4. Si Posesif

15.8K 1.3K 276
                                    


29 Maret 2019
Choi Soobin itu aneh!

Aku hendak berbelanja bulanan dengan Soobin di sebuah mall. Sebelum berangkat Soobin sudah membuat catatan untuk barang yang akan kami beli. Sembari menunggu Soobin menyelesaikan catatannya, aku pergi ke kamar untuk mengganti bajuku.

Hari ini diluar sangat panas. Aku akan memilih mengenakan baju pendek saja. Aku memilih-milih baju pendek koleksiku. Dan pilihanku jatuh pada kaos polos berwarna putih. Aku pun segera mengenakannya.

Seusai berganti pakaian aku keluar kamar lalu menemui Soobin di ruang tamu. Soobin tengah berdiri sembari mengecek catatan untuk memastikan semua barang sudah tercatat. Kupeluk tubuh tingginya dari belakang. Aroma Soobin sangat manis. Mirip kepribadiannya.

Soobin mengusap lenganku yang melingkar di perutnya. Ia masih fokus dengan catatannya. Lengan Soobin benar-benar bagus. Otot-ototnya keluar di lengannya. Wajahnya sangat tidak sinkron dengan lengannya yang kekar. Tubuhnya juga bagus. Aku lebih tua darinya tapi lihat tubuh ini. Sangat tidak adil. Harusnya aku yang lebih tinggi darinya.

"Soobin-ah, apa kau sudah memasukkan pisang dalam catatan?" Tiba-tiba aku teringat persedian buah pisangku yang sudah habis. Ya, pisang adalah buah favoritku.

"Tentu saja. Aku selalu mencatatnya paling atas." Jawab Soobin dengan diiringi tawa. Hey, kenapa dia tertawa? Apanya yang lucu?

Lalu dia memutar tubuhnya dan menghadap ke arahku. Ia memperhatikan ujung kaki hingga rambutku. Dan entah kenapa tiba-tiba kedua alisnya saling bertaut. Dahinya berkeut. Matanya menatap tajam padaku. Aku pun mengamati diriku sendiri. Apa yang aneh dariku? Kaosku tidak terbalik, sepatuku berwarna sama, aku juga sudah memakai celana. Jadi apa yang salah?

"Hyung, siapa yang menyuruhmu berpakaian seperti ini?" Tanya Soobin denga mata masih menatap tajam padaku. Tangannya berkacak pinggang.

"Apa yang salah dengan pakaianku?" Aku benar-benar tidak mengerti maksud Soobin. Menurutku pakaianku tidak ada yang aneh. Aku balas menatap Soobin dengan penuh tanda tanya.

"Tentu saja itu salah. Pakaian ini terlalu ketat. Bagaimana jika gadis-gadis diluar sana menggodamu?" Omelnya dengan jari yang menunjuk kaosku. Sekali lagi, Soobin itu sangat aneh.

"Bukahkah itu terdengar bagus? Itu berarti aku sangat tampan. Ahh aku tidak bisa membayangkan ketika gadis-gadis cantik itu mulai menggodaku." Aku tertawa dalam hati. Soobin yang aneh. Hari ini aku akan menjahilimu.

Tak berselang lama, tiba-tiba Soobin mencengkram pergelangan tanganku dengan kuat. Matanya semakin tajam menatapku. Rahangnya mengatup erat. Aku tidak megerti dengan sikap Soobin yang tiba-tiba berubah seperti ini. Sangat aneh. Aku tidak pernah melihatnya seperti ini sebelumnya.

Lalu ia mendorongku hingga punggungku menubruk dinding. Tangan kirinya menyentuh dinding. Menyudutkanku disana. Tangan kananya masih mencengkram pergelangan tanganku. Aku mengepalkan tanganku menahan sakit. Hari ini Soobin benar-benar aneh. Dia tidak terlihat sperti Soobin yang biasanya. Soobinku tidak pernah kasar. Dia selalu menjagaku dengan baik da merawatku dengan lembut. Kemana perginya Soobinku yang manis?

"Bukankah sudah bekali-kali aku katakan, hanya aku yang boleh melihat tubuh hyung hanya aku yang boleh menggoda hyung, dan hanya aku yang boleh melihat kulit putih hyung. apa hyung masih belum paham?" Nada suara Soobin sangat rendah. Auranya terasa sangat mencekam. Tatapan matanya sangat dingin. Cengkraman tangannya semakin kuat. Ini sangat menyakitkan. Aku juga khawatir dengan telapak tangan Soobin yang belum pulih betul. Tidak, jangan seperti ini. Itu juga akan melukainya. Redam amarahmu Soobin-ah. Aku hanya menggodamu.

“Soobin-ah.” Aku mencoba menyadarkan Soobin dengan memanggilnya selembut mungkin. Namun ia masih diselimuti amarah. Ia masih menatapku. Rahangnya terkatup semakin kuat. Aku paham amarahnya pasti benar-benar tersulut karena ucapanku. Aku juga paham Soobin itu sangat posesif. Ia tidak akan membiarkan orang lain menyentuhku bahkan hanya seujung rambut. Jadi wajar saja jika ia akan menggila setelah mendengar ucapanku yang kurang ajar tadi. Dan ini pertama kalinya Soobin dikalahkan oleh amarahnya. Sebelumnya Soobin berhasil mengontrol amarahnya. Pun jika ia sedang marah, ia hanya akan mengomel dan tidak pernh berbuat di luar batas seperti ini.

Daily Yeonbin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang