58. Si Raja

4.6K 401 28
                                    

08 September 2019
Binbin, kau tampan sekali!
---------------------------------------

Sudah lebih dari sebulan orangtuaku memberi restu. Beberapa minggu yang lalu keluargaku dan keluarga Soobin melakukan pertemuan keluarga. Orangtua kami membicarakan tentang pernikahan kami. Setelah semua sudah beres, kami menyempatkan untuk berlibur bersama.

Hari ini kami begitu sibuk mempersiapan pernikahan. Sebenarnya bukan kami, namun kedua orangtua kami. Sejak awal bulan mereka begitu ribut. Menyiapkan baju kami, menyewa gedung, memilih jamuan, dan masih banyak lagi. Aku sudah menyarankan untuk menggunakan jasa wedding organizer. Namun para eomma itu menolak. Mereka ingin menyiapkan sendiri untuk kami. Baiklah terserah mereka saja.

Pernikahan kami tidak mewah. Mengingat kami bukan pasangan pernikahan yang umum. Tidak mungkin mengundang orang dari pihak luar. Kami hanya akan mengundang sanak saudara saja. Gedung yang kami sewa pun berukuran kecil. Kami tidak melakukan resepsi, hanya mengucap janji lalu melakukan makan-makan sederhana. Meskipun begitu, aku tidak keberatan.

Kami berniat malaksanakannya di luar negeri. Namun eommaku menolak karena terlalu jauh. Ia pun memutuskan untuk menikahkan kami di sebuah kota kecil. Kota itu berdampingan dengan kampung halamanku. Meski kotanya tidak ramai, namun tetap saja kami harus melakukannya secara tertutup.

Tadi pagi eomma menelepon, menyuruhku datang ke sebuah butik untuk mengambil tuxedo bersama Soobin. Hari ini aku begitu malas. Tubuhku juga masih sakit. Semalam Soobin menghukumku karena aku mencium Daegi. Dua ronde? Itu melelahkan! Lagi pula aku tidak merasa aku melakukan kesalahan. Aku hanya mencium Daegi bukan seorang pria. Kenapa wobbit itu begitu berlebihan?

"Baby hyung."

Suara derap langkah mendekat. Aku memejamkan mata. Menyembunyikan seluruh tubuhku di bawah selimut. Aku kesal dengan Soobin! Aku tidak ingin pergi, aku masih ingin bermalas-malasan. Ini musim gugur, diluar sangat dingin.

"Hyung, ayo bangun."

Soobin menggoyangkan tubuhku. Mencoba untuk membangunkanku. Namun aku enggan bergeming. Masih saja menyembunyikan tubuhku di bawah selimut. Beberapa saat setelah menggoyangkan tubuhku, Soobin mencoba menarik selimut yang kugunakan. Dengan susah payah aku mencoba menahannya.

"Sayang bangun!"

"Tidak mau!" Aku menggerutu di dalam selimut. Mengerucutkan bibir dengan penuh kekesalan.

"Kita harus mengambil baju!"

"Tidak mau! Tidak mau! Aku masih mengantuk!"

"Tidak mau ya?"

"'Ummm."

"Baiklah kalau begitu kita undur saja pernikahannya. Atau jangan-jangan sebenarnya hyung tidak mau menikah denganku?"

Mendengar pertanyaan itu, akun pun segera menyibak selimutku. Mendudukkan diri secepat kilat. Namun berakhir dengan rasa sakit dan ngilu di bagian holeku. Ini semua salah Soobin!

"Akhh sakit!" Aku meringis kesakitan sembari meremas selimut. Rasa sebalku membuncah ketika kudapati Soobin yang menertawaiku. Ia mendekat, lalu memelukku erat.

"Masih sakit?" Itu pertanyaan retorik Soobin! Tak perlu bertanya pun kau sudah tahu jawabannya.

"Ini semua karenamu! Wobbit mesum!" Keluhku sembari menarik rambut Soobin dan menggigit telinganya.

"Maafkan aku hyung." Tidak kesakitan, Soobin jutru tertawa kegirangan. Ia mengeratkan pelukannya sembari menggesekkan pipinya di rambutku. Berhenti bertingkah seperti ini!

"Kau sangat keterlaluan! Aku hanya mencium Daegi, bukan seorang pria! Tidak perlu berlebihan seperti itu!" Tak puas menarik rambutnya, aku pun memukul kepalanya. Jangan khwatir, aku tidak memukulnya keras. Aku tidak mungkin menyakiti calon suamiku.

Daily Yeonbin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang