Saat aku naik ke atas panggung, Yeonjun hyung memperhatikanku. Bibirnya tersenyum sangat manis. Aku sangat senang saat itu.

Selesai acara kelulusan, aku keluar dari aula bersama Yeonjun hyung. Ia memberiku sebuah buket bunga. Tak lupa ia juga memberi selamat atas kelulusanku.

Aku merogoh ponsel di sakuku. Aku mengirim pesan pada sahabat perempuanku. Aku hendak mengundangnya untuk bergabung makan bersama Yeonjun hyung. Namun sayang sekali, sahabatku sedang buru-buru untuk menuju ke luar negeri. Ia harus segera menyiapkan kuliahnya disana. Aku mendesah. Dia bahkan tidak berpamitan denganku. Aku juga belum sempat mengenalkan Yeonjun hyung dengan sahabatku. Aku ingin meberitahunya jika dia adalah senior sahabatku. Menyebalkan!

Akhirnya sore itu kami hanya pergi berdua. Kami menikmati suasana sore hari di sekitar Sungai Han. Kami makan bersama di sebuah restoran tteokbokki. Kami berbincang banyak hal. Dan kami pun semakin dekat dan akrab.

Daily Yeonbin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang