23. Si Rapuh

9.4K 636 204
                                    

⚠ warn! Mengandung konten dewasa!

-------
19 April 2019
Choi Yeonjunku, aku merawatmu!

Aku terbangun dari tidur nyenyakku. Ya, sangat nyenyak.
Yeonjun hyungku masih terlelap di sampingku. Ia memeluk guling kesayangnnya. Wajahnya terlihat menggemaskan. Bibirnya merah alami. Bulu matanya panjang. Napasnya sangat tenang.

Aku menggerakkan tanganku untuk merengkuh tubuhnya. Tubuh ini sangat nyaman di peluk. Aku mendekatkan wajahku lalu mencium kening rubah kecilku. Ciumanku turun menuju kedua matanya, pipinya, hidungnya dan berakhir di bibirnya. Aku melakukannya dengan sangat hati-hati. Aku tidak ingin mengganggu tidurnya. Aku tahu Jun hyung pasti lelah karena kegiatan kami semalam.

Tiba-tiba aku tersenyum mengingat kejadian semalam. Yeonjun hyung yang polos dan kekanakan, siapa yang mengajarimu bertingkah seperti hm? Aku mengusap kening Yeonjun hyung. Ia menggeliat kecil. Rubah kecil ini sangat rapuh. Jika bisa aku ingin disisinya 24 jam.

Aku membetulkan selimut yang dikenakan Yeonjun hyung. Aku tidak akan mengganggu tidurnya. Aku akan membiarkannya beristirahat.

Aku turun dari ranjang dan berjalan menuju dapur. Aku harus memasak. Sepertinya Yeonjun hyung harus makan sesuatu yang hangat. Aku pun memutuskan untuk membuat seolleongtang. Hari ini sangat dingin. Diluar sedang gerimis. Dari semalam hujan tidak kunjung reda.

Sembari menunggu makananku matang, aku memberi makan Daegi di ruang tengah. Daegi terlihat malas hari ini. Lihat saja, dia masih berbaring di tempat tidurnya. Dia enggan untuk bangun dan memakan makanannya. Terkadang sifat Daegi seperti Jun hyung. Menggemaskan.

Aku mencium bau seolleongtang yang mulai matang. Aku berjalan ke dapur untuk mematikan kompor dan menempatkannya di pada mangkuk. Lalu aku mengambil alat kebersihan dan mulai membersihkan rumah. Mungkin menurut orang-orang seorang istri lah yang seharusnya melakukan pekerjaan ini. Tapi aku tidak peduli. Aku tidak akan membiarkan Yeonjun hyung melakukannya. Aku tidak mau dia kelelahan.

Semalam Yeonjun hyung sudah melayaniku. Kini giliran aku yang akan melakukannya. Hari ini aku akan merawat dan memanjakannya. Aku penasaran apa hari ini Yeonjun hyung tidak bisa berjalan lagi? Aku ingat saat pertama kali melakukannya, di pagi hari rubah kecil itu merasa kesakitan saat hendak berjalan. Rubah kecil nakal yang rapuh.

Selesai dengan pekerjaanku, aku berjalan kembali ke kamar. Aku ingin memeriksa apakah Yeonjun hyung sudah bangun atau belum.

Saat aku membuka pintu kamar, aku melihat Yeonjun hyung tengah duduk di ranjang. Dia sudah terbangun namun matanya masih terpejam. Tangan mungilnya mengusap matanya. Rambutnya terlihat berantakan. Tubuhnya hanya mengenakan bathrobe. Aku ingat, semalam aku lah yang memakaikannya pada Yeonjun hyung.

"Binnie~" Yeonjun hyung memanggilku dengan suara khas bangun tidur. Tangannya masih mengusap matanya. Sesekali ia menguap. Lalu ia menatapku yang masih berdiri di ambang pintu. Bibirnya mengerucut, matanya berkedip lucu. Aku tersenyum melihatnya.

Yeonjun hyung mengulurkan kedua tangannya ke depan seakan meminta sebuah pelukan. Aku terkekeh sembari berjalan mendekatinya. Kupeluk rubah kecilku dengan erat. Tubuh rapuh ini milikku. Aku yang akan menjaga dan merawatnya.

"Selamat pagi rubah kecil!" Sapaku sembari mengusap rambunya yang berantakan.

"Ummm~" Yeonjun hyung menjawabku dengan gumaman. Kurasakan ia menyandarkan kepalanya di bahuku. Tangannya memainkan rambutku. Benar-benar seperti bayi!

"Apa hyung merasa mual?" Tanyaku sedikit menggodanya. Aku menahan tawa sembari mengecup pucuk kepalanya.

"Aku laki-laki! Aku tidak akan merasakan morning sick! Bodoh!" Yeonjun hyung memukul kepalaku pelan. Suaranya masih terdengar serak. Aku tertawa mendengar jawabannya. Rubah kecilku yang polos terkadang terkesan seksi.

Daily Yeonbin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang